Muslim Kasim *
Padang Ekspres, 21/12/2012
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas segala rahmat dan nikmat-Nya. Hari ini adalah hari peluncurun novel-novel karya Sutan Zaili Asril. Salam hormat saya kepada Sutan Zaili Asril, sosok pekerja keras, cerdas, kreatif dan senantiasa berpikir tajam dan membangun dalam tiap persoalan.
Rasanya tak mungkin kita untuk menyembunyikan apresiasi kepada seorang Sutan Zaili Asril, yang untuk selanjutnya saya singkat menjadi SZA.
Bila Sumatera Utara melahirkan Sutan Takdir Alisyahbana (STA), seorang sastrawan besar Nusantara dalam buah karya “Layar Terkembang”, “Dian tak Kunjung Padam”, maka Sumatera Barat pada era terkini melahirkan sastrawan berkelas, yakni Sutan Zaili Asril atau SZA. Dan, dua tokoh ini adalah pengarang besar yang memberi warna terhadap kesusastraan Indonesia…
Keterampilan menulis, bukan soal teoritis. Menulis adalah kepandaian praktis. Sulit bagi dunia untuk melahirkan orang-orang yang pintar menulis, karena sekolah menulis itu belum ada. Adakah sekolah khusus untuk melahirkan penyair? Melahirkan pengarang? Saya rasa tidak. Seseorang yang mempunyai kemampuan menulis adalah seseorang yang diamanahi Tuhan untuk cakap menulis. Ia menjadi seorang yang muncul, bukan seorang yang “lahir” atau dilahirkan!
Sekalipun sama-sama menulis, namun penulis, pengarang dan wartawan itu berbeda ruang. Penulis menghasilkan tulisan. Pengarang menghasilkan karangan. Wartawan menghasilkan berita. Istilah tulisan dipakai untuk menyatakan sebuah karya tulis. Tulisan disusun berdasarkan pernyataan gagasan orang lain. Penulis menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan oleh orang lain itu disebut penulis. Fondasi tulisannya adalah analisis dan paparan sebuah masalah atau peristiwa faktual. Misal; tajuk, essay, feature dan lainnya. Sementara, sebuah karangan; lantainya fantasi, imajinasi atau rekaan. Misalnya berbentuk cerita pendek (cerpen) dan novel. Pembuat tulisannya lebih tepat disebut pengarang; bukan penulis. Sedangkan wartawan, membuat tulisan berdasarkan fakta dan data yang tidak beraroma pendapat pribadi atau opini.
Zaili atau SZA, apakah seorang wartawan semata? Penulis? Pengarang? Tidak! Seorang wartawan, belum tentu seorang penulis atau seorang pengarang. Seorang penulis belum tentu seorang wartawan atau seorang pengarang. Seorang pengarang belum tentu seorang penulis atau seorang wartawan.
Tapi SZA adalah salah seorang penulis terlengkap yang dimiliki Indonesia. Beda dengan STA yang hanya sebagai pengarang semata. Namun, SZA adalah penulis tiga profesi; ya wartawan, ya penulis, ya pengarang. Untuk itu, kita bangga pada sosok SZA yang lahir darah Minangkabau tacinto.
Ternyata SZA bukan sosok penulis tiga profesi semata, tapi makin sempurna manakala SZA juga dikenal bertangan dingin dalam mengelola perusahaan pers. Di tangan SZA, Padang Ekspres menjadi koran nasional yang menggurita hingga pelosok Sumatera Barat. Tak lengkap surat kabar sebelum membaca Padek. Padek menjelma menjadi surat kabar referensi bacaan bagi orang Sumatera Barat. Untuk melihat Sumatera Barat dari kaca mata massa, buka saja Padek…
Begitu juga, dengan Posmetro, Rakyat Sumbar, bahkan tangan dingin SZA juga berhasil mengukuhkan Padang TV di Padang, Dharmasraya TV di Dharmasraya, Triarga TV di Bukittinggi menjadi televisi lokal yang memberi informasi bermanfaat, memberi kecerdasan di ruang pendidikan media yang sekaligus menjadi inspirasi bagi pemirsa.
Lama saya merenungkan tentang seorang Sutan Zaili Asril dalam ruang karya yang selalu memberi pengetahuan dan membuka ruang cakrawala pembaca. Zaili, sejak masa remaja, saya sudah mengenalnya. Ketika saya bertugas di Bali, Zaili adalah wartawan Kompas untuk Pulau Dewata. Tulisan-tulisan Zaili, sungguh menjadi inspirasi bagi masyarakat Bali. Dan ketika saya menjadi Ketua Masyarakat Minang di Bali, Zaili juga dikenal sebagai aktivis rantau untuk kegiatan sosial urang awak. Diam-diam saya kagum pada keuletan dan kegigihan SZA yang selalu ingin berbuat dan berkarya.
SZA layak menjadi panutan para penulis kita, para wartawan kita dan para pengarang kita. Dan saya berharap, semoga Padek Group menjadi labor bagi anak muda pekarya di Sumatera Barat.
Adat sebuah berita adalah fakta dan data. Adat kepenulisan, analisis dan ketajaman melihat persoalan. Adat karangan, imajinatif yang berfantasi di ruang pikiran yang mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain.
Berita adalah fakta dan data, kata orang kebenaran tidak memihak, kebenaran yang sesungguhnya berpihak pada kebenaran itu sendiri. Namun kebenaran yang paling hakiki adalah kebenaran Ilahi. SZA, selama di Kompas adalah wartawan yang penuh dengan karya jurnalistik yang diperhitungkan secara nasional. Ia memenangkan penghargaan jurnalistik Kalpataru tahun 1989. Atas karya jurnalistiknya yang cukup monumental berjudul “DAS Musi: Batang Hari Sembilan” yang terdiri atas empat laporan dimuat Harian Pagi Kompas di dua halaman tengah harian itu.
Saya pembaca tulisan Cucu Magek Dirih ini. Tulisannya bernas, jernih dan cerdas, serta kaya dengan referensi. Jelas benar tergambar di situ, betapa luas dan dalamnya pengetahuan sang penulisnya. Dan yang lebih membuat kita hormat manakala, SZA diam-diam sedang mengembangkan jurnalisme Islami yang artinya memberi kabar, mengungkap kabar yang diawali dengan niat baik, bukan niat buruk mencelakakan orang atau berunsur dendam. Tidak begitu konsep SZA. Saya amati itu, SZA adalah seorang tokoh atau pelaku karya tulis yang objektif!
Dan belakangan saya amati, SZA juga sedang memberi virus sastra dalam konsep jurnalistiknya yang kita sebut dengan jurnalistik sastrawi. Di mana, teknik penulisan reportase yang ditulis dengan gaya sastra yang bertutur atau naratif, sehingga enak untuk dibaca.
Selamat juga kepada keluarga besar Padek Group yang telah berhasil menjadi sebuah media surat kabar terkemuka yang tak lepas dari tangan cerdas seorang SZA…
Malam ini terasa begitu indah. Begitu bergelora. Seakan Bumi Minangkabau ikut menyambut karya ini dengan gembira. Sudah lama kita tak mendengar buah karya pengarang Minangkabau yang menjadi prasasti dalam pustaka sastra Indonesia. Malam ini, di Hotel Grand Inna Muara Padang, Cucu Magek Dirih akan meluncurkan lima dari tujuh novelnya. Ini luar biasa. Membuat satu novel saja minta ampun susahnya, tapi ini lima.
Kelima novel itu berjudul Revolusi Kaum Guci, Jalan Terjal dan Berliku, dan Mimpi-mimpi Myan—yang merupakan trilogi Revolusi Kaum Guci. Lalu Prahara di Surau Kaki Bukit, dan Penelokan. Kelima novel itu relatif tebal dengan jumlah halaman di atas 300 halaman.
Dan dua novel lagi, berjudul Aku Anak Pemberontak Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (AAP-PRRI), dan Sitti Basulam. Dua novel yang terakhir mengambil tema sejarah dan mengambil pelataran peristiwa sejarah (AAP-PRRI mengambil pelataran PRRI, dan Sitti Basulam mengambil pelataran Gerakan 30 September 1965/PKI).
Saya mengharapkan, novel-novel karya SZA menjadi bahan bacaan wajib bagi anak-anak di sekolah. Mengapa? Revolusi Kaum Guci adalah novel yang tak bisa dilepaskan dari persoalan keadatan, pikiran dan perubahan sosial lainnya. Dan muatan budayanya kental. Ini bisa menjadi bahan referensi bagi anak-anak sekolah dalam mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau.
Bahkan saya mengamati, novel-novel karya SZA adalah novel yang memberi pembaruan dalam dunia sastra kita. Kaya dengan pengetahuan dan pembuka cakrawala bagi pembacanya. Dan juga bermuatan sejarah. Dan seakan-akan karya fiksi SZA berfakta di tengah kehidupan sosial kita. SZA berhasil menyusun imajinasi menjadi sesuatu yang mirip nyata sekalipun rekaan semata.
Kita sambut kehadiran novel karya SZA, semoga memperkaya ruang pikiran pembaca dalam semangat cinta atau gemar membaca…
Kalau dapat, tak hanya sekadar penyemarak pustaka sastra Indonesia, tapi novel karya SZA juga mampu dan menjadi alat bagi pembaca dalam semangat gemar menulis….
Atas nama Pemerintah Provinsi kami memberikan apresiasi plus kepada SZA yang telah ikut membangun dunia sastra kita. Membangun dunia sastra atau dunia kepenulisan sama artinya dengan membangun pikiran. Membangun pikiran dan perbuatan, sama juga artinya dengan membangun kecerdasan serta karakteristik anak bangsa.
Dan saya yakin, bahkan bertambah yakin; ternyata hidup adalah pikiran dan perbuatan. Apa yang kita dapati pada saat ini tak lebih dari hasil olah pikir dan perbuatan masa lalu, dan apa yang kita pikirkan dan perbuat pada saat ini, adalah untuk masa mendatang.
Terbaca oleh saya, ternyata sejak remaja SZA sudah berpikir untuk menjadi pengarang dengan melakukan perbuatan yang menghasilkan karya-karya karangan. Tapi, sebelum menuju ke dunia kepengarangan, SZA melewati dulu sebuah jembatan “jurnalistik” dan bisnis pers, untuk kemudian berdermaga di “istana pikiran” atau berlabuh di dunia karangan.
Berbahagialah SZA yang sampai pada cita-cita untuk menghasilkan karya novel. Dan mirip SZA, pada masa remaja dulu saya juga bercita-cita jadi wartawan, penulis atau pengarang. Sebelum memulai karir di pemerintahan, saya bekerja memburu berita. Memotret peristiwa. Menulis dan melaporkannya ke surat kabar tempat saya jadi wartawan dulu. Tapi takdir berkata lain. Saya tak diciptakan untuk jadi wartawan, tapi jadi wakil gubernur. Kalau jadi penulis, seperti SZA, dalam kesibukan saya sempatkan menulis beberapa buku. Suatu hari nanti, saya juga ingin membukukan karangan-karangan saya dalam bentuk puisi. Karena salah satu hobi saya adalah menulis puisi atau pantun.
Saya meyakini, sebuah karya tulisan jauh lebih panjang usianya daripada pembuatnya. Karya Robohnya Surau Kami, Layar Terkembang, Anak Perawan di Sarang Penyamun, Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai) hingga kini masih hidup dan terus dibaca, dan pengarangnya terkenang sepanjang risalah kita….
Selamat SZA….
Semoga SZA senantiasa dilimpahkan rahmat dan nikmat Yang Kuasa dan selalu diberi kesehatan yang kuat, sehingga berpantang tidak berkarya sebelum ajal tiba… Soal hidup, bukan soal seberapa usia kita, tapi adalah soal apa-apa yang dapat kita lakukan dan kita perbuat bagi orang banyak dengan menghasilkan berbagai karya yang bermanfaat… Beruntunglah, orang yang tak pernah berhenti berkarya di atas dunia……
Bahwa hidup yang mulia adalah hidup yang selalu menghasilkan karya dan bermanfaat bagi orang banyak…, bukan sebaliknya!
*) Muslim Kasim, Wakil Gubernur Sumbar
Dijumput dari: http://padangekspres.co.id/?news=nberita&id=2785
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzieb
A. Azis Masyhuri
A. Dahana
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S Laksana
Aan Frimadona Roza
Aang Fatihul Islam
Abd. Rahman Mawazi
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adhy Rical
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adin
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afnan Malay
AG. Alif
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan MN
Agung Poku
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Subagyo
Agus Salim
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Naufel
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Alang Khoiruddin
Alex R Nainggolan
Alfred Tuname
Ali Irwanto
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alvi Puspita
Amandus Klau
Amel
Amien Kamil
Anam Rahus
Andaru Ratnasari
Andong Buku #3
Angela
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Ari Pahala Hutabarat
Arie MP Tamba
Arif Bagus Prasetyo
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Juanda
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Astrid Reza
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Awan Abdullah
Ayi Jufridar
Azyumardi Azra
B Sugiharto
Badrut Tamam
Bagja Hidayat
Bahrul Ulum A. Malik
Bakdi Soemanto
Balada
Bambang kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Baskara T Wardaya SJ
Bayu Agustari Adha
Bayu Ambuari
Beni Setia
Benny Arnas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Berto Tukan
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonnie Triyana
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiarto Shambazy
Buldanul Khuri
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chandra Iswinarno
Cover Buku
D. Zawawi Imron
Dadan Sutisna
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danang Probotanoyo
Danarto
Daniel Paranamesa
Dareen Tatour
Darju Prasetya
Darma Putra
Darwis Rifai Harahap
Dayat Hidayat
Dede Kurniawan
Deepe
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dhewi Susanti
Dian Hartati
Diana AV Sasa
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djunaedi Tjunti Agus
Doan Widhiandono
Doddy Hidayatullah
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Dr Junaidi
Dr. Simuh
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Dwi Wahyu Handayani
Dwicipta
Dyah Ratna Meta Novi
Edeng Syamsul Ma’arif
Eduard Tambunan
Edy Firmansyah
Edy Sartimin
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Endhiq Anang P
Endi Biaro
Esai
Eva Dwi Kurniawan
Evan Ys
Evi Idawati
Evieta Fajar
F Rahardi
F. Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatmin Prihatin Malau
Fauzan Al-Anzhari
Fenny Aprilia
Festival Gugur Gunung
Fikri. MS
Firdaus Muhammad
Fransiskus Nesten Marbun ST
Franz Kafka
Free Hearty
Furqon Abdi
Gde Artawan
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Noy
H. Rosihan Anwar
Hadi Napster
Halim HD
Hamdy Salad
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasanudin Abdurakhman
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hastho Suprapto
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendra Sugiantoro
Hendriyo Widi
Henry H Loupias
Heri CS
Heri Latief
Herman Hasyim
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Hesma Eryani
Hikmat Gumelar
Hilyatul Auliya
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
Humam S Chudori
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idha Saraswati
Idris Pasaribu
Igk Tribana
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Q. Moehiddin
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian koto
Inggit Putria Marga
Irman Syah
Isbedy Stiawan ZS
Ismi Wahid
Istiqomatul Hayati
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
J. Sumardianta
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jenny Ang
Jihan Fauziah
Jimmy Maruli Alfian
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf A.N
Kalis Mardi Asih
Karkono
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Khawas Auskarni
Khoirur Rizal Umami
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kusno
Kuswaidi Syafi’ie
L.N. Idayanie
Laksmi Pamuntja
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lies Susilowati
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
LP3M Universitas Jember
Lukman Asya
Lutfi Mardiansyah
M Arman AZ
M Hari Atmoko
M. Dhani Suheri
M. Faizi
M. Haninul Fuad
M. Ikhsan
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marlin Bato
Martin Aleida
Marwanto
Maryati
Mas Ruscitadewi
Mashuri
Maya Azeezah
Media: Crayon on Paper
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggalang Dana Amal
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mestika Zed
Michael Gunadi Widjaja
Michael Ondaatje
Mihar Harahap
Mikhael Dua
Mila Novita
Misbahus Surur
Misranto
Moch. Faisol
Moh. Asy'ari Muthhar
Muh Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Farhand Muzakki
Muhammad Ghufron
Muhammad Hidayat
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammad Yulius
Muhammadun A.S.
Muhibin AM
Muhidin M Dahlan
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Mursai Esten
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang Fahrudin
Nanang Suryadi
Naskah Monolog
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nissa Rengganis
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Novelet
Novianti Setuningsih
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nunung Nurdiah
Nunuy Nurhayati
Nur Ahmad Salman H
Nur Cholish Zaein
Nur Faizah
Nur Hidayati
Nuraz Aji
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurul Anam
Nuryana Asmaudi SA
Ode Barta Ananda
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pameran Lukisan
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Priyambodo RH
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Dachroni
R. Timur Budi Raja
Rachmat H Cahyono
Radhar Panca Dahana
Rahmi Hattani
Rainer Maria Rilke
Rakai
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Ramadhan Batubara
Rambuana
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Rida Wahyuningrum
Ridwan Munawwar
Rilla Nugraheni
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rosidi
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rz. Subagyo
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Saripuddin Lubis
Sastra Pemberontak
SastraNESIA
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Si Burung Merak
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Sjaiful Masri
Sjifa Amori
SLG STKIP PGRI Ponorogo
Soeharto
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Fitri Ana
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sudarmoko
Sugeng Satya Dharma
Sujiwo Tejo
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Suseno
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutirman Eka Ardhana
Suwandi Adisuroso
Suyadi San
Switzy Sabandar
Syah A. Lathief
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syifa Aulia
Sylvianita Widyawati
Tamrin Bey
Tan Malaka
TanahmeraH ArtSpace
Taofik Hidayat
Taufik Alwie
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh LR
Teguh Pamungkas
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Timur Sinar Suprabana
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Wahono
Triyanto triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Ulfatin Ch
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utami Widowati
Veven Sp. Wardhana
W Haryanto
W.S. Rendra
Wandi Barboy Silaban
Wanitaku-wanitaku
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Wayan Supartha
Wendi
Wildan Nugraha
Wishnubroto Widarso
Wong Wing King
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanto le Honzo
Yasraf Amir Piliang
Yeni Mulyani
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yuli Akhmada
Yulia Sapthiani
Yuliarsa
Yunanto Sutyastomo
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar