Rabu, 06 Juli 2011

Ikhtiar Jiwa Melestarikan Bangsa

Muhammad Subarkah
Republika, 28 Juni 2011

Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbaur cakrawala

BAIT syair “Dengan Puisi Aku” yang pernah populer dinyanyikan Bimbo tertempel di sebuah dinding mushala mungil yang menghadap lereng Gunung Merapi dan Singgalang. Dari kejauhan, terlihat kabut yang mulai turun. Angin terus melunak. Udara berubah dingin.

“Ya inilah rumah kedua saya,” kata sang penulis syair itu, Taufiq Ismail. “Di kompleks Rumah Puisi ini ada mushala, perpustakaan, ruang pertemuan, sedangkan di sebelahnya ada Rumah Budaya milik Fadli Zon,” ujarnya lagi. Taufik bercerita tentang Rumah Puisinya pada awal Juni lalu. Lokasinya tak jauh dari kampung kelahirannya yang hanya delapan kilometer dari Kota Bukittinggi. “Istri saya, Ati, yang memeloporinya. Pada suatu hari, dia bertanya siapa yang akan membaca koleksi buku dan puisi saya setelah meninggal? Nah, dari situlah muncul ide membuat Rumah Puisi,” kata Taufiq.

Pada sisi lain, lanjut Taufiq, pendirian rumah ini juga sebagai upaya konkret untuk melawan amnesia orang Indonesia akan bahasa dan sastra Indonesia. Apalagi, dia pun mendengar bila saat ini mata pelajaran bahasa Indonesia di mata siswa sekolah menjadi ‘hantu’ dalam Ujian Nasional (UN). “Bayangkan, mereka yang tak lulus UN itu bukan karena jeblok nilai matematika atau bahasa Inggrisnya. Mereka tak lulus karena buruk nilai ujian bahasa Indonesia,” ujar Taufik sembari geleng-geleng kepala.

Pada kenyataan lain, mundurnya kemampuan berbahasa tersebut semakin nyata ketika satu per satu ikon sastra Indonesia terancam masuk ke ‘liang kubur’. Majalah sastra Horison yang sudah memasuki usia lebih dari empat dasawarsa, kini terancam gulung tikar. Taufik yang juga selalu menjadi salah satu pengelolanya menyatakan oplahnya tinggal 2.000 eksemplar saja.

“Belum lagi Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin yang juga terancam bubar. Kita sedih sekali atas adanya kenyataan tersebut. Padahal, koleksi karya sastra yang ada di sana luar biasa. Tapi, itulah kita. Semuanya tampaknya mulai rabun akan arti pelestarian bahasa nasionalnya sendiri,” ujar Taufiq.

***

Berangkat dari kecemasan atas munculnya amnesia terhadap bahasa dan sastra Indonesia itulah, di ujung senja hidupnya, Taufiq yang juga sebagai penerima gelar doktor honoris causa dari Universitas Negeri Yogyakarta ini memutuskan untuk membuat sesuatu di kampung halaman, yakni mendirikan Rumah Puisi. Pendirian bangunan ini didanai dari hasil kerja kreatifnya selama berkecimpung di dunia sastra. “Sebagian uangnya juga dari dana penghargaan yang didapat dari Habibie Award,” katanya.

Melalui Rumah Puisi itulah, dia kemudian membuka kesempatan bagi siapa saja untuk belajar sekaligus mengenal khazanah sastra. Salah satu hasilnya terlihat dengan munculnya serombongan siswa sekolah dari Perguruan Putri Diniyyah Padang Panjang yang pada awal Juni lalu itu menyambanginya. Melihat kedatangan mereka, Taufiq pun terlihat begitu antusias menyambutnya.

“Assalamualaikum apa kabar?” katanya. Puluhan remaja putri itu segera menyambut salamnya dengan antusias seraya bergantian bersalaman. Taufiq kemudian mempersilakannya masuk ke dalam rumahnya. Dia kemudian bercerita panjang lebar mengenai berbagai karya sastra yang tersimpang di rak perpustakaannya dan aneka kutipan bait puisi yang terpasang di dinding rumahnya.

“Itu kutipan pernyataan Marilyn Monroe. Dia mengaku tak suka kepada pembuat puisi, tapi suka pada lelaki yang suka pada puisi,” kata Taufiq sembari tersenyum kecil. Dia kemudian bercerita bahwa si artis itu tak suka kepada penulis puisi karena yang dimaksudnya sebagai lelaki penyuka puisi adalah pacarnya, yakni Presiden AS John F Kennedy.

Nah, selain bertemu dengan para siswa, sehari sebelumnya Taufik juga menerima kunjungan para guru bahasa Indonesia dari Kota Padang Pariaman. Saat itu, terjadi diskusi yang hangat mengenai cara mengajar bahasa Indonesia dengan baik dan tidak membosankan peserta didik. “Tak berbeda dengan siswanya, para guru juga harus banyak membaca. Ajarilah anak didik Anda mengemukakan pikiran dengan bahasa Indonesia. Jangan terpaku pada soal tata bahasa,” katanya.

Pada kesempatan itu, dia kemudian membuka hasil penelitiannya mengenai suasana pengajaran bahasa di sekolah yang ada di Indonesia. “Di sekolah Indonesia, murid diajar tidak membaca karya sastra. Ini jauh berbeda dengan sekolah di Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Jepang, bahkan sekolah zaman Belanda kita sekalipun.”

Bagi sebagian kecil kalangan, terutama yang selama ini meminati bidang sastra, ungkapan Taufiq itu memang bukan barang baru. Tapi, sebagian besar lainnya, terutama para guru bahasa Indonesia, kenyataan ini memang sangat mengagetkan. Apalagi, dalam diskusi itu, ternyata diketahui bila di sekolah-sekolah memang masih jarang yang mempunyai perpustakaan sekolah.

Ketiadaan sarana perpustakaan yang memadai diakui sastrawan dan budayawan, Ajip Rosidi. Padahal, tersedianya buku sastra itu menjadi hal yang pokok ketika mencari acuan mengenai penggunaan bahasa yang benar. “Di sekolah-sekolah, memang kita tidak ada perpustakaan yang lengkap. Kalaupun ada, koleksinya pun bukan buku-buku sastra. Ini karena penyediaan buku oleh pemerintah untuk sekolah itu tidak berdasarkan mutu buku itu. Tapi, berdasarkan pada komisi proyek buku itu berapa besarnya?” kata Ajip.

Terjadinya kekosongan pengajaran bahasa Indonesia yang baik itulah yang dicoba disiasati oleh Taufik bersama Fadli Zon yang dengan ‘berbaik hati’ bersedia mendirikan Rumah Budaya di Kampung Aie Angek, Kecamatan Sepuluh Koto, Tanah Datar, Sumatra Barat. Keduanya terus berusaha melestarikan salah satu fondasi bangsa, yakni bahasa Indonesia.

“Selain menjadi Rumah Puisinya Pak Taufik, rumah budaya kami juga diniatkan sebagai tempat penyemaian budaya Minangkabau. Kami paham potensi di sini luar biasa. Jadi, kami tingggal memberi wadah sebagai sarana ekspresinya saja,” kata Fadli Zon.

Dengan puisi aku mengutuk
Napas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya

Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/06/teraju-ikhtiar-jiwa-melestarikan-bangsa.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae