Minggu, 13 Januari 2013

Sastrawan, Pembaharu Sastra Keilmuan

Fatmin Prihatin Malau *
http://www.analisadaily.com/

SASTRA Indonesia perlu dianalisa ulang, untuk apa? Dianalisa ulang untuk eksistensi (keberadaan) sastra keilmuan atau sastra yang menjadi pelajaran di bangku sekolah dan perguruan tinggi. Sastra keilmuan ada dari jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas dan pendidikan tinggi. Buktinya ada Fakultas Sastra dan selain Fakultas Sastra, seperti Fakultas Ilmu Sosial, Ekonomi, Hukum, Kedokteran, Pertanian dan lainnya ada Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yakni Ilmu Budaya Dasar.
Artinya, sastra sebagai keilmuan terintregrasi dengan semua disiplin ilmu yang ada maka sastrawan memiliki tanggungjawab moral dalam pembaharu dari sastra keilmuan. Bagus bila ada sekelompok sastrawan berteriak merdeka dalam makna luas dan menginginkan adanya pembaharuan secara alami serta menempatkan sastra itu sebagai keilmuan.

Tuntutan dari keilmuan adalah merdeka, tidak terbelenggu, berkembang secara terus menerus, tidak statis (stagnasi) apa lagi berhenti. Semua keilmuam terus berkembang sesuai dengan pemikiran dan tuntutan zaman. Keilmuan itu dalam perkembangannya ada yang cepat dan ada yang lambat akan tetapi terus berkembang.

Keilmuan kedokteran, fisika, kimia kini mengalami perkembangan yang cepat sesuai dengan tuntutan zaman. Sastra sebagai keilmuan juga harus berkembang selaras dengan eksistensi para sastrawan yang merdeka, berdaulat dan sejahtera lahir bathin.

Bila dibandingkan dengan keilmuan lain sastra sebagai keilmuan seperti berjalan ditempat, terbelenggu dan dibelenggu sehingga hampir tidak berkembang. Dari masa ke masa hanya itu saja materi yang menjadi keilmuan. Buktinya, dua puluh lima tahun lalu, penulis ketika di sekolah menengah atas mempelajari sastra dan kesusastraan tentang Mara Rusli dengan Siti Nurbaya, Chairil Anwar dengan “aku ingin hidup seribu tahun lagi.” Buya Hamka dengan Merantau ke Deli dan sastrawan lainnya dengan karyanya.

Kini para siswa sekolah menengah atas juga mempelajari apa yang dua puluh lima tahun lalu penulis pelajari. Teman penulis satu sekolah kini menjadi guru pelajaran Bahasa Indonesia dan ketika bertemu mengatakan hal yang sama dan menilai penulis yang pantas menjadi guru pelajaran Bahasa Indonesia karena penulis banyak menulis tentang sastra yakni cerita pendek (cerpen), cerita bersambung (cerbung), puisi dan esai sastra.

Apa maksud teman penulis yang guru Bahasa Indonesia itu? Maksudnya sastra sebagai keilmuan belum seperti disiplin ilmu yang lain. Mengapa karya-karya sastrawan sekarang ini belum menjadi materi keilmuan pelajaran sastra.

Sastawan Menjadi Pelopor

Sastra sebagai keilmuan setara dengan disiplin keilmuan lainnya. Mengapa disiplin keilmuan lainnya terus berkembang dari waktu ke waktu, mengapa sastra sebagai keilmuan sangat sulit berkembang, tetap itu saja dari masa ke masa.

Fenomena ini perlu dianalisa tentang keberadaan (eksistensi) sastra itu sendiri. Pertanyaannya, apakah dari dahulu, dari zaman Siti Nurbaya sampai zaman sekarang ini karya Sastra Indonesia memang hanya itu saja? Jika benar sastra sebagai keilmuan sudah pasti tidak mungkin karya Sastra Indonesia hanya itu saja.

Teman penulis satu alumni SMA yang kini menjadi guru pelajaran Bahasa Indonesia mengakui karya Sastra Indonesia bukan itu saja dan menyebutkan sederetan nama sastrawan di Sumatera Utara yang karya sastra para sastrawan itu dibaca dan diikutinya pada berbagai suratkabar meskipun tidak mengenal orangnya secara langsung dan dengan penulis juga karena dahulu teman satu kelas di bangku SMA. Seandainya tidak satu kelas, maka tidak juga mengenal orangnya, hanya nama dan karyanya saja.

Menarik pengakuan teman satu kelas penulis ini yang kini menjadi guru Bahasa Indonesia untuk mencermati Sastra Indonesia sebagai keilmuan. Semakin menarik lagi ketika hampir semua Perguruan Tinggi (Universitas) memiliki Fakultas Sastra dan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Kesusastraan terus dipelajari mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Bukan itu saja akan tetapi Indonesia juga memiliki lembaga Pusat Bahasa yang Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) bertanggungjawab untuk pengembangan bahasa dan kesusastraan sebagai keilmuan.

Perlu dianalisa ulang Sastra Indonesia sebagai keilmuan karena karya sastra dan sastrawan yang ada dalam sastra keilmuan belum ada perkembangan, masih tetap seperti lima puluh tahun yang lalu. Pada hal beberapa nama seperti Taufiq Ismail, Putu Wijaya, NH Dini dan lainnya melahirkan karya sastra.

Begitu banyak sastrawan Indonesia yang memiliki karya sastra yang bagus dan mewakili perkembangan zaman tetapi mengapa tidak menjadi materi sastra sebagai keilmuan dan mengapa tidak masuk dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Kesusastraan.

Sastrawan harus menjadi pembaharu sastra sebagai keilmuan dengan berinteraksi dengan lingkungan daerahnya, sehingga karya karya sastra lokal menjadi kajian dan penelitian pada Fakultas Sastra.

Sama dengan disiplin keilmuan lain, sastra sebagai keilmuan juga harus menjadi materi penelitian di Fakultas Sastra seiring dengan berkembangnya manusia di Indonesia. Sastra Indonesia sebagai keilmuan harus dianalisa ulang, sehingga sastra sebagai sebuah disiplin ilmu tidak stagnasi atau berhenti dalam pemikiran, akan tetapi berkembang dalam peradapan.

Pelopor utama harus datang dari para sastrawan Indonesia yang ada sekarang ini pada semua daerah di Indonesia. Bila ini dilakukan para sastrawan pada daerahnya masing-masing maka budaya, sastra Indonesia bukan saja merupakan jati diri Bangsa Indonesia juga berkembang menjadi satu disiplin keilmuan yang merdeka, berdaulat dalam berkarya.

*) Penulis pemerhati masalah kesusastraan, pernah menjadi dosen matakuliah Ilmu Budaya Dasar di Medan.
Dijumput dari: http://www.analisadaily.com/news/read/2012/12/30/97080/sastrawan_pembaharu_sastra_keilmuan/#.UPLZjKx2Na8

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae