Senin, 04 Mei 2009

Pergolakan PRRI dalam Cerpen

Damhuri Muhammad*
http://cetak.kompas.com/

”Saya hadir dalam pertemuan Dewan Banteng di Bukittinggi (1956). Malam itu telah mengubah wajah Sumatera Tengah, dan menyeretnya ke suatu medan laga mengerikan,” begitu pengakuan Soewardi Idris (1930-2004), satu-satunya jurnalis yang menyaksikan pertemuan rahasia tokoh-tokoh PRRI.

Setelah itu Soewardi bergabung dengan PRRI, tiga tahun masuk-keluar hutan hingga akhirnya ”turun gunung” setelah mendapat amnesti dari pemerintah. Soewardi bukan ”pembangkang” biasa. Ia wartawan, juga sastrawan—bukan tentara atau bekas tentara seperti pemberontak lainnya. Setelah lelah bergerilya, ia menukilkan asam- garamnya perjuangan PRRI melawan pemerintah pusat, tulisan-tulisan itu digarapnya menjadi karya sastra. Soewardi telah menulis novel Dari Puncak Bukit Talang (1964), dan dua antologi cerpen; Di Luar Dugaan (1964) dan Istri Seorang Sahabat (1964). Dua buku terakhir, baru-baru ini diterbitulangkan oleh penerbit Beranda (Yogyakarta, 2008) dengan tajuk Antologi Cerpen Pergolakan (senarai kisah pemberontakan PRRI).

Menurut kritikus HB Jassin (1985), cerita tentang pemberontakan PRRI yang meletus pada 1958 itu tidak banyak karena para pengarang menganggap pemberontakan itu kurang menarik, dianggap tabu. Karena itu, mereka takut membicarakannya. Beberapa cerpen karya A Bastari Amin memang menyinggung soal ini, juga sajak-sajak Mansur Samin, tapi hanya Soewardi Idris yang keseluruhan karyanya mengambil tema pemberontakan PRRI. Itu sebabnya, Wisran Hadi (2008) hendak menyejajarkan kepengarangan Soewardi dengan AA Navis, khususnya dalam pilihan tematik, pergolakan daerah. Lagi pula, keduanya sama-sama berasal dari Sumbar dan masa kekaryaan mereka berada pada kurun yang sama.

Sisi menarik dari Soewardi adalah ketertarikannya yang begitu intens pada moralitas para pejuang PRRI, menjelang kegagalan gerakan itu. Semacam sisi lain dari individu-individu pemberontak yang tidak tercatat di buku-buku sejarah. Ia tidak membincang sebab-musabab pemberontakan itu, tapi menukik untuk sedalam-dalamnya mengeksplorasi situasi mental para pejuang akibat perang saudara itu. Ia seperti hendak menakar berapa banyak istri yang telah menjanda lantaran suaminya tewas, berapa banyak anak-anak yang telah yatim lantaran bapaknya terbunuh, berapa banyak orangtua yang telah kehilangan anak lantaran terlibat dalam pergolakan. Karya-karya Soewardi banyak memaklumatkan ”mudarat” ketimbang ”maslahat” dari pergolakan itu. Kalah jadi arang, menang jadi abu.

Strategi literernya jauh dari pengisahan yang dramatik dan heroik sebagaimana teks-teks sastra yang menggambarkan kemelut perang. Ia pencerita yang memang sedang memikul, namun serasa tiada berbeban, karena kuatnya sense of humor dalam cerita-ceritanya. Cerpen ”Di Luar Dugaan” dapat mencontohkan keterampilan artistik yang unik dari cerpenis ini. Dikisahkan seorang pejuang PRRI yang mencegat kendaraan umum yang melintas di sekitar persembunyian mereka. Begitu bis berhenti, mereka mengepung, menurunkan semua penumpang, melucuti pakaian, merampas benda-benda berharga. Ini mereka lakukan karena penduduk setempat tidak sanggup lagi menyuplai logistik, sementara perlawanan tak boleh padam.

Dalam kekalutan itu, Hadi (tokoh rekaan) berhadapan dengan seorang wanita yang sudah dilucuti pakaiannya. Ia berusaha membela diri dengan mengatakan bahwa kakak iparnya juga sedang berada di hutan, bergabung dengan PRRI. Hadi mengurungkan niat ”menggarap” wanita itu setelah ia mengaku bahwa kakak iparnya itu bernama Hadi, asal Solok. Hadi gugup. Ia nyaris ”menggagahi” perempuan yang tak lain adalah istri adik kandungnya. Inilah yang dimaksud dengan ”kemudaratan” akibat pergolakan PRRI yang ditakar oleh Soewardi. Orang-orang yang semula teguh berpegang pada idealisme perlawanan, saat terdesak dan terkepung oleh APRI, bisa menghalalkan segala cara dan tak segan-segan memerkosa gadis-gadis kampung di wilayah yang ”konon” sedang mereka perjuangkan.

Akibat terlalu berani menyingkap mentalitas bobrok para pejuang PRRI, buku-buku Soewardi ditarik dari peredaran, master cetaknya dimusnahkan. Itu tidak datang dari pemerintah, tapi dari sejumlah mantan pejuang PRRI yang merasa dipermalukan. Tentang pemberangusan ini AA Navis menulis ”Tingkah Laku Bangsa Kita Mengganggu Penciptaan” (Kompas, 14/7/1981). Sejarahwan Taufik Abdullah juga mencatat, pada pertengahan dekade 1950- an, Soewardi pernah diadili secara in absentia oleh sejumlah sastrawan Yogyakarta karena karya-karyanya dianggap terlalu ”terbuka”. Terbuka di sini tentu saja ”jujur” atau dalam cemoohan khas Minang; ”lurus-tabung”.

Sebaliknya, cerpen ”Isteri Seorang Sahabat” (1964) memperlihatkan etos kesetiakawanan antarsesama pemberontak dalam keadaan terdesak sekalipun. Berkisah tentang Aku yang tercampak sebagai pecundang, gagal dalam perjuangannya, juga kehilangan istri. Karena tak kunjung pulang, Tini (istri tokoh Aku) menganggap suaminya sudah gugur, ia menikah dengan lelaki lain, lalu merantau ke Jawa. Sementara itu, Aku yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan Martunus, teman seperjuangannya, ditembak mati oleh APRI, berusaha menutup-nutupi kabar kematian itu pada Nani (istri Martunus). Ia bahkan berpura-pura menyerahkan titipan uang dari Martunus untuk Nani, padahal uang itu dari kantongnya sendiri agar Nani teryakinkan bahwa suaminya benar-benar masih hidup. Namun, dari seseorang Nani beroleh kabar bahwa Martunus sudah tiada. Tapi kesedihannya berangsur-angsur hilang karena sejawat Martunus itu memberikan perhatian penuh kepada Nani, juga kepada anaknya. Nani ingin lelaki itu menggantikan posisi Martunus. Berkali-kali Nani bermohon, berkali-kali pula ia menolak ajakan menikah. Bukan karena tidak mencintai Nani, tapi karena ia tidak akan pernah mengkhianati sahabat karibnya sesama pejuang PRRI, Martunus.

Cerpen tentu bukan fakta sejarah dan mustahil menjadi buku sejarah. Bila sejarah mengacu pada kepastian epistemologis (benar-salah, terjadi-tidak terjadi), sastra berkiblat pada pencapaian kualitas estetik yang tak perlu diverifikasi keabsahannya. Meski cerpen-cerpen Soewardi memuat sejumlah fakta keras tentang ”sisi lain” pergolakan PRRI yang latar belakang dan tendensi politisnya masih diperdebatkan, itu hanya satu sudut pandang yang berbeda, yang lebih unik ketimbang perspektif sejarah yang dibebani kaidah keilmiahan, juga tendensi politis tertentu. Soewardi, lewat karya-karyanya, dengan cara yang bersahaja, memberikan warna baru pada konsep historiografi perihal sejarah PRRI agar tidak menjadi fakta yang baku dan beku, dan tidak disepakati secara tergesa.

*) Cerpenis, Bermukim di Pinggiran Jakarta

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae