AS Sumbawi
http://sastragerilyawan.blogspot.com/
Pada KBU sebuah wartel laki-laki itu kecewa. Perempuan itu tidak mengizinkan dirinya datang.
“Jangan marah, ya. Jangan marah….”
“Iyaa………”
“Bener. Jangan marah, ya!”
“Ya, santai saja. Santai, santai, santai,…”
Mereka diam.
“Oke, sudah kalau begitu. Terima kasih.”
Percakapan terhenti. Laki-laki itu menutup gagang telepon.
*
Di atas vespa keluaran tahun tujuhpuluhsembilan pikiran laki-laki itu meloncat ke mana-mana. Sementara ruas jalan cukup ramai oleh kendaraan. Berlalu-lalang di bawah sinar lampu jalan. Malam belum larut. Dan kondisi udara di kota ini akhir-akhir ini terasa cukup menusuk pori-pori sampai ke tulang.
Bangsat. Rupanya dia lebih mementingkan FTv. Asu. Bajingan.
Laki-laki itu membawa laju vespa itu ke jalan perkampungan setelah mencapai pertigaan. Tidak banyak kendaraan yang lewat di sana. Namun, beberapa orang laki-laki dan perempuan terlihat berjalan cukup membuat jalan itu cukup padat. Di beberapa warung makan, beberapa laki-laki dan perempuan duduk berhadapan. Sementara di hampir seluruh beranda depan rumah di kanan-kiri jalan itu, beberapa laki-laki dan perempuan tampak berbincang-bincang.
Laki-laki itu mengendorkan tarikan gas setelah melihat sepeda motor di halaman sebuah rumah. Pandangan matanya menyerobot sela-sela daun dan dinding berlobang. Tampak dua orang laki-laki dan perempuan asyik berbicara. Laki-laki itu mengawasi. Sementara vespa yang dikendarainya terus melaju pelan.
Ah, benarkah ia membohongiku.
Ia teringat cerita temannya bahwa banyak laki-laki yang mencoba mengerami cinta di dada perempuan itu.
Bajingan. Tapi, bukankah tidak hanya dia saja, perempuan yang tinggal di rumah itu.
Laki-laki itu mengarahkan pandangan matanya kembali ke arah sepeda motor itu. Kemudian menariknya kembali, menatap jauh menembus pertigaan jalan di depan.
Jancuk. Rupanya aku dikalahkan oleh FTv. Hanya FTv. Ah, bajingan.
Setelah mencapai pertigaan, laki-laki itu membawa vespa menyusuri ruas jalan yang cukup besar.
*
“Jancok!” umpat laki-laki itu. Seorang tukang becak tiba-tiba saja menyeberang.
“Tengak-tengok, Pak. Nggak nyelonong saja,” katanya lagi. Tukang becak itu tersenyum santai kemudian berlalu dengan acuh tak acuh. Beberapa orang berdiri di depan rumah memperhatikannya, namun laki-laki itu tak memperdulikannya. Ia kemudian mencoba menyalakan mesin.
Asu. Bajingan.
Ia kemudian turun. Men-standarkan vespa di atas kaki besinya yang tua. Beberapa orang masih memperhatikannya. Laki-laki itu memiringkan vespanya, mengalirkan aliran bensin campur ke mesin. Setelah beberapa kali kayuhan, mesin vespa itu terdengar menderu. Laki-laki dan vespa itu melaju kembali.
“Hee, bajingan! Asu!” umpatnya ketika sebuah sedan memotong lajunya tanpa memberi tanda. Kemudian terus melaju, menyusuri jalan kecil.
*
Laki-laki itu mengurangi kecepatan. Kemudian berhenti di antara kerumunan kendaraan di depan lampu merah. Pikiran laki-laki itu masih belum terkumpul. Wajahnya kusut. Sementara di sampingnya, dua orang laki-laki dan perempuan tengah bercanda-mesra di atas sepeda motor bebek. Laki-laki itu bernyanyi-nyanyi sendiri. Mencoba menenangkan hati dan mengumpulkan pikirannya.
Laki-laki itu menggerakkan setir. Di kaca spion, ia melihat mereka berdua berbisik-bisik dan tertawa kecil. Sementara tangan si laki-laki menunjuk-nunjuk kepadanya.
Bajingan. Rupanya benar. Mereka mengolok-olok diriku.
“Hee, bajingan. Minta dihajar, ya!”
Mereka buru-buru menyingkirkan pandangan matanya dari laki-laki itu. Sementara beberapa orang yang ada di sana memandangi mereka. Ada yang hendak tumpah di dada laki-laki itu. Namun, ketika ia hendak melayangkan kepalan tangannya, dua orang laki-laki dan perempuan itu melesat bersama nyala lampu hijau.
“Bajingan. Asu. Mentang-mentang….,” laki-laki itu tidak meneruskan katanya, terganggu bunyi klakson beberapa kendaraan.
*
Laki-laki itu bersandar di dinding kamarnya. Pikirannya masih tak karuan. Ingin sekali ia memukul dan menendang orang.
Bajingan semuanya. Bahkan untuk berkelahi pun aku tak punya kesempatan.
Laki-laki itu kemudian mengeluarkan sebungkus rokok dan sebotol minuman berkarbonisasi dari tasnya yang dibelinya sebelum pulang. Setelah menyalakan sebatang rokok dan menenggak minuman, ia mengambil sebuah koran di meja. Ia membolak-balik lembaran koran itu. Melihat jadwal acara televisi.
Tidak. Perempuan itu tidak berbohong.
Ee, tapi bisa saja dia berbohong.
Ah, tidak. Coba lihat ini. Memang ada FTv.
Ee, Jangan tertipu. Pada mulanya barangkali perempuan itu nonton FTv. Namun, setelah laki-laki itu datang, ia menemuinya dan memberikan kesempatan untuk mengerami cinta di dadanya. Ee, jangan salah!
Tidak mungkin. Perempuan itu pasti nonton FTv.
Laki-laki itu menenggak minuman kembali. Kemudian menghisap rokoknya.
Ya, bolehlah perempuan itu tidak berbohong. Tapi, perempuan itu bangsat.
Bajingan. Masak kamu dikalahkan oleh FTv. Dan parahnya lagi kamu hanya bilang: ya, santai saja. Goblok. Laki-laki kok begitu. Lemah. Seharusnya kamu marahi perempuan itu. Kau harus seperti Wawan.
Si Wawan?
Ya, si Wawan. Bukankah dia bercerita pernah memukul perempuan yang mengecewakan dirinya.
O, ya. Aku ingat.
Itu baru laki-laki. Biar perempuan itu tidak meremehkanmu.
Tidak, tidak, tidak. Aku bukan Wawan. Dan aku tidak akan memukul perempuan meskipun aku pantas marah.
Dasar laki-laki lemah!
Hee, diam. Aku tidak lemah. Tapi, aku hanya mencintai perempuan itu.
Tapi, perempuan itu bangsat. Jancukan.
Jancukan?
Ya. Jancukan. Bajingan. Dan dia telah…
Tapi, aku sungguh-sungguh mencintainya.
Tapi, dia bangsat.
Benarkah?
Iya.
Jadi perempuan itu bangsat?
Iya, bangsat. Tidak hanya itu, perempuan itu juga jancukan, bajingan, asu, kampang, tai, ngent……
Diam ngentot!
Jjddaarkkk. Botol minuman itu pecah tersepai-sepai di lantai. *
Laki-laki itu kembali menghisap rokoknya yang sudah memanaskan jari-jarinya. Kemudian membuangnya ke dalam asbak. Pandangan matanya kemudian menerawang jauh menembus dinding kamar. Menjangkau perempuan itu.
Apakah kau bohong padaku?
Tidak.
Tapi, siapa laki-laki di ruang tamu itu?
Dia temanku.
Ah, jangan bohong!
Aku tidak bohong.
Kenapa kau menghindar seperti menggoda saja?
Siapa yang menghindar? Aku tak pernah menghindar.
Ah, kau jangan bohong. Karena setiap kali aku ke tempatmu, kau selalu keluar.
Memang ada keperluan.
Keperluan apa?! Pergi dengan laki-laki itu. Ya, ya, aku sering melihat kau pergi dengan laki-laki itu.
Itu karena kau jarang pergi menemuiku.
Ah, alasan. Setiap kali aku pergi, kau selalu tak ada.
Itu karena kau tak memberitahu dulu.
Tapi, tadi?!
Memang aku tadi lagi tanggung.
Nonton FTv?
Iya.
Ah, bohong. Kau pasti sedang asyik dengan laki-laki itu.
Tidak. Aku nonton FTv.
Bohong.
Tidak.
Bohong.
Tidak.
Diam, bangsat!
Jjdaarkkk. Asbak kaca itu pecah tersepai-sepai di lantai.
Tak lama kemudian, laki-laki itu mengambil sebatang rokok lagi. Ia menyulutnya. Asap tembakau keluar dari mulutnya dengan sekali hembusan kuat.
Ah, bangsat kau, perempuan. Rupanya kau lebih mementingkan FTv.
Berarti dia tidak bohong?
Ehm, mungkin….
Bagus. Kalau begitu, dia tidak mengarang-ngarang alasan. Jujur dan tegas. Aku suka perempuan seperti itu. Kau harus mendapatkannya!
Tapi, dia membuatku kecewa. Buktinya aku sudah jauh-jauh ke sana, tapi dia tidak mau menerimaku.
Itu karena dia sudah terbawa dalam cerita FTv itu. Kau harus menghargainya. Dan salahmu sendiri tidak meneleponnya sore tadi. Dan bukankah kau sendiri pernah menggagalkan janjimu pergi ke sana hanya karena ada Moto GP di TV?
Itu karena aku lupa kalau malam itu ada Moto GP.
Huu, dasar! Maunya menang sendiri.
Hee, bajingan. Siapa kau? Begitu mudah menyalah…..
Diam. Berdirilah di depan cermin itu!
Laki-laki itu beranjak menggeser tubuhnya.
Coba perhatikan!
Apanya yang per……..?!
Diam! Perhatikan dengan teliti!
Laki-laki itu memperhatikan dengan teliti. Sebentar tangannya meraba wajahnya. Perlahan-lahan ia melihat jantungnya bergetar kencang. Lambungnya mengerut. Dadanya tersedak-desak sesak. Darahnya merangkak ke atas. Otak dan pikirannya berceceran. Semuanya bergerak dengan cepat. Lassz-lassz-lassz.
Dan ctyaar. Refleks tangan laki-laki itu menghantam cermin. Melihat `@#$$%^&* tersenyum di sana. (*).
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzieb
A. Azis Masyhuri
A. Dahana
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S Laksana
Aan Frimadona Roza
Aang Fatihul Islam
Abd. Rahman Mawazi
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adhy Rical
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adin
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afnan Malay
AG. Alif
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan MN
Agung Poku
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Subagyo
Agus Salim
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Naufel
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Alang Khoiruddin
Alex R Nainggolan
Alfred Tuname
Ali Irwanto
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alvi Puspita
Amandus Klau
Amel
Amien Kamil
Anam Rahus
Andaru Ratnasari
Andong Buku #3
Angela
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Ari Pahala Hutabarat
Arie MP Tamba
Arif Bagus Prasetyo
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Juanda
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Astrid Reza
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Awan Abdullah
Ayi Jufridar
Azyumardi Azra
B Sugiharto
Badrut Tamam
Bagja Hidayat
Bahrul Ulum A. Malik
Bakdi Soemanto
Balada
Bambang kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Baskara T Wardaya SJ
Bayu Agustari Adha
Bayu Ambuari
Beni Setia
Benny Arnas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Berto Tukan
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonnie Triyana
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiarto Shambazy
Buldanul Khuri
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chandra Iswinarno
Cover Buku
D. Zawawi Imron
Dadan Sutisna
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danang Probotanoyo
Danarto
Daniel Paranamesa
Dareen Tatour
Darju Prasetya
Darma Putra
Darwis Rifai Harahap
Dayat Hidayat
Dede Kurniawan
Deepe
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dhewi Susanti
Dian Hartati
Diana AV Sasa
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djunaedi Tjunti Agus
Doan Widhiandono
Doddy Hidayatullah
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Dr Junaidi
Dr. Simuh
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Dwi Wahyu Handayani
Dwicipta
Dyah Ratna Meta Novi
Edeng Syamsul Ma’arif
Eduard Tambunan
Edy Firmansyah
Edy Sartimin
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Endhiq Anang P
Endi Biaro
Esai
Eva Dwi Kurniawan
Evan Ys
Evi Idawati
Evieta Fajar
F Rahardi
F. Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatmin Prihatin Malau
Fauzan Al-Anzhari
Fenny Aprilia
Festival Gugur Gunung
Fikri. MS
Firdaus Muhammad
Fransiskus Nesten Marbun ST
Franz Kafka
Free Hearty
Furqon Abdi
Gde Artawan
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Noy
H. Rosihan Anwar
Hadi Napster
Halim HD
Hamdy Salad
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasanudin Abdurakhman
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hastho Suprapto
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendra Sugiantoro
Hendriyo Widi
Henry H Loupias
Heri CS
Heri Latief
Herman Hasyim
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Hesma Eryani
Hikmat Gumelar
Hilyatul Auliya
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
Humam S Chudori
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idha Saraswati
Idris Pasaribu
Igk Tribana
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Q. Moehiddin
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian koto
Inggit Putria Marga
Irman Syah
Isbedy Stiawan ZS
Ismi Wahid
Istiqomatul Hayati
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
J. Sumardianta
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jenny Ang
Jihan Fauziah
Jimmy Maruli Alfian
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf A.N
Kalis Mardi Asih
Karkono
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Khawas Auskarni
Khoirur Rizal Umami
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kusno
Kuswaidi Syafi’ie
L.N. Idayanie
Laksmi Pamuntja
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lies Susilowati
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
LP3M Universitas Jember
Lukman Asya
Lutfi Mardiansyah
M Arman AZ
M Hari Atmoko
M. Dhani Suheri
M. Faizi
M. Haninul Fuad
M. Ikhsan
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marlin Bato
Martin Aleida
Marwanto
Maryati
Mas Ruscitadewi
Mashuri
Maya Azeezah
Media: Crayon on Paper
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggalang Dana Amal
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mestika Zed
Michael Gunadi Widjaja
Michael Ondaatje
Mihar Harahap
Mikhael Dua
Mila Novita
Misbahus Surur
Misranto
Moch. Faisol
Moh. Asy'ari Muthhar
Muh Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Farhand Muzakki
Muhammad Ghufron
Muhammad Hidayat
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammad Yulius
Muhammadun A.S.
Muhibin AM
Muhidin M Dahlan
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Mursai Esten
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang Fahrudin
Nanang Suryadi
Naskah Monolog
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nissa Rengganis
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Novelet
Novianti Setuningsih
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nunung Nurdiah
Nunuy Nurhayati
Nur Ahmad Salman H
Nur Cholish Zaein
Nur Faizah
Nur Hidayati
Nuraz Aji
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurul Anam
Nuryana Asmaudi SA
Ode Barta Ananda
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pameran Lukisan
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Priyambodo RH
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Dachroni
R. Timur Budi Raja
Rachmat H Cahyono
Radhar Panca Dahana
Rahmi Hattani
Rainer Maria Rilke
Rakai
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Ramadhan Batubara
Rambuana
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Rida Wahyuningrum
Ridwan Munawwar
Rilla Nugraheni
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rosidi
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rz. Subagyo
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Saripuddin Lubis
Sastra Pemberontak
SastraNESIA
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Si Burung Merak
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Sjaiful Masri
Sjifa Amori
SLG STKIP PGRI Ponorogo
Soeharto
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Fitri Ana
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sudarmoko
Sugeng Satya Dharma
Sujiwo Tejo
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Suseno
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutirman Eka Ardhana
Suwandi Adisuroso
Suyadi San
Switzy Sabandar
Syah A. Lathief
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syifa Aulia
Sylvianita Widyawati
Tamrin Bey
Tan Malaka
TanahmeraH ArtSpace
Taofik Hidayat
Taufik Alwie
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh LR
Teguh Pamungkas
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Timur Sinar Suprabana
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Wahono
Triyanto triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Ulfatin Ch
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utami Widowati
Veven Sp. Wardhana
W Haryanto
W.S. Rendra
Wandi Barboy Silaban
Wanitaku-wanitaku
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Wayan Supartha
Wendi
Wildan Nugraha
Wishnubroto Widarso
Wong Wing King
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanto le Honzo
Yasraf Amir Piliang
Yeni Mulyani
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yuli Akhmada
Yulia Sapthiani
Yuliarsa
Yunanto Sutyastomo
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar