Senin, 12 September 2011

Membaca Budaya Korea lewat Sastra

Tjahjono Widijanto*
http://padang-today.com/

Korea termasuk salah satu negara di kawasan Asia Timur yang hingga kini masih menyimpan berbagai misteri. Upaya memahami berbagai misteri berkaitan dengan manusia, bangsa, dan budaya Korea salah satunya dapat dijangkau melalui upaya penerjemahan teks sastra, seperti apa yang dikatakan Puskhin bahwa penerjemahan karya sastra ibarat kuda beban yang membawa harta kebudayaan suatu bangsa dari satu negeri ke negeri lain. ‘’Kehadiran’’ karya sastra Korea di dalam lingkaran masyarakat Indonesia dibandingkan dengan kehadiran karya sastra asing lainnya masih dirasa asing. Dibandingkan dengan karya sastra Jepang misalnya, novel-novel Kuil Kencana karya Yukio Mishama, Senandung Ombak dan Keindahan dan Kepiluan karya Yasunari Kawabata sudah banyak dibaca dan dibahas orang. Sedangkan novel-novel Korea semacam Kuburan Raja (Ha Geun Chan), Catatan Perjalanan ke Mujin (Kim Seung Ok), Desa Kami (Lee Moon Goo), hingga novel-novel Korea terkini seperti novel The Legend of the Earthling Heros karya Park Min Gyu, masih sangat asing di telinga pembaca sastra Indonesia.

Keasingan sastra Korea dibandingkan dengan karya sastra Jepang di Indonesia sebenarnya merupakan hal yang wajar, karena penerjemahan sastra Jepang sudah jauh-jauh hari dilakukan oleh pengarang dan sastrawan Indonesia. Sebut saja cerpen Yasunari Kawabata berjudul Suigetsu telah ditrerjemahkan ke bahasa Indonesia pada tahun 1953 dengan judul Bulan Dalam Kolam. Demikian pula cerpen Shookansai Ikkei yang ditulis pada 1912 telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada 1949 dengan judul Upacara Memperingati Para Pahlawan Perang. Juga puisi-puisi pendek Jepang, Haiku, karya para penyair Jepang terkemuka seperti Matsuo Basho (1644-1694), Taniguchi Buson (1715-1783), dan Isa (1763-1827) sudah dengan sangat gencar diterjemahkan dan diperkenalkan sejak tahun 1953 hingga 1963 oleh penyair Hartoyo Andang Jaya. Sedangkan seingat saya, karya prosa Korea baru dua kali diterjemahkan ke Indonesia yakni oleh penerbit Djambatan pada tahun 1990-an dan kumpulan cerpen Laut dan Kupu-kupu (Gramedia, 2007).

Untuk puisi, dalam catatan saya, puisi-puisi sastra modern Korea karya penyair Lee Choong-Yi, Jang-hi Lee, Un-kyo Kang, Dong-Jip Shin dan Dong-ju Yun, ‘’baru’’ mulai diterjemahkan dan dikenalkan kepada pembaca sastra Indonesia pada 1986 oleh sastrawan Motinggo Busye dan Sutardji Cazloum Bachrie melalui majalah sastra Horison nomor 12 tahun XX1, Desember 1986.

Kumpulan cerpen Laut dan Kupu-kupu diterjemahkan oleh Koh Young Hun, guru besar Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea Selatan, dan Tommy Christomy dari Universitas Indonesia yang pernah menjadi dosen tamu di Hankuk University. Membaca buku kumpulan cerpen Laut dan Kupu-kupu, kita dapat melihat perjalanan antargenerasi cerpenis Korea modern mulai generasi 1950-an, generasi 1960-an, generasi 1970-an, generasi 1980-an, generasi 1990-an, hingga generasi terkini, generasi 2000-an.

Generasi 1950-an diwakili oleh Ha Geun Chan dengan cerpen Dua Generasi Teraniaya, generasi 1960-an diwakili Kim Seung Ok dengan cerpen Seoul Musim Dingin 1964. Sastrawan Hwang Sok Yong dan Lee Moon Goo mewakili genarsi 1970-an masing-masing dengan cerpen Jalan ke Shampo dan Bung Kim di Kampung Kami. Cerpen-cerpen Dinihari ke Garis Depan karya Bang Hyun Suk, Sungai Dalam Mengalir Jauh karya Kim Yeong Hyun, dan Kerja, Nasi, Kebebasan karya Kim Nam II menjadi wakil generasi 1980-an. Generasi 1990-an juga diwakili tiga sastrawan, Shin Kyong Suk (Kisah Singkat tentang Pekarangan), Eun Hee Kyung (Pewarisan) dan Kim In Suk (Laut dan Kupu-kupu). Sedangkan generasi termuda, generasi 200-an, diwakili pengarang Park Min Kyu dengan cerpen Betulkah? Saya Jerapah dan Menyeberangi Perbatasan karya Jeon Sung Tae.

Hampir semua cerpen dalam buku ini berbicara dan ‘’memuja’’ tragedi dan luka manusia. Pada cerpen generasi 1950-an dan 1960-an, tragedi dan luka manusia yang ditampilkan muncul akibat kekejaman perang, baik melawan Jepang maupun perang Korea. Cerpen Dua Generasi yang Teraniaya merupakan monumen getir dan pilu dari sebuah peperangan. Tokoh bapak dan anak, semuanya tokoh-tokoh yang teraniaya, kalah dan tergusur akibat perang. Si Bapak buntung lengannya dalam perang melawan Jepang dan si anak buntung kakinya karena perang Korea. Dengan gaya realis pengarang menggambarkan betapa tragiknya nasib sebuah keluarga. Tanpa tedeng aling-aling, pengarang melukiskan dengan sangat getir bagaimana bapak yang buntung lengannya terseok-seok menggendong anaknya yang buntung kakinya menyeberangi sungai.

Cerpen kedua berjudul Seoul Musim Dingin 1964, berbeda dengan cerpen pertama yang berbicara tentang kegetiran perang melalui tokoh yang menjadi korban perang yang secara langsung menderita secara jasmani dan rohani. Cerpen ini berbicara tentang tagedi akibat perang dari sisi lain. Dalam cerpen ini tidak digambarkan penderitaan jasmaniah namun digambarkan bagaimana akibat perang orang mengalami sebuah alienasi. Individu di tengah gegap gempita individu lain justru merasa asing baik terhadap dirinya sendiri atau terhadap orang lain.

Dalam Seoul Musim Dingin 1964 tergambar suatu pemekaran hidup dan kehidupan yang dijejali oleh manusia-manusia absurd. Muncul suatu pergaulan hidup yang tidak berwatak, tidak berkarakteristik, tidak bertemparemen, sama sekali tidak memperlihatkan kecenderungan-kecenderungan dan karenanya nyaris tidak mempunyai identitas apa pun. Tokoh Aku, Ahn, dan tokoh ketiga yang tidak jelas identitasnya merupakan manusia-manusia yang murung, diam, dalam ketermanguan seperti bayang-bayang yang bergentayangan dalam kabut kesuraman. Ketiga tokoh ini sepertinya ingin membangun komunikasi tetapi pada hakekatnya mereka tidak berhasil berkomunikasi satu dengan yang lain. Mereka asing satu sama lain, bahkan asing terhadap diri sendiri.

Akhirnya, yang bisa dicatat di akhir tulisan ini, cerpen-cerpen Korea yang terdapat dalam kumpulan cerpen Laut dan Kupu-kupu ini memperlihatkan sekaligus menceritakan kegelisahan sastrawan Korea mecatat, menanggapi, menggagas, dan merekonstruksi ulang perjalanan budaya mereka. Kumpulan cerpen ini juga menunjukkan bagaimana sastra secara efektif dapat dipakai untuk membangun atau membentuk sosok manusia masa kini yang mungkin berbeda dengan manusia masa lampau. Sastra hari ini bisa jadi berbeda dengan sastra masa lampau, sastra zaman ini berbeda dengan yang akan datang, hari ini berbeda dengan esok pagi. Namun karya sastra yang serius akan senantiasa menghadirkan manusia dengan segala problematika kemanusiaannya secara jujur. Di dalam buku kumpulan cerpen sastrawan-satrawan Korea ini kita dapat belajar menangkap semangat dan spiritnya, serta menjadikannya ilham untuk berbenah.

*) Penulis adalah Penyair Ngawi yang pada 16 Juni lalu diundang berceramah sastra di Hankuk University of Foreign Studie, Seoul, Korea.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae