Minggu, 27 Agustus 2017

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI MATA DUNIA

M. Dhani Suheri
http://lewatruh.blogspot.co.id

Indonesia merupakan negara kepulauan di Asia, tepatnya di Asia Tenggara. Tentunya, Indonesia adalah negara tercinta bagi kita semua. Selain merupakan negara kepulauan, Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku terbesar di dunia dan dilengkapi dengan penggunaan bahasa yang tiap suku memiliki ciri khas masing-masing.
Ada suku Dayak, Jawa, Toraja, Batak, Bugis, Aceh, Betawi, Manado, dan lain-lain hidup dan tumbuh bersama menjalin sebuah persaudaraan walau terbentang jarak antar pulau yang saling memisahkan, namun mereka tetap Indonesia. Suatu kebanggaan bagi kita sebagai bangsa Indonesia. Tak lepas dari keberagaman bahasa tersebut, tentu hanya bahasa Indonesia sajalah sebagai bahasa pemersatu kita semua. Ya, Itulah bahasa kebanggaan kita, bahasa Indonesia.

Bahasa dan sastra adalah satu kesatuan yang tidak akan terlepas tetap saling mengisi. Karakter sebuah bangsa bisa ditentukan melalui bahasa dan sastra sebagai media seninya. Namun, Kondisi masyarakat dan bangsa Indonesia saat ini, dengan berbagai masalah nasional yang timbul akibat melemahnya karakter bangsa, telah mendorong pemerintah untuk mengambil inisiatif pada tahun 2010 untuk mengarustamakan pembangunan karakter bangsa. Pembangunan tersebut harus senantiasa diiringi dengan penguatan rasa kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang kuat, cerminan karakter Indonesia akan muncul dalam segala aktivitas yang ditujukan bagi peningkatan kualitas bangsa. Jalur pendidikan mengambil peran penting dalam upaya pencapaian tujuan ini. Sebagai alat ekspresi diri pribadi, alat ekspresi diri makhluk sosial, alat ekspresi diri warga negara, dan alat ekspresi diri profesional, bahasa menjadi kebutuhan dasar dalam dunia pendidikan. Bahasa memiliki peran penting dalam pembentukan karakter seseorang. Jika perspektif peran bahasa dipadukan dalam proses pendidikan guru, bahasa berperan sebagai alat pengembangan kompetensi pendidik. Melalui pembelajaran bahasa yang integratif dengan didasari pemahaman historis filosofis tentang Indonesia yang berlandaskan kearifan lokal, semangat nasional, dan wawasan global, semangat kebangsaan dapat tumbuh untuk memperkuat karakter Indonesia.

Pengaruh globalisali berusaha menawarkan liberalisasi dibidang; agama, budaya, ekonomi, konstitusi, kesehatan, pendidikan bahkan bahasa jika hal ini dibiarkan dapat menggerus jati diri bangsa Indonesia dan dapat melunturkan sikap nasionalisme anak bangsa. Hanya bangsa kreatif yang akan mampu bertahan, dalam arti menemukan jati dirinya. Jati diri bangsa kita adalah Pancasila, yang meliputi beberapa hal yaitu; kepedulian, pengertian, serta nilai-nilai berdasarkan nilai-nilai inti dari Pancasila. Oleh karena itu, optimalisasi bahasa dan sastra di Indonesia harus terus diupayakan semaksimal mungkin, untuk dapat mengembangkan seluruh aspek pendidikan sepert; kognitif, afektif, dan psikomotorik dan adanya perilaku moral yang dapat dimengerti oleh peserta didik. Pendekatan komprehensip dengan menerapkan semua aspek pendidikan pengembangan karakter bangsa.

Berbicara tentang bahasa, adalah salah satu kata yang terdengar tidak asing di telinga kita. Terlebih lagi kita sering menggunakannya sebagai salah satu-satunya alat ekpresi diri dan komunikasi. Dan tentu saja, dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan pernah luput dari yang namanya bahasa. Ia selalu dibutuhkan oleh manusia dalam pembentukan masyarakat. Tanpa bahasa, masyarakat tidak akan terwujud. Karena ia merupakan sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Dan bahasa juga merupakan bagian kebudayaan yang sangat penting, bahkan bisa dikatakan sebagai pondasi dasar dari kebudayaan. Ia akan membuka berbagai pintu dan jendela dunia, sehingga akan tampak beragam corak dan budi pekerti suatu bangsa.

Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili Kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon. Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitusaja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yang disebut tata bahasa.

Sementara sastra yang berasal dari bahasa Sansekerta (Shastra) merupakan kata serapan yang berarti “teks yang mengandung intruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti “intruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa indonesia, kata ini bisa digunakan untuk merujk kepada “keusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Selain itu, dalam dunia kesusastraan, sastra terbagai menjadi dua. Yaitu tulisan dan lisan. Tulisan bisa dikatakan sebagai karya yang lahir dari tangan-tangan penulis dan menciptakan warna tersendiri untuk menambah khasanah sastra, sementara lisan merupakan wadah atau alat untuk mengungkapkan isi dari sastra yang telah diciptakan tadi.

Menurut Mursal Esten (1978:9), Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia, (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan). Sementara Plato mengungkapkan bahwa sastra sebagai karya tulisan yang halus merupakan karya yang mencatat bentuk bahasa dengan berbagai cara, yaitu dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan, dan diterbalikkan serta dijadikan ganjil. Dari kedua teori dari para ahli tadi dapat kita rasakan bahwa sastra sejatinya tidak terikat atura. Ia mengalir bagaikan air yang deras di sungai. Mengungkapkan kata-kata yang indah dengan imajinasi yang kreatif, sehingga menghasilkan mahakarya yang bisa dinikmati oleh banyak orang.

Bahasa dan sastra merupakan ilmu dan seni. Dikatakan sebagai ilmu, karena bisa dipelajari. Selanjutnya, disebut sebagai seni, karena dapat digunakan dengan memperhatikan berbagai faktor keindahan yang dapat mewarnai bentuk bahasa yang digunakan. Selain sebagai ilmu dan seni, bahasa dan sastra merupakan alat utama, media pengungkap rasa, ide, pikiran, dan gagasan. Karenanya, keduanya merupakan cermin jiwa penggunanya. Sebagai media pengungkap rasa, pikiran, dan gagasan, bahasa berperan penting di dalam mengolah jiwa. Sekalipun ruhani seseorang sedang gundah gulana, tetapi jika kegundahan itu dilahirkan dengan kesejukan berbahasa, maka yang keluar, yang muncul di permukaan adalah karakter kedamaian. Sebaliknya pula, meski jiwa seseorang dalam keadaan tenang, tetapi apabila diekspresikan mengundang konflik, maka yang lahir di permukaan pun adalah kekacauan. Dengan demikian, betapa besar bahasa dan sastra itu berpengaruh terhadap pembentukan karakter seseorang. Membentuk karakter adalah membentuk jati diri.

Menilik histori pada zaman penjajahan dahulu, kita pasti menyadari bahwa banyak yang sudah diambil oleh para penjajah kita. Salah satunya adalah kekayaan ilmu tentang bahasa dan sastra Indonesia. Bahkan diketahui bahwa bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang paling banyak digunakan. Percaya atau tidak Bahasa Indonesia sudah digunakan di 45 negara di dunia. Dan akibat hal tersebut bahasa Indonesia menempati peringkat ke 10 dalam hal bahasa yang paling banyak di pelajari di berbagai negara yang ada di dunia ini. (viva.co.id). Bahasa indonesia pun menjadi bahasa populer di beberapa negara, seperti Australia, Jepang, Vietnam, dan bahkan Bahasa Indonesia diyakini sangat berpeluang menjadi bahasa resmi ASEAN (republika.co.id)

Berbeda dengan negara kita sendiri, “tuan rumah” dari Bahasa Indonesia. Kita tahu bahwa bangsa Indonesia terbentuk dari beraneka ragam suku, budaya, agama, dan bahasa. Bangsa Indonesia merupakan cermin kemajemukan yang ditunjang dengan berbagai simbol pemersatu bangsa. Salah satu pemersatu itu adalah bahasa Indonesia. Namun, masalah yang dihadapi bangsa ini adalah kondisi kebahasaan di Indonesia yang cukup memprihatinkan, terutama penggunaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia di tempat umum, seperti nama bangunan, nama kompleks perumahan, nama pusat perbelanjaan, serta nama hotel dan restoran, sudah mulai marak menggunakan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Nama tempat yang seharusnya menggunakan nama berbahasa Indonesia, tetapi menggunakan kata asing itu menunjukkan mulai lunturnya jati diri keindonesiaan. Kondisi seperti itu harus kita sikapi dengan arif agar kita tidak menjadi asing di negeri sendiri.

Nah, untuk memcahkan masalah ini, semua elemen harus bersatu padu, agar bahasa kita sendiri sebagai bahasa pemersatu bangsa tidak hilang ditelan masa. Salah satunya adalah dengan Penanaman cinta bahasa kepada anak bangsa haruslah dari sejak dini, hingga perguruan tinggi secara optimal melalui; materi pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan siswa dalam berbahasa dengan memanfaatkan berbagai media belajar, metode, pendekatan, strategi pembelajaran, maupun evaluasi pembelajaran. Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia berperan sangat penting didalam menjaga keutuhan dan rasa persatuan Indonesia, karena bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai perekat kebersamaan dan sebagai salah satu simbol jati diri bangsa. Hal itu sejalan dengan semboyan “Bahasa Menunjukkan Bangsa”.

Upaya optimalisasi pembelajaran oleh guru bahasa dan sastra Indonesia dengan menyeserasikan antara metode pembelajaran yang diterapkan dengan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga pendidik dengan pengajaran aktif, inovatif, kreatif, effektif, gembira dan menyenangkan serta pemilihan materi pembelajaran yang digali dari nilai luhur bangsa akan membentuk jati diri siswa yang kelak mampu menghadapi kehidupan dimasa depan yang bermartabat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

http://lewatruh.blogspot.co.id/2015/06/bahasa-dan-sastra-indonesia-di-mata.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae