Rabu, 28 Januari 2009

Onto Suwigno

A Rodhi Murtadho
http://rodhi-murtadho.blogspot.com/

Onto Suwigno. Seorang guru SMP yang cukup populer namanya di kalangan masyarakat desa Madulegi. Keramahan dan kesantunannya kepada siapa saja menumbuhkan rasa simpati tersendiri. Tak diragukan lagi, kepiawaiannya dalam mengajar membuat berjuta-juta manusia sukses. Ada yang sukses menjadi pengemis, pemulung, petani, pedagang, pejabat kota, menteri, jendral, presiden, bahkan ada yang sukses korupsi tanpa ketahuan.

Sudah lama Onto Suwigno mengajar di SMP itu. Dua puluh lima tahun. Tentu saja ia sering mengalami pergantian kurikulum pembelajaran. Dari kurikulum A ke kurikulum B ke kurikulum C kembali ke kurikulum A kemudian ke kurikulum D dan begitu seterusnya. Kali ini ia harus beralih dan menggunakan kurikulum K. Kurikulum baru. Kurikulum yang bisa membuat siswa banyak bertanya. Banyak pertanyaan dari siswa yang belum ia bisa jawab sebenarnya. Namun dengan memaksa, memelintir otak, dan mengeluarkan segala pengalaman serta kepiawaian mengajar, ia bisa menjawab pada akhirnya.

"Pak, apa sih pendidikan seks itu?" tanya Jurano, salah seorang muridnya yang terkenal pandai dan piawai dalam bertanya.

Sempat Onto Suwigno merasa kebingungan memikirkan pertanyaan itu. Memang ia jarang sekali nonton TV apalagi baca koran. Waktu di luar mengajar ia gunakan untuk mengojek di pangkalan ojek Telon. Hal itu harus dilakukan karena ia harus menghidupi dua orang istri dan ketujuh anaknya.

Semakin tercenung ia memikirkan pertanyaan itu. Ia ingat Sumini, istri keduanya. Malam yang bergairah. Senyum Sumini di sela-sela giginya yang putih. Uraian rambut ikal di antara parfum dan bedak. Membuat malam semakin berbinar. Apalagi bentuk tubuh Sumini yang tak banyak berubah meski sudah beranak tiga. Di samping desahan nafas yang tak heran lagi membuat Onto Suwigno semakin kewalahan membendung hasrat. Sangat enggan ia melewatkan malam seperti itu bersama Sumini.

"Pak! Pak Onto, kok gak dijawab?" protes Rozak di sela-sela lamunan Onto Suwigno yang kontan membuatnya kaget.

"Saya melakukannya semalam," jawab Onto Suwigno spontan terkaget.

"Apanya pak?" tanya Dini yang makin penasaran.

"Kapan-kapan kita bisa praktik bersama. Sesuai dengan tuntutan kurikulum, jadi harus ada praktik agar kalian tahu dengan jelas."

"Tapi kapan pak?" tanya Nuni mengejar.

Pertanyaan yang lagi-lagi membuat Onto Suwigno terpojok. Ia kembali berpikir, kapan praktek itu bisa dilaksanakan. Sementara ia ingat istri pertamanya. Jannah. Seorang wanita berperawakan besar. Onto Suwigno mengingat-ingat kembali saat ia pengantin baru sampai ia mempunyai empat orang anak. Belum pernah ia melakukan praktik itu di siang hari.

"Bagaimana kalau malam hari!" jawab Pak Guru Onto.

"Kami kan harus belajar yang lain juga dan harus istirahat, Pak. Belum lagi izin yang belum tentu diberikan ayah dan ibu kami. Siang saja ya, Pak?" timpal Jurano.

Kembali Onto Suwigno memikirkan masalah yang sebenarnya ia tak mengerti. Namun pikirnya, ia melakukan praktik itu dengan Jannah ketika waktu senggang. Saat ia tidak sedang mengajar atau tidak sedang mengojek.

"Baiklah! Tetapi, waktu istirahat saja. Besok bisa kita praktikkan," Onto Suwigno memberi kepastian kepada murid-muridnya.

Bel pulang telah dibunyikan. Membuat siswa-siswa cepat-cepat mengemasi buku dan segenap alat tulis. Mereka pun siap untuk meluncur pulang. Tas ransel yang tadi pagi mereka bawa terasa berat, sekarang menjadi ringan ketika mereka sudah memakan bontotan yang disiapkan ibu mereka.

Siswa-siswa berbondong-bondong pulang. Begitu juga dengan para guru termasuk Onto Suwigno. Onto Suwigno langsung berganti seragam. Ia memakai seragam ojek dan langsung menuju pangkalan ojek Telon. Dalam perjalanan, ia memikirkan hal yang tak ia mengerti yang ditanyakan muridnya. Pendidikan seks. Bagaimana besok ia akan menjelaskan. Apalagi ia akan menjadikan itu sebuah praktik. Bagaimana ia akan melakukan? Dengan siapa? Semakin banyak pertanyaan yang muncul dan menghantui Onto Suwigno. Ia terdiam dalam lamunan panjang.

"Pak Onto, bagaimana kalau kita praktik ketika istirahat pertama?" tanya Jurano.

"Baik. Ide yang cukup bagus. Kamu dan teman-temanmu yang berpraktik, ya. Tentu saja atas bimbingan saya," jawab Onto Suwigno yang sedikit tersenyum tapi kebingungan.

"Baik pak."

Kembali Onto berpikir. Benar yang ia lakukan ini? Sementara ia mengukur dirinya sendiri. Ketika ia berumur 18 tahun, setahun sebelum ia menikah dengan Jannah, baru ia megetahuinya. Mereka baru berumur 12 tahunan. Apakah sudah layak mengetahuinya? Kembali kebimbangan membuatnya bingung untuk melakukan praktik itu.

“Kalau saja saya membaca koran atau nonton TV tentu saja saya bisa menjawab pertanyaan itu dan mengakali jawabannya,” kata Onto Suwigno dalam hati, “tapi, gaji yang saya dapat tidak cukup untuk semua keluarga. Untuk makan satu istri dan dua orang anak saja tidak cukup apalagi harus menghidupi dua orang istri dan tujuh orang anak. Kalau pembesar kota mengatakan bahwa gaji itu tidak habis saya makan satu hari itu memang benar. Tapi gaji itu habis saya makan sepuluh hari. Terus yang dua puluh hari makan apa? Terus anak istri ikut makan siapa?”

"Pak, direkam ya, Pak, pakai kamera?" tanya Siwi, anak pejabat kaya.

"Boleh."

Pengalaman terus saja membuat Onto Suwigno meraba-raba. Tak sempat ia tercenung. Hanya memikirkan anak didik. Bagaimana murid harus diakali tanpa menjerumuskan mereka pada hal yang asusila. Namun ini pengetahuan, kalau tidak dijawab, mereka akan terus bertanya. Ia khawatir kalau murid-muridnya mencari jawaban dengan jalan yang salah. Kembali ia menebarkan mata di sela-sela teriknya mentari siang itu.

"Baiklah anak-anak, semuanya ikut saya!" ajak Pak Onto.

"Kemana Pak?" timpal murid-murid.

"Pokoknya ikut saja."

Onto Suwigno membawa murid-murid ke padang rumput sebelah sekolah.. Layaknya bebek yang digiring pemiliknya. Murid-murid pun nampak tercenung dan belum mengerti apa yang akan dilakukan Pak Onto.

"Kalian boleh merekam sekarang," kata Pak Onto.

"Apanya yang direkam, Pak?"

"Kalian lihat kambing di belakang kalian itu. Di situ ada banyak kambing. Beberapa kambing jantan dan juga beberapa kambing betina. Silahkan kalian amati itu dengan seksama. Sementara saya akan meminta gembalanya untuk mendekatkan kambing-kambing itu kepada kalian."

Adegan yang sebenarnya lekat dengan keseharian murid-murid. Tak sedikit dari mereka juga gembala. Namun ketika tontonan itu dilihat bersama, menjadi suatu keasyikan tersendiri bagi mereka. Canda, tawa, dan saling gelitik tak terelakkan lagi. Nampak Onto Suwigno merasa lega paling tidak. Dia sudah menunjukkan kalau dia sudah bisa menjawab pertanyaan murid-murid. Apalagi mampu membuat mereka senang dengan cara dia menjawab. Onto Suwigno nampak bertambah lega dan sunggingan senyum lega sudah terukir di bibirnya.

"Pak, kok kambing, terus pendidikan seksnya mana?" tanya Jurano penuh penasaran dan merasa dibohongi.

Layaknya mencari barang hilang. Onto Suwigno semakin bingung dengan contoh kambing yang ia tunjukkan kepada murid-murid.

"Mas, kambing ini usianya berapa?" tanya Pak Onto kepada gembala kambing.

"Wah, saya lupa Pak Guru, cuma yang betina ini sebenarnya adalah induk dari yang jantan," jawab si gembala.

"Jadi yang betina itu ibu dari kambing laki-laki!" timpal Rozak ingin menegaskan.

"Benar, Dik…" si penggembala menganggukkan kepala.

"Begini anak-anak, seks semacam ini biasa dalam binatang tapi tidak boleh dilakukan manusia. Semuanya sudah diatur dalam hukum agama. Kalian mengerti?" terang Pak Onto.

"Oh, jadi ini pendidikan seksnya, Pak. Jadi tidak boleh melakukan dengan keluarga, ayah, atau Ibu, atau saudara. Kalau melakukannya bisa dikatakan sebagai binatang. Kambing," tanggap Dini melanjutkan perkataan Onto Suwigno.

"Tepat sekali," lanjut Pak Onto.

Onto Suwigno kembali berpikir, bukan melamun. Pikirannya ingat nama sesosok guru. Oemar Bakrie. Ia melihat sekitar dirinya berubah. Ia melihat tas coklat yang ia bawa berubah menjadi mirip kulit buaya. Ia melihat sepeda motor yang didudukinya, yang biasa ia gunakan mengojek, berubah menjadi sepeda kumbang. Dirinya tiba-tiba berpeci, berkacamata. Entah darimana datangnya. Polisi pun datang menghampirinya. Ia semakin bingung kelabakan tak karuan. Onto Suwigno berpikir, apakah dirinya benar-benar berubah menjadi Oemar Bakrie.

Surabaya, 7 Desember 2005

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae