Minggu, 18 Maret 2012

Sivit Ni Khy Lakhom Kom

Hasan Junus
http://www.riaupos.co/

Dalam suatu kesempatan William Shakespeare (1564-1616) pernah mengatakan, hidup ini sebuah sandiwara. Pengarang Laos Leng Phouphangeum juga mengatakan hal semirip ucapan Shakespeare karena sebuah fiksi karyanya diberi berjudul ‘’Sivit Ni Khy Lakom Kom’’ (‘’Hidup Ini seperti Panggung Wayang Kulit’’).’’ Karya fiksi dari negeri Laos yang cukup terkenal ini selalu disetarakan bersama karya-karya dari Laos masa-kini lainnya di antaranya ‘’Thale Sivit’’ (‘’Lautan Hidup’’) karya bersama Panai dan Douangchampa. Kedua karya ini sebagaimana kebanyakan karya sastra Laos masa-kini lainnya dimuat di dua majalah sastra Laos yaitu Phay nam yang terbit sejak Juni 1972 dan Nang yang terbit sejak Desember 1972.

PADA masa lampau yang jauh para sejarawan mencatatnya tahun 713 ada kerajaan Nan-Tchao yang sering digempur negeri-negeri tetangga. Pada abad ke-14 negeri ini pernah bernama kerajaan Lan Xan dan Lan Na sampai bernama Republik Demokratik Rakyat Laos pada 1975. Luas negeri ini menurut Le Petit Larousse Illustri 1993 halaman 1456 ialah 236 800 Km persegi dan berpenduduk 4.100.000 jiwa. Sejak masa lampau raja-raja feodal Laos telah berhasil mempertahankan negerinya dari para penceroboh tradisional terutama yang terdiri dari Siam @ Muai Thai dan Viet Nam.

Puncak karya sastra Laos pada abad ke-16 bermula dengan puisi yang seabad kemudian menghasilkan kumpulan sajak Sin Xay oleh Thao Pangkham, diterjemahkan ke bahasa Inggeris menjadi The Sin Xai pada 1967. Karya puisi ini memang sengaja dikomposisikan untuk didendangkan diiringi musik. Karya ini mengandung epik yang menggambarkan keluasan pemandangan lahir dan batin diselang-seling dengan percintaan demi percintaan dan peperangan demi peperangan yang memunah-ranahkan kehidupan dan segala yang hidup.

Tentu saja cukup banyak pengarang, golongan terpelajar dan bangsawan, yang menulis dalam bahasa Perancis di Laos yang tercatat bermula pada 1930 dan 1940-an. Sebut saja nama-nama seperti Katay Don Sasorith (1904-1959) dengan karyanya ‘’Comment joue-t-on le phayton?’’ (1931; ‘’Bagaimana memainkan phayton?’’), Phetsarath Ratanavongsa (1890-1959), Souphanouvong (lahir 1912), Souvanaphouma (lahir 1901 di Luang Prabang dan meninggal di Vientiane 1984), Nhouy Abhay (lahir 1909) dan lainnya.

Karya dalam bahasa Perancis lainnya yang luas dikenal di antaranya ‘’Tempjte sur le Laos’’ (1961; ‘’Badai di atas Laos’’) sebuah roman @ novel dari sudut pandang seorang kepercayaan raja yang digolongkan dalam sastra jurnalisme politik karya Sisouk Na Champassak. Demikian juga Phoumi Vongvichit pengelola puncak Front Patriotik Lao dikenal luas dengan karyanya tahun 1968 ‘’Le Laos et la lutte victorieuse du peuple lao contre le neo-colonialisme americain’’.
Selama tiga dasawarsa di awal abad ke-20 Laos dijajah Perancis dan pada masa inilah para penyanyi tradisional yang dalam bahasa Laos dinamakan mohlam paling sibuk menciptakan serangkaian panjang puisi Laos yang didendangkan.

Tak dapat disangkal kalau dikatakan para mohlam ialah para pejuang bersenjatakan nyanyian. Sempadan yang mereka kenal bukanlah sempadan geografis melainkan sempadan kultural karena perbedaan bahasalah yang menjadikan langkah para pendendang itu terhenti melaksanakan perjalanan panjangnya di sekotah negeri Laos. Selain dari bahasa Loas bahasa Thai juga ikut berpengaruh bahkan dipakai sebagai salah-satu alat ekspresi yang disukai. Sebagai contoh pada tahun-tahun sekitar kemerdekaan Laos dari Perancis pada 1950-an banyak muncul karya-karya berbobot politik dari sudut pandangan orang Lao (ini bukan lapsus calami: harus ditulis l-a-o) yang memang berasal dari golongan elite. Pada 1956 terbit sebuah karya penting dalam bahasa Thai karya Pangeran Phetsarath berjudul ‘’Chao Phetsarat: Burut lek haeng Ratcha’anachak Lao’’ yang diterjemahkan ke bahsa Inggeris pada 1978 sebagai ‘’Iron Man of Laos: Prince Phetsarath Ratanavongsa’’ yang memberi pandangan hidup seorang Laos yang langsung terlibat sejarah modern negerinya.

Pada masa-masa perjuangan kemerdekaan sampai 1960 sebuah karya puisi monumental dihasilkan seorang penyair kelahiran 1930 bernama Khamchan Pradith yang menulis Mes pohmes (1960; Sajak-sajakku) dalam bahasa-bahasa Lao, Perancis, dan Inggeris. Sementara kumpulan cerita-pendek yang paling dikenal dari kesusastraan modern Laos dalam bahasa setempat terbit pada 1968 berjudul Kay pa (Belibis Kayu). Tak lama setelah itu tepatnya pada 1978 terbit pula kumpulan cerita-pendek lainnya berjudul Siang oen khong phay (Jeritan Minta Tolong). Pada masa itu pula terbit sebuah kumpulan sajak bergaya ‘’lam’’ tradisional yaitu Kon lam pativat (Lagu perjuangan).

Para penyanyi tradisional Laos yang dinamakan mohlam berkeliling ke sekotah negeri Laos di mana bahasa Laos masih dikenal dan dipakai untuk mendendangkan puisi-puisi masa-kini. Dan bukan hanya puisi-puisi didendangkan, juga cerita-cerita pendek dan nukilan roman @ novel dibacakan dengan gaya bernyanyi oleh para penyanyi tradisional itu. Inilah kunci mengapa karya-karya sastra Laos mencapai ke sebagian besar penduduk negeri yang berjumlah empat juta jiwa lebih sedikit itu.

Dengan landasan yang lebih-kurang seperti inilah ditegakkan kegiatan bersastra seorang sastrawan Laos bernama Somsy Dexakhamphou berhasil meraih South East Asia Writer Awards 2001. Viseth Svengsuksa meraih hadiah itu tahun 2002 bersama dengan teman-teman dari negeri-negeri bertetangga yaitu Dharmanto Yatman (Indonesia), Anwar Ridhwan (Malaysia), Roberto T Anonuevo (Filipina), Mohamed Latiff Mohamed (Singapura), Nguyen Kien (Vietnam), Prabda Yoon (Thailand), Seng Sam An (Kamboja), dan Rosli Abidin Yahya (Brunai Darussalam).

Somsy Dexakhamphou dilahirkan tahun 1927. Sebagai penyair ia lebih dulu dikenal sebagai seorang Laos yang mengenal puisi-puisi dalam bahasa Perancis. Sementara Viseth Svengsuksa dapat pendidikan di balai latihan keguruan semacam IKIP di ibukota Laos Vientiane sebelum melanjutkan pendidikan ke Univeritas Voronezh di Rusia mempelajari jurnalisme. Ia memulai pekerjaan sebagai penyunting berita luar negeri pada surat-kabar Noum Lao sebelum jadi anggota Parlemen Laos.

Karya-karya dari para pengarang dan penyair dan teaterawan yang berhasil meraih hadiah besar seperti Hadiah Nobel seyogianya dipandang sama dengan karya-karya dari para penyair dan pengarang dan teaterawan dari negeri-negeri seperti yang terhimpun dalam ASEAN yang setiap tahun juga memberi hadiah seperti juga hadiah-hadiah sastra lainnya.***

19 Februari 2012

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae