Kamis, 09 September 2010

Kado Lebaran Buat Pengarang Serius

Joni Ariadinata
http://majalahannida.multiply.com/

Di tengah realitas fakta yang kadang kala jauh lebih “imajinatif” ketimbang fiksi, apa yang bisa dilakukan oleh karya sastra? Lalu apa menariknya fiksi (yang konon imajinatif itu), jika pada kenyataannya tidak lebih imajinatif dari fakta?
Selamat lebaran, bagi kamu-kamu yang ingin berpikir serius!

Bayangkanlah, jika pada tahun 70-an sebuah cerpen AA Navis menggegerkan pembaca gara-gara sang penulis menjodohkan tokohnya yang masih bersaudara dalam sebuah perkawinan (kakak-beradik, akan tetapi masing-masing tak mengetahui bahwa mereka sesungguhnya bersaudara). Nah, lantaran kegegeran itu, sehingga belakangan penulisnya (yakni AA Navis) dengan berbagai pertimbangan tertentu akhirnya “merevisi” cerpen tersebut dengan mengubah akhir kisah tokohnya “tidak jadi menikah”, yang tentu saja menjadikan cerpen tersebut tidak lagi menjadi cerpen yang istimewa. Pada masa cerpen itu ditulis, masyarakat bereaksi karena dianggap bahwa fiksi itu terlampau imajinatif, nganeh-anehi, alias mustahil! Dalam arti kata, fiksi ya boleh saja fiksi, akan tetapi mbok jangan terlalu fiktif gitu lho…

Nah, marilah kita bandingkan dengan kondisi saat ini, di mana keanehan dan kemustahilan fiksi justru telah dikalahkan oleh fakta. Fakta yang terjadi, bisa jauh dari hebat dari hanya sekadar fiksi. Nyaris tak pernah terbayangkan (barangkali juga di kepala AA Navis dan di kepala para pembaca sastra pada tahun 70-an), bahwa di era yang konon modern ini, ada banyak fakta yang bisa dengan gemilang melebihi daya imajinatif karya-karya fiksi. Mau bukti? Marilah kita ajukan beberapa contoh. Dan silakan kamu-kamu bingung menyebut, antara fiksi atau fakta kah deretan peristiwa ini di bawah ini.

Ada seorang ayah yang tega mengawini 2 anak kandungnya sendiri (kakak-beradik) hingga beranak pinak!, hidup bersama istri (ibu kandung dari 2 anak yang dizinahi ayahnya itu) dan lebih imajinatif lagi, masyarakat acuh saja dan membiarkan “keluarga ganjil” ini hidup tenteram, dan terus-menerus berkembang-biak. Lalu bandingkan: lebih imajinatif mana drama Shakespeare atau legenda Sangkuriang yang fiksi, dengan fakta di negeri kita bahwa ada ibu mengawini anak lelakinya yang dengan lantang bilang di televisi dan di koran: “Jangan pisahkan cinta kami, wahai siapa pun! Karena kami telah saling mencintai dan lebih baik mati daripada hidup terpisah…” (he-he, romantis, nggak?).

Nah, belum lagi peristiwa-peristriwa sosial, kebudayaan, dan politik yang bikin orang normal bergidik, misalnya: (1) ada orang tega memakan mayat, dan “ribuan” zombi di medan-medan kerusuhan di mana harga kepala manusia menjadi amat murah terpancang di pagar-pagar, ditumpuk di ruang-ruang, ditendang anak-anak sebagai pengganti bola, (2) ada orang-orang saleh dan bermartabat (ribuan orang bermartabat dan berpendidikan) ramai-ramai memakan dana bantuan korban bencana, dan mereka lakukan tanpa malu-malu, tanpa rasa jijik, (3) kejahatan dunia hukum/peradilan di negeri ini, jauh melebihi daya imajinasi orang-orang waras mana pun yang masih memiliki hati nurani, (4) kejahatan korupsi memakan harta haram di negeri ini jauh melebihi kerusakan moral bangsa mana pun di dunia, (5) kerusakkan alam, hutan-daratan-langit, di negeri ini yang nyaris tanpa konsep yang akan menyisakan derita panjang ratusan tahun bagi generasi yang akan lahir, (6) kerusakan dunia pendidikan, kebudayaan, agama, dsb, dsb.

Faktakah? Ataukah fiksi? Jika sebuah harian menyebut, berdasarkan survei 80% siswa SMA di sebuah kota tidak lagi perawan, masihkah itu kalian anggap fiksi? Jika ada dua perguruan tinggi yang mestinya menjadi contoh perilaku intelektual malah tawuran persis seperti preman yang tak pakai otak, masihkah itu kalian anggap fiksi? Jika ada sebuah negara yang konon makmur, penghasil minyak, gas, emas, batu bara, timah, besi, dsb, dsb; akan tetapi 80 juta rakyatnya dibiarkan hidup di bawah garis kemiskinan, masihkah itu kalian anggap fiksi?

Peristiwa-peristiwa besar yang jauh dari nalar, kadang kala membuat banyak penulis menjadi gagap. Buntu. Kehabisan daya kreatif. Sehingga banyak (bahkan para penulis serius pun) yang kemudian lari dari realitas, dan menulis tulisan-tulisan yang “sama sekali nggak nyambung”. Bagi penulis yang bertanggung jawab dan bermoral, “kegagapan” ini akan menjadi sebuah jeda tempat dia berintrospeksi, dan menyusun kekuatan untuk kelak bisa menghasilkan karya yang bagus.

Akan tetapi, bagi para penulis yang tak bertanggung jawab, inilah yang kemudian menjadi persoalan serius dalam dunia sastra. Bisa kalian bayangkan, ada pengarang yang tega, di tengah kehancuran moral, nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kebangsaan, degradasi agama, dsb, dsb, kok tega-teganya menulis tema (misalnya): “Kemaluan yang Mengambang di Sudut Langit”, atau “Diary Diana Kekasih Gelapku”, atau “Pacarku Janda Ibu Kos Tempatku…”. Di manakah kualitasnya sebagai manusia? Celakanya lagi, para pembaca meresponsnya, menjadi bacaan best seller, menjadikan pengarangnya seorang selebritis, dan para kritikus memujinya. Nah, lengkaplah sudah realitas fakta yang lebih “imajinatif” dari fiksi ini, yang ternyata juga menerjang dengan telak terhadap moral dan perilaku para pengarang!

Selamat Idul Fitri, wahai kalian para penulis muda, yang masih bisa berkarya dan berpikir dengan jernih. Mumpung Lebaran, hari baik untuk saling memaafkan, maka maafkanlah jika tulisan ini menyakiti kalian yang sudah berniat menjadi penulis pecundang, yang lari dari realitas.

Saat ini, Annida memilih sebuah cerpen dengan kualitas yang bagus. Sebuah cerpen pemenang Lomba Menulis Cerpen Islami (LMCPI) yang diadakan oleh majalah Annida beberapa saat yang lalu. Cerpen ini ditulis oleh Hanan Novianti dengan judul “Onengan”.

Ada secercah harapan, bahwa masih banyak (dengan jumlah ratusan) para pejuang pena semacam Hanan Novianti yang tidak terjebak untuk menulis hal-hal yang ringan dan “nggak nyambung”. Dengan penuh kecermatan dia mencatat, mengadakan riset, dan kemudian menuliskannya dengan teknik dan kemampuan bahasa yang cukup memadai. Tema yang ia angkat, sekilas memang tampak sepele dan sederhana, yakni betapa sulit sesungguhnya seseorang dalam mengendalikan hati untuk memiliki keikhlasan serta kerendah-hatian dan prasangka baik. Akan tetapi kemampuannya mengangkat tema sederhana ini, dengan memadukannya bersama kekuatan unsur lokal (Jawa) yang penuh dengan perlambang, serta dipadu oleh kapasitas pengetahuan agama yang dimiliki penulisnya; menjadikan cerpen ini pantas untuk menerima penghargaan. Cerpen yang memulai dari dunia yang kecil, untuk menganalisis serta menyentuh persoalan-persoalan besar dari sisi kualitas pribadi seorang individu; menjadikan cerpen ini layak untuk dibaca. Layak dijadikan bahan perbandingan, bagi kamu-kamu, wahai para penulis muda yang masih memiliki segenggam idealisme.

Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin.

Yogyakarta, 20 Oktober 2005

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae