Minggu, 01 Januari 2012

Adakah Tali-Temali Sastra dan “Pemberontakan”?

Damar Juniarto
http://www.kompasiana.com/damdubidudam

Pemberontakan rakyat terjadi di Mesir tahun 2011 ini. Sementara itu sekian lama sastra di Timur Tengah (Negara-negara Arab hingga Mesir) kerap mengusung tema “pemberontakan” dan dipenuhi kisah para penulis yang harus keluar masuk penjara karena buah pikirannya yang dianggap subversif. Benarkah ada hubungan antara sastra dan pemberontakan sesungguhnya yang terjadi di luar ranah sastra?

SEKIRANYA sastrawan Mesir sekaligus pemenang Nobel Sastra tahun 1988, Naguib Mahfouz, masih hidup hingga hari ini, ia akan berusia 100 tahun (11 Desember 1911) dan sudah barang tentu ia akan bereaksi senang pada apa yang terjadi di Mesir belum lama ini. Unjuk rasa besar-besaran menentang Hosni Mubarak terjadi jauh lebih besar dari tahun 1981, di masa Naguib Mahfouz masih menulis. Diawali dengan seorang pria berusia 50 tahun membiarkan dirinya sendiri terbakar di luar gedung parlemen, meniru aksi bunuh diri di Tunisia pertengahan Desember 2010. Kemudian rentetan peristiwa setelah itu menimbulkan pemberontakan rakyat dan menggulingkan kekuasaan Mubarak.

Apa yang terjadi pada tahun 2011 ini seperti menjawab apa yang sudah ditulis sebelumnya oleh Naguib Mahfouz dalam kurun waktu hidupnya. Ia telah menulis paling tidak 33 novel, 30 naskah drama, 13 antologi cerita pendek, dan novel-novelnya telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, terlebih setelah ia memenangkan Nobel Sastra pada tahun 1988. Buah pikirannya merentang luas mulai dari realisme sosial hingga cerita sahibul hikayat yang ada dalam kisah seribu satu malam. Karya-karya awalnya bicara tentang kepemimpinan Mesir dengan memproyeksikannya dalam kisah yang terjadi di Mesir Kuno. Kemudian ia menulis trilogi Kairo yang menghantarkan anugerah Nobel Sastra yang secara lugas berbicara tentang Mesir Modern lewat kehidupan keluarga Mesir selama tiga dekade, mulai dari revolusi melawan pendudukan Inggris tahun 1919 hingga akhir Perang Dunia Kedua.

Di Indonesia, karya-karya Naguib Mahfouz yang dikategorikan ke dalam genre sastra Arab paling banyak diterjemahkan setelah puisi-puisi Kahlil Gibran. Tercatat mulai dari Pengemis (Grafiti 1996), Lorong Midaq (Yayasan Obor Indonesia, 1996), Aku Musa Engkau Firaun (Tarawang, 2000), Kabar Dari Penjara (Tarawang 2000), Hari Terbunuhnya Presiden (Fajar Pustaka Baru, 2000), Di Bawah Bayang-Bayang Perang (Fajar Pustaka Baru, 2000), Zahiya (Tarawang, 2000), Awal dan Akhir – Jilid I dan II (Yayasan Obor Indonesia, 2000), Hotel Miramar (Fajar Pustaka Baru, 2001), Cinta di Kota Terlarang (Bentang), Kisah Seribu Satu Siang dan Malam (Bentang, 2002), Lelaki dalam Pasungan (Jendela, 2003), Demit (Pustaka Alief, 2003), Harafisy (Bentang, 2004), dan Karnak Cafe (Alvabet, 2008). Apa yang dapat dipelajari dari karya-karya Naguib Mahfouz ini?

Sastra sebagai Potret Sosial

Dalam novel Awal dan Akhir (Yayasan Obor Indonesia, 2000), misalnya, Naguib Mahfouz tidak tanggung-tanggung menggambarkan persoalan yang mendera masyarakat Mesir pada tahun 1940-an: kemiskinan. Tetapi ia tidak menjual cerita kemiskinan sebatas persoalan ketidakmampuan daya beli dan sumpah serapah mereka yang miskin atas kemalangan hidupnya, Mahfouz membungkusnya dengan sebuah konflik moral, material dan spiritual yang insightful. Novel itu bercerita tentang problem yang dialami oleh sebuah keluarga kelas menengah di Mesir yang tiba-tiba saja terpuruk dalam kemiskinan karena kematian ayah mereka yang menjadi tulang punggung keluarga. Korupsi dan pengelolaan layananan masyarakat yang buruk turut menjadi latar novel ini di saat kisah tragis terjadi secara beruntun pada keluarga Kamel Affandi Ali ini. Lewat cerita bergaya realisme sosialis ini, Mahfouz menyodorkan betapa rentannya kehidupan di Mesir pada saat itu dan kejadian tragis yang terjadi pada keluarga Kamel Effendi Ali adalah cerita milik semua keluarga di Mesir.

Tetapi karya yang paling kental jati dirinya sebagai potret sosial adalah trilogi Kairo: Bayn al Qasrayn, Qasr al Shawq, Sukkariya (Between-the-Palaces, Palace of Longing, Sugarhouse) yang dinamakan sesuai nama jalan yang benar-benar ada di Mesir. Karakter-karakter di dalam ceritanya hampir kebanyakan adalah orang-orang pada umumnya: PNS, tukang sayur, penjaga warung, pensiunan, maling kelas teri, petani, pelacur, perempuan yang terbelenggu tradisi, hingga orang yang salah tangkap.

Sastrawan Sebagai Penyulut “Pemberontakan”

Disebut dalam keterangan karir kepenulisannya, Naguib Mahfouz menulis pada umur 17 tahun dan pada awal-awal karyanya ia terpengaruh oleh Taha Husayn, yang karyanya memicu reaksi histeris orang-orang konservatif. Sewaktu kuliah ia banyak membaca Salama Musa, editor al-Majalla al-Jadida dan memegang teguh prinsip “percaya pada ilmu eksakta, sosialisme dan toleransi.” Selepas Perang Dunia Kedua, Mahfouz meninggalkan pikiran sosialisme dan masuk ke jurang pesimisme yang dalam. Ia kerap kali mempertanyakan fungsi sastra. Mesir pada masa itu mulai semakin represif. Banyak sastrawan yang terang-terangan bersuara menentang represi berakhir dengan penangkapan dan pelarangan buku.

Kemudian Naguib Mahfouz menggunakan metode menulis dengan cara ini membuat Naguib Mahfouz bisa menyampaikan “pemberontakan”-nya pada pemerintahan yang menyengsarakan rakyat Mesir kebanyakan pada masa itu tanpa harus menjadi sia-sia karena berujung pada pemberangusan karya dan pemenjaraan dirinya. Kekuasaan yang represif itu ditelikung Mahfouz dengan menyodorkan cerita-cerita fiksi historis yang berlatarbelakang Mesir Kuno. Padahal di dalamnya, Mahfouz menyampaikan tiga hal yang menyebabkan Mesir bobrok, yakni: monarki yang lalim, imperialisme, dan antek-antek imperialisme. Dengan cepat karya-karyanya diterima masyarakat dan kemudian disusul kisah-kisah berikutnya dengan realisme sosialis yang lebih matang lagi.

Tali-Temali?

Pembuktian sahih atas apa yang ditulis Naguib Mahfouz memicu pemberontakan di tahun 2011 jelas belum ada dan barangkali tidak ada. Tetapi saya yakin bahwa Naguib Mahfouz adalah novelis yang turut mengkonstruksikan adanya gagasan “pemberontakan” ke dalam alam pikiran masyarakat Mesir akan pemerintahan yang represif dan tidak mendengarkan suara rakyat.

Diktum “sastra berbicara pemberontakan intelektual” bukanlah slogan kosong. Banyak sastrawan di belahan negara lain telah membuktikannya. Ismael Kadare di Albania, Naguib Mahfouz di Mesir, Halldór Kiljan Laxness di Islandia dan sederet sastrawan lain dapat disebutkan. Bagaimana dengan Indonesia? Barangkali ini juga yang perlu ditemukan agar semangat “pemberontakan” itu selalu hidup dalam diri kita sehingga saat media yang lain tersumbat, sastra dapat maju ke depan mengambil peranan.

[dam] /14 December 2011
Dijumput dari: http://bahasa.kompasiana.com/2011/12/14/adakah-tali-temali-sastra-dan-pemberontakan/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae