Eko Hendri Saiful *
Tabloid Seputar Ponorogo, edisi II 10-16 Jan 2012
Sejauh mana sosok yang bernama media mampu mengada dalam sejarah? Jawabannya mungkin tergantung seberapa ia mampu menulis sebuah puisi humanis. Puisi tidak hanya kumpulan kata yang dirangkai dengan nalar estetika, melainkan wujud konkret dari kesadaran manusia akan pentingnya berefleksi dan berempati. Memahami ungkapan Martin Heidger (1947) ,puisi merupakan sarana terbaik bagi manusia untuk mengada karena memiliki karakter yang paling mampu menghadirkan makna dunia serta meneguhkan kesadaran.
Lebih detail, Marcuse mengungkapkan bahwa puisi merupakan sarana pengungkapan manusia terhadap masyarakat, terhadap dirinya sendiri menampakkan kesadaran akan kebahagiaannya, ketidakpuasan atas dunianya yang semakin semrawut , membayangkan saudara-saudaranya serta alam yang tertindas serta kenyataan pahit yang ia alami.
Sebagai masyarakat Ponorogo saya mengakui bahwa kota ini memiliki banyak kekayaan budaya dan potensi obejk wisata. Yang paling menonjol, kebanggaan sebagai daerah yang pernah melahirkan Grebeg Suro serta kesenian Reog. Lebih menawan lagi dengan mitos Masjid Tegal Sari serta keksotikan Telaga Ngebel yang semakin mempersolek diri. Namun, hal itu tidak diimbangi dengan kehadiran media masa, khususnya media cetak di Ponorogo. Dan Ponorogo termasuk salah satu kota di Jawa Timur yang miskin media masa.
Ketika saya memasuki agen surat kabar di Ponorogo, saya berulang kali menemukan media cetak , seperti tabloid, majalah, koran serta buletin yang belum disentuh pembeli. Untuk kategori media nasional yang sering saya jumpai yakni Kompas, Jawa Pos, Republika, Tabloid Soccer, Majalah Hidayah serta SINDO. Sementara untuk media lokal ada Surya, Memorandum, Jurnal Madiun, dan terbanyak diisi Ponorogo Pos.
Lahirnya Tabloid Seputar Ponorogo, yang terbit pertama 3 Januari 2012 menandai awal pergantian tahun di Ponorogo. Di awal kelahirannya media ini mampu memberikan surprise tersendiri bagi masyarakat kita yang kecenderungan memiliki tingkat kekaguman tinggi pada sesuatu yang berbeda. Ialah bahasa pengungkapannya yang berbeda dari sebelumnya. Peristiwa serta ulasan suatu hal yang ditulis dengan bahasa puitika menjadi ciri tersendiri dibanding dengan media sebelumnya. Seputar Ponorogo memberikan kesadaran kembali kepada kita mengenai pentingnya sebuah media sebagai sarana untuk memahami gerak ilmu pengetahuan serta nilai-nilai kehidupan yang berkembang di masyarakat.
Puisi atau dunia sastra pada umunya jelas tidak menjanjikan apa-apa. Tidak untuk popularitas apalagi mencari finansial. Kalau sebuah media, seperti Seputar Ponorogo menulis beritta dengan bahasa puitika bertujuan untuk dikenal, tenar, apalagi memiliki tujuan awa untuk meraih finansial tentu ia akan kecewa. Namun, bisa saja itu akan memperkokoh eksistensi Seputar Ponorogo sebagai media lokal terbaik. Keistiqomahannyalah yang akan menguji.
Seperti bayi yang lahir dari seorang ibu. Seperti itu pula perjalanan sebuah media. Kini Seputar Ponorogo sudah mangalami proses kelahiran. Yang perlu di lakukan ialah apakah ia mampu belajar untuk menangis, berbicara lalu berjalan. Tentu masa-masa itu lebih sulit.
Layaknya sebuah media, tentu Seputar Ponorogo memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Hemat saya, Seputar Ponorogo tidak hanya menulis berita yang seringkali menjadi komoditas utama dunia jurnalistik. Lebih dari itu, ia berusaha menulis ilmu pengetahuan dengan bahasa estetika (bahasa puitik) untuk tujuan dua hal. Pertama, bermaksud memberikan informasi kepada pembaca mengenai keunikan dan potensi yang dimiliki oleh Ponorogo. Entah itu objek wisata maupun budaya. Kedua, mengajak pembaca untuk ikut berefleksi dengan kejadian atau hal yang ditulis oleh media.
Memahami ungkapan Emha Ainun Nadjib, bahwa puisi adalah salah satu jalan masuk memperkaya jiwa (Terus Mencoba Budaya Tanding, 103). Penilaian mengenai ideologi jiwa yang mampu menciptakan masyarakat mendekati dunia kesunyian. Mungkin seperti itu pula apa yang dilakukan oleh Seputar Ponorogo. Sekalipun bahasa yang digunakan bukanlah jenis puisi yang berirama dan bersajak, namun bahasa-bahasa itu merupakan sebuah puisi kehidupan yang melambangkan teriakan masyarakat Ponorogo akan miskinnya media yang berkualitas. Bahasa yang mendeskripsikan kehidupan di kota reog yang masih membutuhkan kesadaran empati masyarakatnya. Sebagai contonya, tulisan yang berjudul Senandung Gelap Hingga Provinsi, kisah tentang bocah tuna netra sejak lahir, Nabil Gholiazzummi (Seputar Ponorogo, 3-9 Januari 2012, hal:19).
Kita mengenal ada tiga budaya yang membangun peradaban manusia. Salah satu budaya itu adalah buadaya tulis. Mungkin dengan kelahiran Seputar Ponorogo ini, mampu menyadarkan kembali masyarakat Ponorogo mengenai pentingnya budaya tulis. Karena bagaimanapun juga budaya tulis sangat berguna dan bermakna mendokumentasikan semua semua pencapaian manusia, baik yang berupa konsep nilai kehidupan, maupun karya budaya material.
Benedict Anderson, dalam bukunya Imagined Community :Reflection of The Origin and Spread of Nationalism (1983) menegaskan pentingnya kapitalisme cetak dalam memberitakan peristiwa yang terjadi di sejumlah daerah secara simultan dihadapan para pembacanya, serta mampu menggunakan bahasa yang menyentuh pembaca hingga pembaca ikut hanyut di dalamnya. Dalam konteks kelahiran Seputar Ponorogo ini, tentu beritanya adalah segala peristIwa yang belum digali oleh media nasional. Karena itu merupakan salah satu modal dari media lokal. Hidup secara berdampingan secara langsung tentu lebih memahami pola pikir masyarakat.
Akhirnya, puisi merupakan wujud pengungkapan atas kesadaran, kepahitan, kegagalan, kesuksesan serta keindahan. Seperti apa yang di sampaikan oleh Gede Prama. Seperti itu pula kita berharap bahwa Seputarp Ponorogo lebih kreatif dalam menulis puisi-puisi yang humanis: menyentuh masyarakat, menyentuh pemerintah, serta menyentuh pembaca. Sekalipun lahir dari rahim jurnalis yang dituntut untuk mampu menghadirkan fakta dan realita aktual, atau hidup dalam pengejaran materi sebagaimana sosok media masa. Seputar Ponorogo harus mampu berdamai. Berdamai dengan pemerintah, berdamai dengan masyarakat, serta mendamaikan pemerintah dan masyarakat.
*) Eko Hendri Saiful, Ketua Himpunan Mahasiswa Penulis (HMP) STKIP PGRI Ponorogo.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzieb
A. Azis Masyhuri
A. Dahana
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S Laksana
Aan Frimadona Roza
Aang Fatihul Islam
Abd. Rahman Mawazi
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adhy Rical
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adin
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afnan Malay
AG. Alif
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan MN
Agung Poku
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Subagyo
Agus Salim
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Naufel
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Alang Khoiruddin
Alex R Nainggolan
Alfred Tuname
Ali Irwanto
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alvi Puspita
Amandus Klau
Amel
Amien Kamil
Anam Rahus
Andaru Ratnasari
Andong Buku #3
Angela
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Ari Pahala Hutabarat
Arie MP Tamba
Arif Bagus Prasetyo
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Juanda
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Astrid Reza
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Awan Abdullah
Ayi Jufridar
Azyumardi Azra
B Sugiharto
Badrut Tamam
Bagja Hidayat
Bahrul Ulum A. Malik
Bakdi Soemanto
Balada
Bambang kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Baskara T Wardaya SJ
Bayu Agustari Adha
Bayu Ambuari
Beni Setia
Benny Arnas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Berto Tukan
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonnie Triyana
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiarto Shambazy
Buldanul Khuri
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chandra Iswinarno
Cover Buku
D. Zawawi Imron
Dadan Sutisna
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danang Probotanoyo
Danarto
Daniel Paranamesa
Dareen Tatour
Darju Prasetya
Darma Putra
Darwis Rifai Harahap
Dayat Hidayat
Dede Kurniawan
Deepe
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dhewi Susanti
Dian Hartati
Diana AV Sasa
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djunaedi Tjunti Agus
Doan Widhiandono
Doddy Hidayatullah
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Dr Junaidi
Dr. Simuh
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Dwi Wahyu Handayani
Dwicipta
Dyah Ratna Meta Novi
Edeng Syamsul Ma’arif
Eduard Tambunan
Edy Firmansyah
Edy Sartimin
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Endhiq Anang P
Endi Biaro
Esai
Eva Dwi Kurniawan
Evan Ys
Evi Idawati
Evieta Fajar
F Rahardi
F. Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatmin Prihatin Malau
Fauzan Al-Anzhari
Fenny Aprilia
Festival Gugur Gunung
Fikri. MS
Firdaus Muhammad
Fransiskus Nesten Marbun ST
Franz Kafka
Free Hearty
Furqon Abdi
Gde Artawan
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Noy
H. Rosihan Anwar
Hadi Napster
Halim HD
Hamdy Salad
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasanudin Abdurakhman
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hastho Suprapto
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendra Sugiantoro
Hendriyo Widi
Henry H Loupias
Heri CS
Heri Latief
Herman Hasyim
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Hesma Eryani
Hikmat Gumelar
Hilyatul Auliya
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
Humam S Chudori
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idha Saraswati
Idris Pasaribu
Igk Tribana
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Q. Moehiddin
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian koto
Inggit Putria Marga
Irman Syah
Isbedy Stiawan ZS
Ismi Wahid
Istiqomatul Hayati
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
J. Sumardianta
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jenny Ang
Jihan Fauziah
Jimmy Maruli Alfian
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf A.N
Kalis Mardi Asih
Karkono
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Khawas Auskarni
Khoirur Rizal Umami
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kusno
Kuswaidi Syafi’ie
L.N. Idayanie
Laksmi Pamuntja
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lies Susilowati
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
LP3M Universitas Jember
Lukman Asya
Lutfi Mardiansyah
M Arman AZ
M Hari Atmoko
M. Dhani Suheri
M. Faizi
M. Haninul Fuad
M. Ikhsan
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marlin Bato
Martin Aleida
Marwanto
Maryati
Mas Ruscitadewi
Mashuri
Maya Azeezah
Media: Crayon on Paper
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggalang Dana Amal
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mestika Zed
Michael Gunadi Widjaja
Michael Ondaatje
Mihar Harahap
Mikhael Dua
Mila Novita
Misbahus Surur
Misranto
Moch. Faisol
Moh. Asy'ari Muthhar
Muh Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Farhand Muzakki
Muhammad Ghufron
Muhammad Hidayat
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammad Yulius
Muhammadun A.S.
Muhibin AM
Muhidin M Dahlan
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Mursai Esten
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang Fahrudin
Nanang Suryadi
Naskah Monolog
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nissa Rengganis
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Novelet
Novianti Setuningsih
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nunung Nurdiah
Nunuy Nurhayati
Nur Ahmad Salman H
Nur Cholish Zaein
Nur Faizah
Nur Hidayati
Nuraz Aji
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurul Anam
Nuryana Asmaudi SA
Ode Barta Ananda
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pameran Lukisan
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Priyambodo RH
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Dachroni
R. Timur Budi Raja
Rachmat H Cahyono
Radhar Panca Dahana
Rahmi Hattani
Rainer Maria Rilke
Rakai
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Ramadhan Batubara
Rambuana
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Rida Wahyuningrum
Ridwan Munawwar
Rilla Nugraheni
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rosidi
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rz. Subagyo
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Saripuddin Lubis
Sastra Pemberontak
SastraNESIA
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Si Burung Merak
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Sjaiful Masri
Sjifa Amori
SLG STKIP PGRI Ponorogo
Soeharto
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Fitri Ana
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sudarmoko
Sugeng Satya Dharma
Sujiwo Tejo
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Suseno
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutirman Eka Ardhana
Suwandi Adisuroso
Suyadi San
Switzy Sabandar
Syah A. Lathief
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syifa Aulia
Sylvianita Widyawati
Tamrin Bey
Tan Malaka
TanahmeraH ArtSpace
Taofik Hidayat
Taufik Alwie
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh LR
Teguh Pamungkas
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Timur Sinar Suprabana
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Wahono
Triyanto triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Ulfatin Ch
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utami Widowati
Veven Sp. Wardhana
W Haryanto
W.S. Rendra
Wandi Barboy Silaban
Wanitaku-wanitaku
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Wayan Supartha
Wendi
Wildan Nugraha
Wishnubroto Widarso
Wong Wing King
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanto le Honzo
Yasraf Amir Piliang
Yeni Mulyani
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yuli Akhmada
Yulia Sapthiani
Yuliarsa
Yunanto Sutyastomo
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar