Senin, 09 Juni 2014

Mengarang untuk Jadi Pengarang?

I Nyoman Suaka
http://www.balipost.co.id

Pelajaran mengarang kini memasuki babak baru. Untuk pertama kali dalam Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun pelajaran 2002/2003, pelajaran mengarang dipraktikkan di tingkat SLTP, SMU dan SMK. Siswa sempat kaget menerima kenyataan ini. Mengarang, dinilai oleh beberapa siswa sangat sulit. Tak ubahnya seperti pelajaran matematika, yang memang sebagian besar tidak diminati oleh siswa.
Ujian praktik mengarang ini terpisah dengan jadwal ujian tulis dan penyelenggaraannya berdasarkan otonomi sekolah masing-masing. Berbeda dengan ujian tulis Bahasa dan Sastra Indonesia yang merupakan induk dari mengarang, materi soalnya didrop dari Depdiknas pusat. Tidak saja mengarang dalam bahasa Indonesia, melalui ujian akhir tahun ini, siswa SMU juga wajib mengikuti praktik mengarang dalam bahasa Inggris. Akibatnya, ketakutan siswa kian bertambah.

Rasa takut dan kaget ini, di lingkungan siswa memang tidak berlebihan. Sebab, selama ini mereka telah dicekoki dengan sistem LJK (Lembar Jawaban Komputer) dan sistem evaluasi multiple choice (pilihan berganda). Kedua sistem ini artinya, peserta ujian tinggal mengucek nomor jawaban yang benar dari beberapa jawaban yang telah disediakan dalam soal itu. Maka dari itu, ketika diinformasikan ada ujian mengarang, siswa tidak percaya. Karena komputer secanggih apapun tidak bisa memeriksa karangan siswa. Pendapat seperti inilah yang merasuki siswa dan juga guru, sehingga pelajaran mengerang di kelas bertahun-tahun diabaikan.

Secara teoritis beberapa jenis karangan telah dipelajari oleh para pelajar seperti karangan narasi, eksposisi, deskripsi, persuasi dan argumentasi. Namun, ketika mereka disuruh mengarang, masalah pun langsung muncul. Kalimat pertama tidak muncul-muncul. Kata dan kalimat berputar-putar di kepala. Keadaan ini sungguh sangat tidak mengenakkan siswa. Apalagi dalam suasana ujian, soal mengarang ada di penghujung waktu. Akhirnya lahirlah sebuah karangan seadanya, asal ngumpul.

Persyaratan mengarang sangat ketat untuk mendapatkan nilai yang baik. Dalam Ebtanas tahun pelajaran 1995/1997 (tanpa LJK) tingkat SMU, soal mengarang bahasa Indonesia, tidak saja ketat tetapi juga cukup banyak. Siswa disuruh mengarang persuasi. Karangan terdiri atas tiga bagian (pendahuluan, isi dan penutup). Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, penggunaan ejaan yang benar, karangan harus rapi, hubungan antarkalimat dalam paragraf, hubungan antarparagraf dalam karangan. Peserta ujian harus memilih salah satu tema dari tiga tema yang telah disediakan dalam soal itu. Dengan persyaratan seperti itu, yang memang sudah standar, siswa tetap saja pusing memikirkan bagaimana caranya agar lahir sebuah karangan.

Caranya, memang tidak muncul begitu saja dalam ujian. Memerlukan waktu, latihan berulang-ulang dan kemauan. Semua itu adalah proses, sebab mengarang atau menulis merupakan suatu keterampilan. Semakin sering dilatih, maka siswa semakin terampil mengarang. Proses seperti ini jarang dilakukan di sekolah dan merupakan hal yang kurang mendapat perhatian oleh sebagian besar guru. Mengarang atau menulis bukan monopoli bidang studi bahasa, mata pelajaran lainnya juga bisa melakukan.

Pincang Mengarang

Sastrawan Taufik Ismail yang baru-baru ini dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa di bidang pendidikan sastra mengatakan, siswa di Indonesia saat ini dalam keadaan rabun membaca dan pincang mengarang. Dalam pidato pengukuhan gelar kehormatan di Universitas Negeri Yogjakarta itu, Taufik mengusulkan agar dalam setahun siswa setingkat SMU wajib menghasilkan 36 karangan dalam 36 kali pertemuan. Siswa SLTP wajib menulis 24 karangan (dalam 24 kali pertemuan setahun) dan siswa SD menghasilkan 12 karangan (dalam 12 kali pertemuan setahun).

Mengarang tidak bisa dipisahkan dari membaca. Bahkan kegiatan membaca sebagai modal dasar untuk siswa dapat mengarang. Untuk itu, Taufik yang sangat prihatin dengan kondisi pendidikan sastra di tanah air kembali mengusulkan agar siswa SMU wajib membaca buku sastra, 15 buah buku selama 3 tahun, siswa SLTP, 9 buku dan siswa SD, 3 buku sastra. Usulan berupa data-data mengarang dan membaca itu yang telah lama diperjuangkan oleh para sastrawan, akhirnya diterima oleh Pusat Kurikulum Depdiknas.

Penjabaran kurikulum seperti itu tentu tidak mudah dan tidak mungkin sekaligus. Sebab melibatkan banyak hal seperti penyediaan buku sastra, pengkaderan guru-guru khusus mengajar sastra, dan Ebtanas. Semua itu telah dirintis dan dirasakan di lingkungan pendidikan atas kerja sama Depdiknas dengan beberapa orang sastrawan melalui kegiatan-kegiatan sastra di pusat maupun daerah. Khusus tentang Ebtanas, yang kini berganti nama menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN) telah menampakkan hasil dengan diadakannya ujian praktik mengarang.

Mengarang memang wajib dan harus dipraktikkan. Ujian ini akan berdampak pada proses pembelajaran di kelas. Bagaimanapun, seorang guru kini harus menoleh kembali proses belajar mengajar di kelas. Guru yang paling berkompeten dalam hal ini adalah guru bahasa Indonesia. Kompetensi pelajaran bahasa Indonesia seperti yang dituntut dalam KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), salah satunya adalah siswa mampu mengarang atau menulis.

Tak Jadi Pengarang

Walaupun mengarang ini getol diperjuangkan oleh Taufik Ismail dan sastrawan lainnya, menurut hemat penulis, pelajaran mengarang di sekolah bukan untuk menghasilkan atau mencetak para sastrawan. Memang ada kesan seperti itu. Akan tetapi, mengarang dalam pengertian yang lebih luas — menulis, merupakan hal yang esensial dalam dunia pendidikan. Kemauan menulis merupakan cermin kaum terpelajar, bukankah begitu?

Kemampuan menulis di tingkat pendidikan dasar dan menengah akan sangat berpengaruh dengan kemampuan siswa kelak melanjutkan ke perguruan tinggi. Banyak tugas seperti peper, makalah, laporan dan skripsi harus diselesaikan dengan menulis atau mengarang.

Pada realitasnya, banyak mahasiswa yang terbengkalai kuliahnya, gara-gara tak mampu menulis. Demikian juga setelah bekerja, banyak pekerjaan yang terkait dengan tulis-menulis seperti laporan kegiatan, surat menyurat dan menyusun proposal. Bahkan zaman sekarang ini adalah ”zaman proposal”. Sedikit-sedikit buat proposal untuk mendapatkan dana, dari dana yang bernilai satu juta sampai ratusan juta jumlahnya.

*) I Nyoman Suaka, IKIP Saraswati Tabanan

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae