Tjahjono Widijanto*
http://padang-today.com/
Korea termasuk salah satu negara di kawasan Asia Timur yang hingga kini masih menyimpan berbagai misteri. Upaya memahami berbagai misteri berkaitan dengan manusia, bangsa, dan budaya Korea salah satunya dapat dijangkau melalui upaya penerjemahan teks sastra, seperti apa yang dikatakan Puskhin bahwa penerjemahan karya sastra ibarat kuda beban yang membawa harta kebudayaan suatu bangsa dari satu negeri ke negeri lain. ‘’Kehadiran’’ karya sastra Korea di dalam lingkaran masyarakat Indonesia dibandingkan dengan kehadiran karya sastra asing lainnya masih dirasa asing. Dibandingkan dengan karya sastra Jepang misalnya, novel-novel Kuil Kencana karya Yukio Mishama, Senandung Ombak dan Keindahan dan Kepiluan karya Yasunari Kawabata sudah banyak dibaca dan dibahas orang. Sedangkan novel-novel Korea semacam Kuburan Raja (Ha Geun Chan), Catatan Perjalanan ke Mujin (Kim Seung Ok), Desa Kami (Lee Moon Goo), hingga novel-novel Korea terkini seperti novel The Legend of the Earthling Heros karya Park Min Gyu, masih sangat asing di telinga pembaca sastra Indonesia.
Keasingan sastra Korea dibandingkan dengan karya sastra Jepang di Indonesia sebenarnya merupakan hal yang wajar, karena penerjemahan sastra Jepang sudah jauh-jauh hari dilakukan oleh pengarang dan sastrawan Indonesia. Sebut saja cerpen Yasunari Kawabata berjudul Suigetsu telah ditrerjemahkan ke bahasa Indonesia pada tahun 1953 dengan judul Bulan Dalam Kolam. Demikian pula cerpen Shookansai Ikkei yang ditulis pada 1912 telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada 1949 dengan judul Upacara Memperingati Para Pahlawan Perang. Juga puisi-puisi pendek Jepang, Haiku, karya para penyair Jepang terkemuka seperti Matsuo Basho (1644-1694), Taniguchi Buson (1715-1783), dan Isa (1763-1827) sudah dengan sangat gencar diterjemahkan dan diperkenalkan sejak tahun 1953 hingga 1963 oleh penyair Hartoyo Andang Jaya. Sedangkan seingat saya, karya prosa Korea baru dua kali diterjemahkan ke Indonesia yakni oleh penerbit Djambatan pada tahun 1990-an dan kumpulan cerpen Laut dan Kupu-kupu (Gramedia, 2007).
Untuk puisi, dalam catatan saya, puisi-puisi sastra modern Korea karya penyair Lee Choong-Yi, Jang-hi Lee, Un-kyo Kang, Dong-Jip Shin dan Dong-ju Yun, ‘’baru’’ mulai diterjemahkan dan dikenalkan kepada pembaca sastra Indonesia pada 1986 oleh sastrawan Motinggo Busye dan Sutardji Cazloum Bachrie melalui majalah sastra Horison nomor 12 tahun XX1, Desember 1986.
Kumpulan cerpen Laut dan Kupu-kupu diterjemahkan oleh Koh Young Hun, guru besar Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea Selatan, dan Tommy Christomy dari Universitas Indonesia yang pernah menjadi dosen tamu di Hankuk University. Membaca buku kumpulan cerpen Laut dan Kupu-kupu, kita dapat melihat perjalanan antargenerasi cerpenis Korea modern mulai generasi 1950-an, generasi 1960-an, generasi 1970-an, generasi 1980-an, generasi 1990-an, hingga generasi terkini, generasi 2000-an.
Generasi 1950-an diwakili oleh Ha Geun Chan dengan cerpen Dua Generasi Teraniaya, generasi 1960-an diwakili Kim Seung Ok dengan cerpen Seoul Musim Dingin 1964. Sastrawan Hwang Sok Yong dan Lee Moon Goo mewakili genarsi 1970-an masing-masing dengan cerpen Jalan ke Shampo dan Bung Kim di Kampung Kami. Cerpen-cerpen Dinihari ke Garis Depan karya Bang Hyun Suk, Sungai Dalam Mengalir Jauh karya Kim Yeong Hyun, dan Kerja, Nasi, Kebebasan karya Kim Nam II menjadi wakil generasi 1980-an. Generasi 1990-an juga diwakili tiga sastrawan, Shin Kyong Suk (Kisah Singkat tentang Pekarangan), Eun Hee Kyung (Pewarisan) dan Kim In Suk (Laut dan Kupu-kupu). Sedangkan generasi termuda, generasi 200-an, diwakili pengarang Park Min Kyu dengan cerpen Betulkah? Saya Jerapah dan Menyeberangi Perbatasan karya Jeon Sung Tae.
Hampir semua cerpen dalam buku ini berbicara dan ‘’memuja’’ tragedi dan luka manusia. Pada cerpen generasi 1950-an dan 1960-an, tragedi dan luka manusia yang ditampilkan muncul akibat kekejaman perang, baik melawan Jepang maupun perang Korea. Cerpen Dua Generasi yang Teraniaya merupakan monumen getir dan pilu dari sebuah peperangan. Tokoh bapak dan anak, semuanya tokoh-tokoh yang teraniaya, kalah dan tergusur akibat perang. Si Bapak buntung lengannya dalam perang melawan Jepang dan si anak buntung kakinya karena perang Korea. Dengan gaya realis pengarang menggambarkan betapa tragiknya nasib sebuah keluarga. Tanpa tedeng aling-aling, pengarang melukiskan dengan sangat getir bagaimana bapak yang buntung lengannya terseok-seok menggendong anaknya yang buntung kakinya menyeberangi sungai.
Cerpen kedua berjudul Seoul Musim Dingin 1964, berbeda dengan cerpen pertama yang berbicara tentang kegetiran perang melalui tokoh yang menjadi korban perang yang secara langsung menderita secara jasmani dan rohani. Cerpen ini berbicara tentang tagedi akibat perang dari sisi lain. Dalam cerpen ini tidak digambarkan penderitaan jasmaniah namun digambarkan bagaimana akibat perang orang mengalami sebuah alienasi. Individu di tengah gegap gempita individu lain justru merasa asing baik terhadap dirinya sendiri atau terhadap orang lain.
Dalam Seoul Musim Dingin 1964 tergambar suatu pemekaran hidup dan kehidupan yang dijejali oleh manusia-manusia absurd. Muncul suatu pergaulan hidup yang tidak berwatak, tidak berkarakteristik, tidak bertemparemen, sama sekali tidak memperlihatkan kecenderungan-kecenderungan dan karenanya nyaris tidak mempunyai identitas apa pun. Tokoh Aku, Ahn, dan tokoh ketiga yang tidak jelas identitasnya merupakan manusia-manusia yang murung, diam, dalam ketermanguan seperti bayang-bayang yang bergentayangan dalam kabut kesuraman. Ketiga tokoh ini sepertinya ingin membangun komunikasi tetapi pada hakekatnya mereka tidak berhasil berkomunikasi satu dengan yang lain. Mereka asing satu sama lain, bahkan asing terhadap diri sendiri.
Akhirnya, yang bisa dicatat di akhir tulisan ini, cerpen-cerpen Korea yang terdapat dalam kumpulan cerpen Laut dan Kupu-kupu ini memperlihatkan sekaligus menceritakan kegelisahan sastrawan Korea mecatat, menanggapi, menggagas, dan merekonstruksi ulang perjalanan budaya mereka. Kumpulan cerpen ini juga menunjukkan bagaimana sastra secara efektif dapat dipakai untuk membangun atau membentuk sosok manusia masa kini yang mungkin berbeda dengan manusia masa lampau. Sastra hari ini bisa jadi berbeda dengan sastra masa lampau, sastra zaman ini berbeda dengan yang akan datang, hari ini berbeda dengan esok pagi. Namun karya sastra yang serius akan senantiasa menghadirkan manusia dengan segala problematika kemanusiaannya secara jujur. Di dalam buku kumpulan cerpen sastrawan-satrawan Korea ini kita dapat belajar menangkap semangat dan spiritnya, serta menjadikannya ilham untuk berbenah.
*) Penulis adalah Penyair Ngawi yang pada 16 Juni lalu diundang berceramah sastra di Hankuk University of Foreign Studie, Seoul, Korea.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzieb
A. Azis Masyhuri
A. Dahana
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S Laksana
Aan Frimadona Roza
Aang Fatihul Islam
Abd. Rahman Mawazi
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adhy Rical
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adin
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afnan Malay
AG. Alif
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan MN
Agung Poku
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Subagyo
Agus Salim
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Naufel
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Alang Khoiruddin
Alex R Nainggolan
Alfred Tuname
Ali Irwanto
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alvi Puspita
Amandus Klau
Amel
Amien Kamil
Anam Rahus
Andaru Ratnasari
Andong Buku #3
Angela
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Ari Pahala Hutabarat
Arie MP Tamba
Arif Bagus Prasetyo
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Juanda
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Astrid Reza
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Awan Abdullah
Ayi Jufridar
Azyumardi Azra
B Sugiharto
Badrut Tamam
Bagja Hidayat
Bahrul Ulum A. Malik
Bakdi Soemanto
Balada
Bambang kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Baskara T Wardaya SJ
Bayu Agustari Adha
Bayu Ambuari
Beni Setia
Benny Arnas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Berto Tukan
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonnie Triyana
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiarto Shambazy
Buldanul Khuri
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chandra Iswinarno
Cover Buku
D. Zawawi Imron
Dadan Sutisna
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danang Probotanoyo
Danarto
Daniel Paranamesa
Dareen Tatour
Darju Prasetya
Darma Putra
Darwis Rifai Harahap
Dayat Hidayat
Dede Kurniawan
Deepe
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dhewi Susanti
Dian Hartati
Diana AV Sasa
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djunaedi Tjunti Agus
Doan Widhiandono
Doddy Hidayatullah
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Dr Junaidi
Dr. Simuh
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Dwi Wahyu Handayani
Dwicipta
Dyah Ratna Meta Novi
Edeng Syamsul Ma’arif
Eduard Tambunan
Edy Firmansyah
Edy Sartimin
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Endhiq Anang P
Endi Biaro
Esai
Eva Dwi Kurniawan
Evan Ys
Evi Idawati
Evieta Fajar
F Rahardi
F. Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatmin Prihatin Malau
Fauzan Al-Anzhari
Fenny Aprilia
Festival Gugur Gunung
Fikri. MS
Firdaus Muhammad
Fransiskus Nesten Marbun ST
Franz Kafka
Free Hearty
Furqon Abdi
Gde Artawan
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Noy
H. Rosihan Anwar
Hadi Napster
Halim HD
Hamdy Salad
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasanudin Abdurakhman
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hastho Suprapto
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendra Sugiantoro
Hendriyo Widi
Henry H Loupias
Heri CS
Heri Latief
Herman Hasyim
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Hesma Eryani
Hikmat Gumelar
Hilyatul Auliya
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
Humam S Chudori
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idha Saraswati
Idris Pasaribu
Igk Tribana
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Q. Moehiddin
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian koto
Inggit Putria Marga
Irman Syah
Isbedy Stiawan ZS
Ismi Wahid
Istiqomatul Hayati
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
J. Sumardianta
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jenny Ang
Jihan Fauziah
Jimmy Maruli Alfian
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf A.N
Kalis Mardi Asih
Karkono
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Khawas Auskarni
Khoirur Rizal Umami
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kusno
Kuswaidi Syafi’ie
L.N. Idayanie
Laksmi Pamuntja
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lies Susilowati
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
LP3M Universitas Jember
Lukman Asya
Lutfi Mardiansyah
M Arman AZ
M Hari Atmoko
M. Dhani Suheri
M. Faizi
M. Haninul Fuad
M. Ikhsan
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marlin Bato
Martin Aleida
Marwanto
Maryati
Mas Ruscitadewi
Mashuri
Maya Azeezah
Media: Crayon on Paper
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggalang Dana Amal
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mestika Zed
Michael Gunadi Widjaja
Michael Ondaatje
Mihar Harahap
Mikhael Dua
Mila Novita
Misbahus Surur
Misranto
Moch. Faisol
Moh. Asy'ari Muthhar
Muh Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Farhand Muzakki
Muhammad Ghufron
Muhammad Hidayat
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammad Yulius
Muhammadun A.S.
Muhibin AM
Muhidin M Dahlan
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Mursai Esten
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang Fahrudin
Nanang Suryadi
Naskah Monolog
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nissa Rengganis
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Novelet
Novianti Setuningsih
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nunung Nurdiah
Nunuy Nurhayati
Nur Ahmad Salman H
Nur Cholish Zaein
Nur Faizah
Nur Hidayati
Nuraz Aji
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurul Anam
Nuryana Asmaudi SA
Ode Barta Ananda
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pameran Lukisan
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Priyambodo RH
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Dachroni
R. Timur Budi Raja
Rachmat H Cahyono
Radhar Panca Dahana
Rahmi Hattani
Rainer Maria Rilke
Rakai
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Ramadhan Batubara
Rambuana
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Rida Wahyuningrum
Ridwan Munawwar
Rilla Nugraheni
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rosidi
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rz. Subagyo
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Saripuddin Lubis
Sastra Pemberontak
SastraNESIA
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Si Burung Merak
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Sjaiful Masri
Sjifa Amori
SLG STKIP PGRI Ponorogo
Soeharto
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Fitri Ana
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sudarmoko
Sugeng Satya Dharma
Sujiwo Tejo
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Suseno
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutirman Eka Ardhana
Suwandi Adisuroso
Suyadi San
Switzy Sabandar
Syah A. Lathief
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syifa Aulia
Sylvianita Widyawati
Tamrin Bey
Tan Malaka
TanahmeraH ArtSpace
Taofik Hidayat
Taufik Alwie
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh LR
Teguh Pamungkas
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Timur Sinar Suprabana
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Wahono
Triyanto triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Ulfatin Ch
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utami Widowati
Veven Sp. Wardhana
W Haryanto
W.S. Rendra
Wandi Barboy Silaban
Wanitaku-wanitaku
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Wayan Supartha
Wendi
Wildan Nugraha
Wishnubroto Widarso
Wong Wing King
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanto le Honzo
Yasraf Amir Piliang
Yeni Mulyani
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yuli Akhmada
Yulia Sapthiani
Yuliarsa
Yunanto Sutyastomo
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar