Selasa, 26 Mei 2020

SENI PEMBERONTAKAN ALA ULAR TANGGA

Ulasan novel "Ular Tangga"

Endhiq Anang P
Harian Fajar, 30/9/2018

Dalam sastra Indonesia, setidaknya ada dua novel yang memberikan panduan seni pemberontakan. Yaitu, Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toer dan Ular Tangga karya Anindita S. Thayf. Bila dalam Arok Dedes sebuah pemberontakan harus bertopang pada Empat Kaki Nandi, dalam Ular Tangga bertumpu pada Empat Kaki Gajah-Satu Belalai.

Empat Kaki Gajah meliputi uang, senjata, kerja sama, dan kesempatan. Uang adalah modalmu melakukan operasi besar-besaran. Senjata adalah alat melakukan operasi, juga untuk pengamanan. Sedangkan kerja sama sangat dibutuhkan dari kawan dan lawanmu agar semua berjalan lancar. Adapun kesempatan lebih mirip arloji yang memberitahu kapan saat yang tepat itu akan tiba,” tulis Anindita dalam Ular Tangga. Sedangkan Satu Belalai adalah keajaiban.

Bila mengulik Ular Tangga lebih dalam, konsep pemberontakan dalam novel tersebut mengikuti pemikiran tokoh revolusioner Rusia, Vladimir Ilyich Lenin. Dalam tulisannya Apa yang Harus Dikerjakan?, Lenin menuliskan bahwa dibutuhkan sebuah organisasi revolusioner untuk menjalankan pemberontakan (revolusi). Organisasi tersebut harus memiliki struktur yang ketat dengan diisi oleh kader-kader terbaik. Fungsi organisasi revolusioner adalah untuk menstrukturkan pemberontakan agar berjalan secara terorganisir. Organisasi revolusioner inilah yang akan menjalankan konsep Empat Kaki Gajah-Satu Belalai.

Sanggar Merah yang dipimpin oleh Bung Anu dalam Ular Tangga merupakan salah satu sel. Kata merah dalam sanggar tersebut merujuk pada organisasi kiri yang bersandar pada pemikiran Santo Jelata. Merah merupakan warna yang identik dengan gerakan kiri. Sanggar Merah merupakan salah satu Cabang Kecil Persekutuan Bawah Tanah. Organisasi tersebut menggunakan sistem sel yang disebut Satu-Pusat-Banyak-Cabang-Dan-Lebih-Banyak-Anak-Cabang.

Sebagaimana yang ternarasikan dalam Ular Tangga, sistem sel bekerja di mana satu anak cabang terbawah, termasuk pemimpinnya, hanya mengenal orang-orang dari cabang yang berada langsung di atasnya; tidak tahu siapa saja orang-orang yang ada di Cabang Kecil lain, apalagi yang duduk di Cabang Besar atau Cabang Pusat, terlebih yang berada paling atas. Dengan sistem sel tersebut, organisasi diharapkan bisa aman dari serangan lawan dan bisa luwes bergerak.

Sebagai salah satu kader Persekutuan Bawah Tanah, Bung Anu ditugaskan sebagai pimpinan Sanggar Merah yang bertempat di Perkampungan Tepi Rel dan Tepi Sungai yang menjadi latar Ular Tangga. Di perkampungan inilah para lumpen proletariat berada, yaitu kaum yang termarjinalkan secara ekonomi, sosial, politik. Mereka bekerja apa saja dan mendapat penghasilan pas-pasan.

Dalam analisa Marxis, lumpen proletariat tidak termasuk dalam kategori proletariat karena masih memiliki alat produksi. Misalnya tokoh Kerakbasi yang memiliki gerobak kopi, Ratu Bakul yang mempunyai gerobak sayur atau Sangdewi yang menguasai sepetak lapak di Stasiun Proyek. Satu-satunya proletariat dalam Ular Tangga adalah Sol yang bekerja sebagai buruh pabrik. Mereka inilah yang disebut kaum miskin kota, yaitu masyarakat miskin yang menempati wilayah perkotaan. Sebagai bagian dari yang tertindas, Bung Anu dan kawan-kawannya bertugas mengorganisir mereka sebagai bagian dari pemberontakan.

Setelah organisasi revolusioner terbentuk, Lenin dalam artikelnya Dari Mana Kita Mulai? membabarkan pentingnya Koran Partai. Fungsi koran tersebut serupa perancah yang menghubungkan sisi-sisi bangunan. Dalam Ular Tangga, bentuk Koran Partai adalah Selebaran dengan kode (K). Selebaran ini muncul sejak hari pertama novel dimulai, dan terus ada selama 99 hari ke depan. Selebaran inilah yang menghubungkan para jelata yang tinggal di sekitar Pusat Ibukota.

Pinggiran Mengepung Pusat

Mao Zedong, pemimpin Partai Komunis Tiongkok, merumuskan kosep desa mengepung kota untuk melakukan pemberontakan. Daerah-daerah merah mesti dibangun di pedesaan-pedesaan dengan bertulang punggung kaum tani. Setelah basis-basis di pedesaan siap, mereka akan digerakkan untuk mengepung kota. Dalam Ular Tangga, konsep ini dimodifikasi menjadi pinggiran mengepung pusat.

Para lumpen proletariat yang berada di pinggiran kota disiapkan terlebih dahulu oleh Bung Anu dan Persekutuan Bawah Tanah menjadi daerah-daerah merah. Selama bertahun-tahun, mereka mengakrabi daerah itu lewat berbagai pendekatan. Fungsi Sanggar Merah selain sebagai pos komando juga berperan untuk kerja-kerja pembasisan. Senjata dalam konsep Empat Kaki Gajah bukan hanya alat semacam bedil atau granat, melainkan kekuatan massa yang tertindas. Ketika satu gajah (kesempatan) sudah muncul, ribuan senjata berupa kaum jelata inilah yang digunakan untuk melempuhkan pusat (Istana) kekuasaan.

Seperti yang diceritakan pada bagian akhir Ular Tangga, para jelata yang berada di pinggiran kota digerakkan oleh Persekutuan Bawah Tanah hingga berduyun-duyun menuju Istana tempat Bapak Presiden Kita berada. Hujan yang menderas dan Sungai Purba yang membanjir merupakan satu belalai (keajaiban) yang muncul jelang detik-detik pemberontakan. Kekuatan para jelata tersebut laksana ribuan ekor gajah yang berderap menuju Pusat Ibukota. Empat Kaki Gajah-Satu Belalai mengamuk untuk menggulingkan kekuasaan.

Tidak dapat dilupakan dalam pemberontakan, menurut Lenin lewat tulisan Dua Taktik Kaum Sosial Demokrat dalam Revolusi Demokratik, adalah kerjasama antara gerakan di luar kekuasaan (ekstra parlementer) dan di dalam kekuasaan (parlementer). Selain dengan mereka yang tertindas, satu kaki gajah’ (kerjasama) juga terjalin antara yang berada di luar kekuasaan dengan di dalam kekuasaan. Bila Bung Anu dan kawan-kawannya bertugas di luar kekuasaan maka ada dua tokoh yang ditempatkan di lingkar kekuasaan untuk melakukan kerja-kerja penyusupan. Kemisteriusan dua tokoh ini menjadi salah satu daya pikat Ular Tangga yang membuat ceritanya menarik diikuti hingga akhir.

Satu hal yang diperlukan dalam seni pemberontakan adalah ketetapan membaca kondisi obyektif. Inilah mengapa Ular Tangga menjadi novel yang gemuk (736 halaman) karena harus terlebih dahulu mengulik sejarah panjang sebuah bangsa sebelum tiba di klimaks peristiwa. Dalam tradisi pemikiran Marxis, sejarah dalam Ular Tangga merupakan sejarah masyarakat dan revolusi sebuah bangsa yang disebut Republik Kepulauan. Dengan pembabaran tersebut maka akan diketahui karakter-karakter kelas tertindas dan kelas yang berkuasa. Berlandaskan itulah strategi pemberontakan baru bisa dirumuskan dengan jitu.

Seni pemberontakan dalam Ular Tangga memang tidak mudah ditangkap oleh pembaca. Ibarat bawang merah, seni tersebut terdapat dalam lapisan terdalam novel ini. Pada akhirnya Ular Tangga merupakan novel merah yang mampu mengobarkan semangat perlawanan, bukan novel merah jambu yang menghibur hati.***

*) Editor; Alumnus Filsafat UGM
https://www.facebook.com/anindita.thayf/posts/10205304559091704

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae