Kamis, 09 Desember 2010

~!@#$%^&* Dalam Cermin

AS Sumbawi
http://sastragerilyawan.blogspot.com/

Pada KBU sebuah wartel laki-laki itu kecewa. Perempuan itu tidak mengizinkan dirinya datang.
“Jangan marah, ya. Jangan marah….”
“Iyaa………”
“Bener. Jangan marah, ya!”
“Ya, santai saja. Santai, santai, santai,…”
Mereka diam.
“Oke, sudah kalau begitu. Terima kasih.”
Percakapan terhenti. Laki-laki itu menutup gagang telepon.
*

Di atas vespa keluaran tahun tujuhpuluhsembilan pikiran laki-laki itu meloncat ke mana-mana. Sementara ruas jalan cukup ramai oleh kendaraan. Berlalu-lalang di bawah sinar lampu jalan. Malam belum larut. Dan kondisi udara di kota ini akhir-akhir ini terasa cukup menusuk pori-pori sampai ke tulang.
Bangsat. Rupanya dia lebih mementingkan FTv. Asu. Bajingan.

Laki-laki itu membawa laju vespa itu ke jalan perkampungan setelah mencapai pertigaan. Tidak banyak kendaraan yang lewat di sana. Namun, beberapa orang laki-laki dan perempuan terlihat berjalan cukup membuat jalan itu cukup padat. Di beberapa warung makan, beberapa laki-laki dan perempuan duduk berhadapan. Sementara di hampir seluruh beranda depan rumah di kanan-kiri jalan itu, beberapa laki-laki dan perempuan tampak berbincang-bincang.

Laki-laki itu mengendorkan tarikan gas setelah melihat sepeda motor di halaman sebuah rumah. Pandangan matanya menyerobot sela-sela daun dan dinding berlobang. Tampak dua orang laki-laki dan perempuan asyik berbicara. Laki-laki itu mengawasi. Sementara vespa yang dikendarainya terus melaju pelan.

Ah, benarkah ia membohongiku.
Ia teringat cerita temannya bahwa banyak laki-laki yang mencoba mengerami cinta di dada perempuan itu.

Bajingan. Tapi, bukankah tidak hanya dia saja, perempuan yang tinggal di rumah itu.

Laki-laki itu mengarahkan pandangan matanya kembali ke arah sepeda motor itu. Kemudian menariknya kembali, menatap jauh menembus pertigaan jalan di depan.
Jancuk. Rupanya aku dikalahkan oleh FTv. Hanya FTv. Ah, bajingan.

Setelah mencapai pertigaan, laki-laki itu membawa vespa menyusuri ruas jalan yang cukup besar.
*

“Jancok!” umpat laki-laki itu. Seorang tukang becak tiba-tiba saja menyeberang.

“Tengak-tengok, Pak. Nggak nyelonong saja,” katanya lagi. Tukang becak itu tersenyum santai kemudian berlalu dengan acuh tak acuh. Beberapa orang berdiri di depan rumah memperhatikannya, namun laki-laki itu tak memperdulikannya. Ia kemudian mencoba menyalakan mesin.
Asu. Bajingan.

Ia kemudian turun. Men-standarkan vespa di atas kaki besinya yang tua. Beberapa orang masih memperhatikannya. Laki-laki itu memiringkan vespanya, mengalirkan aliran bensin campur ke mesin. Setelah beberapa kali kayuhan, mesin vespa itu terdengar menderu. Laki-laki dan vespa itu melaju kembali.

“Hee, bajingan! Asu!” umpatnya ketika sebuah sedan memotong lajunya tanpa memberi tanda. Kemudian terus melaju, menyusuri jalan kecil.
*

Laki-laki itu mengurangi kecepatan. Kemudian berhenti di antara kerumunan kendaraan di depan lampu merah. Pikiran laki-laki itu masih belum terkumpul. Wajahnya kusut. Sementara di sampingnya, dua orang laki-laki dan perempuan tengah bercanda-mesra di atas sepeda motor bebek. Laki-laki itu bernyanyi-nyanyi sendiri. Mencoba menenangkan hati dan mengumpulkan pikirannya.

Laki-laki itu menggerakkan setir. Di kaca spion, ia melihat mereka berdua berbisik-bisik dan tertawa kecil. Sementara tangan si laki-laki menunjuk-nunjuk kepadanya.

Bajingan. Rupanya benar. Mereka mengolok-olok diriku.
“Hee, bajingan. Minta dihajar, ya!”

Mereka buru-buru menyingkirkan pandangan matanya dari laki-laki itu. Sementara beberapa orang yang ada di sana memandangi mereka. Ada yang hendak tumpah di dada laki-laki itu. Namun, ketika ia hendak melayangkan kepalan tangannya, dua orang laki-laki dan perempuan itu melesat bersama nyala lampu hijau.

“Bajingan. Asu. Mentang-mentang….,” laki-laki itu tidak meneruskan katanya, terganggu bunyi klakson beberapa kendaraan.
*

Laki-laki itu bersandar di dinding kamarnya. Pikirannya masih tak karuan. Ingin sekali ia memukul dan menendang orang.

Bajingan semuanya. Bahkan untuk berkelahi pun aku tak punya kesempatan.
Laki-laki itu kemudian mengeluarkan sebungkus rokok dan sebotol minuman berkarbonisasi dari tasnya yang dibelinya sebelum pulang. Setelah menyalakan sebatang rokok dan menenggak minuman, ia mengambil sebuah koran di meja. Ia membolak-balik lembaran koran itu. Melihat jadwal acara televisi.

Tidak. Perempuan itu tidak berbohong.
Ee, tapi bisa saja dia berbohong.
Ah, tidak. Coba lihat ini. Memang ada FTv.
Ee, Jangan tertipu. Pada mulanya barangkali perempuan itu nonton FTv. Namun, setelah laki-laki itu datang, ia menemuinya dan memberikan kesempatan untuk mengerami cinta di dadanya. Ee, jangan salah!

Tidak mungkin. Perempuan itu pasti nonton FTv.
Laki-laki itu menenggak minuman kembali. Kemudian menghisap rokoknya.
Ya, bolehlah perempuan itu tidak berbohong. Tapi, perempuan itu bangsat.
Bajingan. Masak kamu dikalahkan oleh FTv. Dan parahnya lagi kamu hanya bilang: ya, santai saja. Goblok. Laki-laki kok begitu. Lemah. Seharusnya kamu marahi perempuan itu. Kau harus seperti Wawan.
Si Wawan?

Ya, si Wawan. Bukankah dia bercerita pernah memukul perempuan yang mengecewakan dirinya.
O, ya. Aku ingat.

Itu baru laki-laki. Biar perempuan itu tidak meremehkanmu.
Tidak, tidak, tidak. Aku bukan Wawan. Dan aku tidak akan memukul perempuan meskipun aku pantas marah.

Dasar laki-laki lemah!
Hee, diam. Aku tidak lemah. Tapi, aku hanya mencintai perempuan itu.
Tapi, perempuan itu bangsat. Jancukan.
Jancukan?
Ya. Jancukan. Bajingan. Dan dia telah…
Tapi, aku sungguh-sungguh mencintainya.
Tapi, dia bangsat.
Benarkah?
Iya.
Jadi perempuan itu bangsat?
Iya, bangsat. Tidak hanya itu, perempuan itu juga jancukan, bajingan, asu, kampang, tai, ngent……
Diam ngentot!
Jjddaarkkk. Botol minuman itu pecah tersepai-sepai di lantai. *

Laki-laki itu kembali menghisap rokoknya yang sudah memanaskan jari-jarinya. Kemudian membuangnya ke dalam asbak. Pandangan matanya kemudian menerawang jauh menembus dinding kamar. Menjangkau perempuan itu.

Apakah kau bohong padaku?
Tidak.
Tapi, siapa laki-laki di ruang tamu itu?
Dia temanku.
Ah, jangan bohong!
Aku tidak bohong.
Kenapa kau menghindar seperti menggoda saja?
Siapa yang menghindar? Aku tak pernah menghindar.
Ah, kau jangan bohong. Karena setiap kali aku ke tempatmu, kau selalu keluar.
Memang ada keperluan.
Keperluan apa?! Pergi dengan laki-laki itu. Ya, ya, aku sering melihat kau pergi dengan laki-laki itu.

Itu karena kau jarang pergi menemuiku.
Ah, alasan. Setiap kali aku pergi, kau selalu tak ada.
Itu karena kau tak memberitahu dulu.
Tapi, tadi?!
Memang aku tadi lagi tanggung.
Nonton FTv?
Iya.
Ah, bohong. Kau pasti sedang asyik dengan laki-laki itu.
Tidak. Aku nonton FTv.
Bohong.
Tidak.
Bohong.
Tidak.
Diam, bangsat!
Jjdaarkkk. Asbak kaca itu pecah tersepai-sepai di lantai.
Tak lama kemudian, laki-laki itu mengambil sebatang rokok lagi. Ia menyulutnya. Asap tembakau keluar dari mulutnya dengan sekali hembusan kuat.

Ah, bangsat kau, perempuan. Rupanya kau lebih mementingkan FTv.
Berarti dia tidak bohong?
Ehm, mungkin….
Bagus. Kalau begitu, dia tidak mengarang-ngarang alasan. Jujur dan tegas. Aku suka perempuan seperti itu. Kau harus mendapatkannya!

Tapi, dia membuatku kecewa. Buktinya aku sudah jauh-jauh ke sana, tapi dia tidak mau menerimaku.

Itu karena dia sudah terbawa dalam cerita FTv itu. Kau harus menghargainya. Dan salahmu sendiri tidak meneleponnya sore tadi. Dan bukankah kau sendiri pernah menggagalkan janjimu pergi ke sana hanya karena ada Moto GP di TV?

Itu karena aku lupa kalau malam itu ada Moto GP.
Huu, dasar! Maunya menang sendiri.
Hee, bajingan. Siapa kau? Begitu mudah menyalah…..
Diam. Berdirilah di depan cermin itu!
Laki-laki itu beranjak menggeser tubuhnya.

Coba perhatikan!
Apanya yang per……..?!
Diam! Perhatikan dengan teliti!

Laki-laki itu memperhatikan dengan teliti. Sebentar tangannya meraba wajahnya. Perlahan-lahan ia melihat jantungnya bergetar kencang. Lambungnya mengerut. Dadanya tersedak-desak sesak. Darahnya merangkak ke atas. Otak dan pikirannya berceceran. Semuanya bergerak dengan cepat. Lassz-lassz-lassz.

Dan ctyaar. Refleks tangan laki-laki itu menghantam cermin. Melihat `@#$$%^&* tersenyum di sana. (*).

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae