Senin, 11 September 2017

Meredam Dendam Ala Gerson Poyk (1931-2017)

Yohanes Sehandi
Majalah Kabar NTT (terbitan Kupang),  edisi: 33, Juli 2017

Naluri purba manusia umumnya adalah membalas dendam, kejahatan dibalas dengan kejahatan. Gigi ganti gigi, ungkapan yang sering kita dengar. Kalau itu terjadi, maka kejahatan di muka bumi ini tidak akan pernah berakhir. Kejahatan akan terus beranak-pinak dan bercucu-cecet. Pertikaian, kerusuhan, dan peperangan di mana pun dan kapan pun, sejak zaman baheula sampai dengan zaman digital sekarang ini adalah sejarah panjang dendam kesumat umat manusia yang dibalas dengan menghalalkan segala cara.

Gerson Poyk, sastrawan besar Indonesia kelahiran Provinsi NTT pada 16 Juni 1931, menawarkan solusi cerdas meredam dendam agar tidak berdaya rusak. Meredam dendam mendatangkan kedamaian dan kesejahteraan, jasmani dan rohani. Lewat novel Meredam Dendam (2009), Gerson Poyk yang meninggal dunia pada 24 Februari 2017, menunjukkan solusi cerdas merendam dendam para tokoh novelnya yang terlibat konflik batin dan pertikaian masa lalu. Hasilnya, dendam kesumat berbalik menjadi pelecut prestasi gemilang.

Novel Meredam Dendam merupakan salah satu dari 13 judul novel Gerson Poyk yang terlacak dan terdokumentasikan. Diterbitkan oleh Penerbit Kakilangit Kencana, Jakarta, 2009, tebal 295 halaman. Di samping menerbitkan 13 novel, Gerson Poyk juga menerbitkan 14 judul buku cerita pendek, satu judul buku kumpulan puisi (Dari Rote ke Iowa, 2015), dan satu judul buku karya jurnalistik bergaya sastra (Keliling Indonesia, dari Era Bung Karno Sampai SBY, 2010). Jumlah 29 judul buku karya Gerson Poyk ini tentu yang terlacak dan terdokumentasi. Masih banyak buku karyanya yang tercecer dan belum terdokumentasikan.

Aku adalah tokoh utama novel ini. Dia dipanggil Da’i oleh teman-temannya. Kelahiran Pulau Rote, Provinsi NTT. Awalnya dia bekerja sebagai pegawai kecil penjaga tower mencusuar yang dibangun di atas sebuah gumpalan karang di kepulauan Komodo. Sewaktu dia mencari ubi kayu, keladi, sukun, dan pisang, dan bahan makanan lain di pulau seberang, terjadi gelombang laut musim hujan hujan. Da’i terdampar tiga hari di pulau seberang. Sekembali di gumpalan karang mecusuar, ditemuinya istrinya sudah meninggal dunia tergantung di ketinggian tower mencusuar karena disambar petir saat menyalakan lampu mencusuar yang sempat padam.

Dengan perih hati Da’i mengundurkan diri dari pegawai mencusuar apalagi gajinya tidak pernah dibayar bertahun-tahun oleh pemerintahan Orde Lama karena pada waktu itu terjadi krisis ekonomi Indonesia sekitar tahun 1960-an. Akhirnya dia menjadi nelayan pencari ikan di perairan Pulau Rote. Pada waktu itulah dia berkenalan dengan seorang pengusaha Cina yang kaya raya, Nyonya Kim namanya. Kim inilah yang mengubah seluruh perjalanan hidupnya. Dia bekerja dan menjadi orang kepercayaan Kim yang kemudian menjadi suaminya meskipun tanpa nikah resmi, setelah Kim menceraikan suaminya. Keduanya bekerja tidak halal karena mengelola perusahaan multiasional yang menyelundupkan barang-barang berharga. Mereka menyelundup mulai dari barang elektronik, emas, hewan langka, sampai dengan menyelundupkan bayi-bayi para pelacur DKI Jakarta.

Meski mendapat keuntungan besar dan menjadi kaya raya bekerja dengan Kim, Da’i yang gagal menjadi pendeta karena berkelahi dengan polisi di Rote ini, merasa berdosa bekerja di perusahaan penyelundupan. Ia keluar dari perusahaan dan meninggalkan Kim. Ia kemudian memperistrikan Vina seorang mantan pramugari yang sama-sama berasal dari Rote. Vina meninggalkan profesinya sebagai pramugari karena terlibat cinta segi tiga dengan seorang pilot yang membuat Vina terdepak. Da’i yang kehilangan pekerjaan bertemu dengan Vina yang juga kehilangan pacar dan pekerjaan. Sebagai bentuk pelarian, meski ada rasa dendam masa lalu di Rote, keduanya kumpul kebo sampai mendapatkan anak laki-laki bernama Feri. Setelah beberapa tahun kemudian baru mereka nikah gereja. Pasangan tua ini berbulan madu di Bali sekaligus merencanakan pembangunan Taman Penulisan Kreatif (TPK) yang akan mendidik generasi muda Indonesia menggeluti dunia penulisan kreatif.

Sewaktu di Balilah pasangan tua ini secara tidak sengaja bertemu dengan Kim mantan istri Da’i. Kim yang sudah bertobat dan berubah namanya menjadi Lilian ini membuka usaha hotel mewah dengan cara yang halal. Di sinilah baru Da’i tahu bahwa Kim mempunyai seorang anak perempuan bernama Pin yang sedang kuliah di Amerika Serikat hasil hubungan dengan Da’i sewaktu bekerja di perusahaan penyelundupan.

Dengan meredam dendam masa lalu yang menimpa, mereka membalasnya dengan prestasi besar. Da’i, Vina, dan Kim meredamnya dengan membangun usaha baru yang halal dan bermartabat. Membangun Taman Penulisan Kreatif dan berbagai usaha modern yang lain. Mereka menikmati kehidupan yang damai dan sejahtera dengan cara yang halal dan bermartabat. Itulah cara cerdas membalikkan dendam masa lalu menjadi prestasi gemilang.

Membaca novel Meredam Dendam ini kita mendapat banyak nilai dan hikmah untuk menjadi pedoman hidup. Tokoh-tokoh yang penuh dengan dendam masa lalu, namun dengan cerdas meredamnya. Bagaimana Da’i si pemuda Rote yang seharusnya menjadi pendeta, meredam dendamnya karena terlibat perkelahian dengan seorang polisi. Diapun meredam dendamnya karena usaha menjadi pegawai penjaga tower mercusuar menjadi sia-sia karena pemerintah tidak memberi gaji yang wajar. Dendamnya berlanjut karena bekerja di perusahaan besar dengan keuntungan besar, namun tidak halal dan mengalami tekanan batin. Dendam Da’i diredam dengan menikahi Vina meski ia tahu bahwa pamam Vina di Rote dulunya pernah memperkosa keponakannya yang masih di bawah umur. Semua dendam kesumatnya diredam dan mendapatkan banyak pahala berlimpah yang tak terduga kemudian.

Nyonya Kim yang masa lalunya penuh dengan kehidupan kelam dengan perusahaan penyelundupan, mengubah jalan hidupnya dengan pertobatan total dengan membuka usaha perhotelan dan restoran yang halal dan sukses tanpa permainan kotor. Usahanya menjadi besar, mampu membiayai kuliah anaknya di Amerika Serikat. Vina yang terpental dari pramugari karena korban cinta segitiga dengan seorang pilot, namun karena mampu meredam dendamnya maka dia menerima kehadiran Da’i yang sudah beristri. Vina juga meredam dendamnya karena perlakuan Da’i yang menganggap rendah martabatnya hanya karena pamannya Vina di Rote pernah mempekosa keponakan Da’i di depan matanya sendiri. Hasil meredam dendam masa lalu, akhirnya Da’i bersama Vina dan Kim (Lilian) ditambah dengan dua orang anak Da’i, Feri dan Pin, membangun kerja sama bidang perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan persaudaraan universal.

Novel ini sungguh memperluas wawasan kita tentang beragam persoalan sosial, politik, ekonomi, pemerintahan, perdagangan, hubungan antarnegara yang dialami bangsa Indonesia pada masa sulit tahuan 1960-an yang menjadi latar waktu kejadian novel ini. Pada tahun 1960-an terjadi embargo ekonomi terhadap Indonesia oleh beberapa negara karena gerakan Indonesia mengganyang Malaysia. Pada saat krisis sosial itulah novel ini ditulis. *

*) Pengamat Sastra NTT dari Universitas Flores, Ende
http://yohanessehandi.blogspot.co.id/2017/07/meredam-dendam-ala-gerson-poyk.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae