Jumat, 13 Agustus 2021

Membaca Dareen Tatour dan Saut Situmorang

: Karya Sastra Apa yang Tidak Politis?!
 
Muhammad Yasir
 
Bukankah ketika Hugo Chavez mengatakan kekagumannya terhadap Eduardo Galeano kepada wartawan bahwa “The Open Veins of Latin America adalah monumen dalam sejarah Amerika Latin kita. Buku ini memungkinkan kita untuk belajar sejarah, dan kita harus membangun sejarah ini!" menunjukkan bahwa karya Eduardo Galeano yang satu ini adalah politis untuk kepentingan peradaban Amerika Latin itu?! Bukankah buku yang diterbitkan pada tahun 1971 dan telah terjual lebih dari satu juta kopi di seluruh dunia, meskipun dilarang pada tahun 1970-an oleh pemerintah militer di Chili, Argentina, dan Uruguayitu semestinya membelalak sepasang mata kita tentang bagaimana brutalitas Rezim Soeharto terhadap karya-karya Pramoedya Ananta Toer yang politis?! Kemudian bagaimana kita akan mencapai kesadaran bahwa karya Sastra adalah politis? Maka, sudah semestinya kita berhenti melahirkan, membaca, dan mencoba mengikuti karya-karya yang menghibur dan berkompromi terhadap penindasan yang terjadi di Negara Dunia Ketiga ini! Tidak bisa tidak. Karya Sastra merupakan salah satu kunci terbentuknya suatu peradaban. Dengan karya Sastra, orang-orang bisa mengetahui kehidupan sebelum kita. Dengan karya Sastra, orang-orang memiliki waktu untuk menciptakan dunia mereka. Dengan karya Sastra pula, orang-orang dapat menyimpulkan romantisme kolonial dan native orientalis. Bukan begitu?
 
Juga diperlukan bagi kita untuk membangun sejarah abad 21 ini dengan karya Sastra yang politis dan menolak tunduk terhadap kekuasaan rezim yang bahkan telah berani-beraninya mengatur tata bahasa dan gaya bicara kita sebagai warga negara dengan Undang-Undang fasis Informasi Teknologi Elektronik (ITE). Jadi, apa sebenarnya karya Sastra yang politis itu? Dan, bagaimana kita mampu menciptakannya? Sastra yang politis adalah karya Sastra yang memiliki nilai-nilai kritik (bukan pesan moral atau oral atau onani) terhadap kekerasan kekuasaan yang menyebabkan penindasan menciptakan dunia baru, dunia yang diinginkan kapitalisme dan imperialisme, dunia yang membuat kita tertindas sedemikian rupa, bahkan kehilangan identitas individual manusia dan terjerembab dalam kesedihan pesakitan yang panjang dan sukar dilawan. Untuk menciptakan karya Sastra yang politis, kita harus meletakan tiga pertanyaan ini sebagai dasar. Pertama, apa yang kita tulis? Bagaimana kita menuliskannya? Kemudian, untuk siapa? Jika ada yang mengatakan kepadamu, jika engkau ingin menulis tulis saja tanpa menyertakan tiga pertanyaan itu, maka engkau harus berhati-hati. Pembodohan seperti ini telah menjadi pemakluman di kalangan penulis yang kukenal. Dan, di mana juga kita hidup, pembodohan akan selalu berakhir pada kehancuran, seperti pemilu.
 
Apakah ketika aku menulis karya Sastra tentang cintaku terhadap Istriku tidak termasuk dalam karya Sastra yang politis? Bahkan, cinta sekali pun adalah politis. Ketika aku mencintai Istriku, bukankah aku telah menggunakan kuasaku sebagai lelaki terhadap perempuan untuk “memilikinya” dan membangun keluarga bersamanya? Aku tidak naif untuk ini. Ketika kami bersepakat untuk menikah, sesungguhnya kami telah membawa diri sendiri persoalan kehidupan yang lebih kompleks dan lebih politis. Kami bercinta dalam keadaan miskin. Istriku hamil ketika aku tidak memiliki pekerjaan, selain sebagai penulis dan penyair muda yang malang dan berdiaspora ke Surabaya. Kelahiran anak pertamaku tercampuri tangan orang lain, keluarga besar Istriku, yang membantu membayar biaya persalinan. Secara tersirat, aku dan Istriku telah membawa anak kami ke dalam jalan panjang penderitaan, karena cinta kami. Bukankah ini kejahatan yang politis dan terorganisir, karena cinta kami? Jadi, apakah karya Sastra yang menghibur tidak politis? Tentu saja politis! Tetapi, klimaks dari Sastra yang menghibur membuat kita terpisah dari persoalan kehidupan orang kebanyakan; ruang hidup yang dirampas, hak-hak yang dipenjarakan, kebengisan kekuasaan seorang presiden, dan bayang-bayang pembantaian massal tanpa senjata!
 
Aku tidak kenal W.S. Rendra. Aku tidak kenal Wiji Thukul. Bahwa mengenal mereka melalui karya-karyanya, itu persoalan lain yang tidak emosional. Tapi aku mengenal Dareen Tatour, teman korespondensiku dari Palestina. Kami berkorespondensi pada tahun 2018, hingga sekarang masih saling berbicara lewat Whatsapp. Dareen Tatour ditangkap pada 2015 lalu terkait dengan tiga pesannya, termasuk video yang memperlihatkan dia membaca salah satu puisinya Resist, My People, Resist Them (Lawan, Rakyatku, Lawan Mereka) dengan latar belakang gambar rekaman pengunjuk rasa. Tetapi dia bersikukuh puisinya telah disalahpahami dan sama sekali tidak berniat untuk menyerukan tindakan kekerasan. Tatour, yang telah divonis bersalah oleh pengadilan Israel pada Mei lalu, dihukum penjara selama lima bulan. Wartawan BBC di Yerusalem, Yolande Knell mengatakan, kasus yang menimpa penyair berusia 36 tahun ini menjadikan isu kebebasan berbicara di Israel menjadi perhatian kembali. Dalam dakwaannya, pengadilan Israel menyatakan puisi-puisi yang ditulis Tatour di media sosial menyebabkan terjadinya gelombang aksi penikaman, penembakan, dan penabrakan atas warga Israel.
 
"Saya sudah menduga bakal dibui dan itulah kenyataannya. Saya tidak mengharapkan keadilan. Tuntutan ini jelas bersifat politik karena saya orang Palestina, karena ini tentang kebebasan berbicara dan saya dipenjara karena saya orang Palestina," kata Tatour kepada surat kabar Israel, Haaretz.
 
Setahun setelah penangkapan Dareen Tatour, giliran Guruku yang ditangkap, ditelanjangi, dan dihabisi. Sastrawan Saut Situmorang divonis hukuman percobaan lima bulan penjara. Vonis ini dibacakan hakim pengadilan negeri Jakarta Timur, yang menyidangkan Saut atas kasus pencemaran nama baik lewat media sosial, Facebook. Dia termasuk salah satu penyair yang protes. Dalam tulisan di akun Facebook-nya, Saut “memaki” Fatin Hamama, salah seorang yang disebut terlibat dalam penerbitan buku Pembodohan Sejarah Sastra Kita yang ditulis oleh elite politik Denny JA. Fatin lantas melaporkan Saut ke Polres Jakarta Timur dengan tuduhan pencemaran nama baik, akhir 2014 lalu. Sejak awal, aku mengikuti perjuangan dan perlawanan Saut dan kawan-kawan, serta kolektif Seni dan Sastra yang juga memiliki visi yang sama, menolak tunduk terhadap kekuasaan. Meskipun kalah, pernahkah kita melihat Saut Situmorang berhenti mengkritik dekadensi struktural Negara Dunia Ketiga ini melewati karya Sastranya yang politis? Jika engkau tidak melihat itu, maka orang sepertimu sama saja dengan para medioker dan parasite yang hidup dalam Sastra Kita dan menikmati keuntungannya seorang diri!
 
"Indonesia adalah mimpi, di mana aku tidak perlu lagi bermimpi seperti ini!" tegas, Saut.
 
Surabaya, 2021 http://sastra-indonesia.com/2021/08/karya-sastra-apa-yang-tidak-politis/ https://pustakapujangga.com/2021/08/membaca-dareen-tatour-dan-saut-situmorang/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae