http://entertainment.kompas.com/
Pengantar Redaksi
NAI, panggilan Djenar Maesa Ayu, rupanya sudah menyiapkan kado spesial buat ulang tahunnya, 14 Januari besok. Tepatnya pada 14-1-2011 dia akan meluncurkan buku terbarunya 1 Perempuan 14 Laki-Laki—perhatikan angkanya—sebuah kumpulan cerpen kolaborasi dengan empat belas sahabatnya.
Berangkat dari kumpulan cerpennya, Mereka Bilang Saya Monyet (Kumpulan Cerita Pendek, 2002), berlanjut dengan Jangan Main-main (dengan Kelaminmu), Djenar menerakan tapaknya sebagai penulis novel, sekaligus penulis skenario film dan sutradara. Djenar seperti meneruskan napas seniman besar Sjuman Djaya dan aktris Tutie Kirana, orangtuanya. Identitas buah karyanya jelas. Nai menulis dengan telanjang, jujur, dan terang blakblakan, terutama dalam hubungan perempuan dan lawan jenisnya.
***
Apa yang Mbak lakukan untuk menemukan ide brilian dan unik? Apa yang membuat Mbak tergerak menulis cerita-cerita yang kontroversial? (Feni Saragih, Jatinangor)
Dear, Mbak Feni. Bukan saya yang menemukan ide, namun idelah yang menemukan saya. Sesungguhnya ide selalu ada di sekeliling kita, namun sering kali kita terlalu sibuk untuk menyadari keberadaannya. Saya pun tidak pernah dengan sengaja berkarya demi menciptakan kontroversi. Jika pada akhirnya terjadi kontroversi, saya rasa, dalam masyarakat yang demikian majemuk, pro dan kontra adalah hal yang sangat wajar dan harus terjadi.
Buku karya siapa yang menjadi rujukan dan inspirasi Anda? Sejak kapan buku itu Anda baca? (Chamad Hojin, Depok)
Semasa duduk di bangku sekolah dasar saya amat mengagumi karya-karya dongeng Hans Christian Andersen terutama yang berjudul Gadis Korek Api. Di dalam cerita itu seorang gadis kecil berhasil membangun imajinasi lewat sebatang korek api demi melupakan realitas hidupnya yang amat pahit. Sejak saat itu saya terinspirasi untuk menulis dengan menggunakan metafora. Saya mengagumi buah karya Seno Gumira Ajidarma, Budi Darma, dan Sutardji Calzoum Bachri.
Ketika Anda menulis cerpen semacam ”Menyusu Ayah” dengan kata-kata yang demikian blakblakan, sebenarnya pesan apa yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca? (Agus Andoko, Solo)
Saya selalu menempatkan bahasa kepada fungsinya sebagai alat komunikasi, yang berarti adalah sarana untuk mempermudah, bukan untuk mempersulit/menghambat komunikasi. Jika saya memakai kata-kata yang lugas dalam berkarya, adalah pertimbangan pribadi bahwa itulah kata yang paling tepat untuk mengomunikasikan cerita saya.
Saya pernah dengar anda nyletuk di televisi bahwa pernikahan adalah hal yang amat sangat tidak relevan. Cinta itu menjadi lemah ketika dilembagakan. Proses hidup macam apa yang membuat Mbak Djenar berpikiran semacam itu? Kok enggak Indonesia banget ya? Tapi, keren siiiiy... (Dede Dwi Kurniasih, Jogyakarta)
Saya hanyalah seorang pencinta yang lebih percaya jika: tanpa pernikahan, cinta dapat bertahan. Namun, tanpa cinta, pernikahan mustahil untuk dipertahankan.
Apakah benar Mba Djenar dulu banyak belajar dengan Mas Seno Gumira? Mengapa lebih suka menghadirkan cerpen-cerpen yang berbau mbeling? (Danik Susiyati, Yogyakarta)
Kali pertama saya jatuh cinta kepada karya Seno Gumira Ajidarma yang berjudul "Sepotong Senja untuk Pacarku", saya segera menyalinnya dengan tangan untuk dipersembahkan kepada seorang kekasih. Pengalaman menyalin dengan tangan ini membuat hasrat menulis saya terlahir kembali. Kemudian saya mendapat kesempatan dari Mas Seno untuk mengikuti kelas Penulisan Kreatif selama satu semester di IKJ. Salah satu pelajaran atau pesan berharga dari beliau yang saya selalu ingat hingga sekarang adalah, "Ketika kamu menulis 1.000 karya, pasti ada satu karya yang bagus". Maka dari itu, Mbak Danik, menulis dan berlatihlah. "talk less do more":).
Mbak Djenar, dalam menulis cerpen berduet bagaimana cara menjembatani gaya penulisan yang berbeda agar bisa solid/nyambung? (Eka Matassa Sumantri, Medan)
Saya adalah tipe penulis impulsif. Saya tidak pernah terlebih dulu memikirkan plot, tokoh, atau konflik apa yang nantinya akan saya tulis. Hal inilah yang juga saya terapkan dalam berduet menulis cerpen. Kami menulis satu, dua, atau lebih kalimat secara bergantian. Dalam proses seperti ini, kami menyerahkan sepenuhnya perkembangan cerita berdasarkan teks. Jika saya mengibaratkan teks sebagai cinta, kami adalah dua orang yang sedang kasmaran. Cinta tersebut membuat kami berusaha saling memahami perasaan maupun pikiran dan mencoba saling mengisi kekosongan pembicaraan.
Apa saja yang biasa Anda lakukan ketika mengalami writer’s block (kebuntuan dalam menulis)? (Sudiyanti Yanti, Bekasi)
Masing-masing penulis mempunyai metode sendiri dalam mengatasi kebuntuan ide yang hanya dapat ditemukan lewat banyak latihan. Layaknya seorang pengemudi, semakin sering ia mengendarai mobil melalui berbagai macam rute, semakin banyak pulalah yang dapat ia pelajari dari tiap perjalanan. Selanjutnya, akan lebih mudah baginya untuk menentukan jalan mana yang lebih baik ditempuh untuk untuk mencapai tujuan.
Mbak Djenar, sorry because it's a very personal thing. Saat anda mengalami perpisahan dengan suami anda, anda toh tetap aktif berkarya. Bagaimana anda bisa mengendalikan mood, melupakan kesedihan, sehingga tetap bisa menghasilkan karya yang baik di saat hati anda sedang gundah? (Rainy, Cibubur)
Dear Rainy, karena pertanyaan anda amat personal, saya akan menjawabnya dengan cara berbisik: "Luka adalah salah satu modal yang baik dalam berkarya" *sssssst*.
Memulai sebuah tulisan cukup mudah, tapi mengakhirinya terkadang membingungkan, minta trik dan tips-nya teh aku ingin menjadi penulis yang memiliki soul sendiri, alias enggak ikut-ikutan doang. (Lia Julia, Bandung)
Dear Teh Lia, awalnya saya sendiri sering sulit untuk menyelesaikan satu cerita karena begitu sayang untuk mengakhiri keasyikannya sebab saya tidak tahu kapan lagi kembali bisa berkarya. Tapi, akhirnya saya belajar, karya tidak selesai hanya karena kreatornya menyelesaikan. Ia mempunyai roh dan garis hidupnya seperti bayi yang terlahir ke dunia.
Sebagai orangtua, kita tetap bisa memantau dan menikmati perkembangannya. Jadi jika anda sudah bisa memulai satu cerita, serahkan teks itu sendiri yang mengakhirinya. Biarkan ia yang menjadi "raja" dan kelak menentukan hidupnya. Anda pun tidak butuh trik untuk menjadi penulis yang memiliki jiwanya sendiri karena setiap penulis pasti memiliki ciri khasnya masing-masing.
Saya penggemar buku-buku Anda, saya memiliki hampir semua buku Anda kecuali novel Ranjang. Yang saya tahu buku itu telah lama terbit, tetapi kenapa ya, Mbak, setiap saya mencari di toko buku selalu tidak ditemukan? (Aldo Alfredo, Jakarta Selatan)
Dear Mas Aldo, mohon maaf, novel Ranjang memang belum selesai ditulis dan diterbitkan kendati idenya sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Semoga novel Ranjang dapat saya selesaikan tahun ini.
Nama anda mengingatkan akan nama seorang tokoh bekas prajurit Kerajaan Demak, yakni Mahesa Djenar dalam kisah Keris Kyai Nagasasra dan Sabuk Inten karangan alm. SH Mintaredja. Apakah ayahanda memberi nama karena terinspirasi cerita itu? (Agung Prastowo, Bogor)
Almarhum ayah saya memang pengagum tokoh Mahesa Jenar. Mungkin karena saya terlahir sebagai perempuan, beliau membuat sedikit perubahan menjadi Djenar Maesa Ayu. Mengapa tidak mengadopsi nama tokoh perempuan dalam cerita yang sama, hanya beliau yang layak untuk menjawabnya, bukan saya.
Anak kami bernama Gabby, sekarang berumur 14 tahun, mempunyai hobi menulis cerita tentang kerajaan (seperti tokoh-tokoh kartun). Namun, Gabby memiliki sifat pendiam, pemalu, dan kurang berniat untuk sekolah. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana menyalurkan bakat anak saya ini? (Fenny, Kelapa Gading, Jakarta)
Sebagai seorang ibu dan eyang putri, saya paham akan kecemasan anda. Tapi, jangan khawatir, pada dasarnya hampir semua penulis/kreator punya kecenderungan sifat yang pendiam dan pemalu. Lebih senang menyendiri dan merenung. Alangkah beruntungnya jika buah hati anda sudah menemukan apa yang benar-benar diminatinya sejak dini, di saat kita tahu benar banyak sekali remaja yang masih bingung mencari jati diri.
Saran saya, beri pengertian kepada Gaby bahwa tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban. Gaby punya hak untuk melakukan kesenangan/hobi dan anda siap mendukungnya dengan memberi keleluasaan waktu untuk membaca maupun berburu buku-kesukaannya.
Sekarang saya lagi suka baca-baca cerpen. Terinspirasi buat bikin. Tapi, kok susah ya? Tolong ya kasih tips praktis bikin cerpen yang menarik dan asyik buat dibaca.(Teguh Rahmadi, Tangerang Selatan)
Dear Mas Teguh, saya sendiri sering terinspirasi setiap kali membaca sebuah karya yang baik. Sedemikian baiknya karya tersebut sehingga saya tidak mampu melanjutkan pembacaan saya dan langsung mulai menulis. Karena itu, setiap kali anda terinspirasi untuk menulis, mulailah. Jangan terlebih dulu terbebani. Tulis apa pun yang anda ingin tulis, rasakan keasyikan bagi anda sendiri, bukan untuk orang lain.
Menurut Anda, sejauh ini bagaimana peran novel dan film untuk membangun kesadaran masyarakat tentang keadilan jender? Bagaimana untuk membuatnya efektif walau tentu akan butuh waktu yang tidak singkat. (Dwi Argo Mursito, Pekalongan)
Peran novel dan film dalam membangun kesadaran masyarakat sangatlah besar. Karena itu, begitu banyak kreator maupun karya yang diberangus karena dianggap mengancam satu kekuasaan. Hal ini membuktikan bahwa karya jauh lebih efektif ketimbang kampanye-kampanye yang masyarakat tahu benar hanyalah sebuah ajang omong kosong dan pamer kekuatan.
Saya termasuk penentang UU Pornografi, tetapi saya menganggap bahwa sedikit batasan tetap diperlukan agar adat kita tidak berubah menjadi sama persis dengan adat Barat, Bagaimana pendapat, Mbak? (Christina P, Tangerang)
Bagi saya kebebasan absolut itu tidak ada. Manusia terlahir sudah dengan segala keterbatasan: tidak dapat memilih untuk terlahir menjadi manusia atau makhluk luar angkasa, tidak dapat memilih terlahir dari orang tua yang seperti apa, tidak bisa memilih nama, bahkan sudah mendapat vonis hukuman mati tanpa pernah tahu dan memilih dengan cara apa dan kapan eksekusi akan dilaksanakan. Jadi tanpa UU Pornografi pun, manusia adalah makhluk yang tidak bebas.
Aku, Pandu (54), seorang guru Bahasa Indonesia di Riau. Aku penggemar Anda, juga ayahanda Sjuman Djaya serta ibunda Tutie Kirana. Sebagai guru Bahasa, saya bisa mengajari murid-murid saya menulis puisi, cerpen, artikel, dan dimuat di media massa. Cuma masalahnya, keterampilan ini tidak bisa dinilai melalui UN/UAN. (Pandu Syaiful, Riau)
Bapak Pandu, terima kasih banyak atas apresiasi anda kepada karya kami sekeluarga. Bagi saya pribadi, sebuah karya seni mustahil dinilai secara ”resmi”. Tidak ada satu pun institusi yang mampu mewakili semua penilaian, tidak oleh UN ataupun UAN, tidak oleh kritikus, akademisi, ataupun budayawan yang hanya bisa menelaah, mempelajari, atau memperdebatkan. Setiap pertukaran atau penilaian akan memberi wacana baru terhadap karya tersebut, bukan mematikan. Oleh karena itu, hanya waktulah yang dapat menjawab keabadian. (ush)
28 Desember 2010
http://entertainment.kompas.com/read/2010/12/28/02481624/Berkarya.Haruslah.dengan.Jujur
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzieb
A. Azis Masyhuri
A. Dahana
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S Laksana
Aan Frimadona Roza
Aang Fatihul Islam
Abd. Rahman Mawazi
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adhy Rical
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adin
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afnan Malay
AG. Alif
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan MN
Agung Poku
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Subagyo
Agus Salim
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Naufel
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Alang Khoiruddin
Alex R Nainggolan
Alfred Tuname
Ali Irwanto
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alvi Puspita
Amandus Klau
Amel
Amien Kamil
Anam Rahus
Andaru Ratnasari
Andong Buku #3
Angela
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Ari Pahala Hutabarat
Arie MP Tamba
Arif Bagus Prasetyo
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Juanda
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Astrid Reza
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Awan Abdullah
Ayi Jufridar
Azyumardi Azra
B Sugiharto
Badrut Tamam
Bagja Hidayat
Bahrul Ulum A. Malik
Bakdi Soemanto
Balada
Bambang kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Baskara T Wardaya SJ
Bayu Agustari Adha
Bayu Ambuari
Beni Setia
Benny Arnas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Berto Tukan
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonnie Triyana
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiarto Shambazy
Buldanul Khuri
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chandra Iswinarno
Cover Buku
D. Zawawi Imron
Dadan Sutisna
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danang Probotanoyo
Danarto
Daniel Paranamesa
Dareen Tatour
Darju Prasetya
Darma Putra
Darwis Rifai Harahap
Dayat Hidayat
Dede Kurniawan
Deepe
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dhewi Susanti
Dian Hartati
Diana AV Sasa
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djunaedi Tjunti Agus
Doan Widhiandono
Doddy Hidayatullah
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Dr Junaidi
Dr. Simuh
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Dwi Wahyu Handayani
Dwicipta
Dyah Ratna Meta Novi
Edeng Syamsul Ma’arif
Eduard Tambunan
Edy Firmansyah
Edy Sartimin
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Endhiq Anang P
Endi Biaro
Esai
Eva Dwi Kurniawan
Evan Ys
Evi Idawati
Evieta Fajar
F Rahardi
F. Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatmin Prihatin Malau
Fauzan Al-Anzhari
Fenny Aprilia
Festival Gugur Gunung
Fikri. MS
Firdaus Muhammad
Fransiskus Nesten Marbun ST
Franz Kafka
Free Hearty
Furqon Abdi
Gde Artawan
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Noy
H. Rosihan Anwar
Hadi Napster
Halim HD
Hamdy Salad
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasanudin Abdurakhman
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hastho Suprapto
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendra Sugiantoro
Hendriyo Widi
Henry H Loupias
Heri CS
Heri Latief
Herman Hasyim
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Hesma Eryani
Hikmat Gumelar
Hilyatul Auliya
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
Humam S Chudori
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idha Saraswati
Idris Pasaribu
Igk Tribana
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Q. Moehiddin
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian koto
Inggit Putria Marga
Irman Syah
Isbedy Stiawan ZS
Ismi Wahid
Istiqomatul Hayati
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
J. Sumardianta
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jenny Ang
Jihan Fauziah
Jimmy Maruli Alfian
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf A.N
Kalis Mardi Asih
Karkono
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Khawas Auskarni
Khoirur Rizal Umami
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kusno
Kuswaidi Syafi’ie
L.N. Idayanie
Laksmi Pamuntja
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lies Susilowati
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
LP3M Universitas Jember
Lukman Asya
Lutfi Mardiansyah
M Arman AZ
M Hari Atmoko
M. Dhani Suheri
M. Faizi
M. Haninul Fuad
M. Ikhsan
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marlin Bato
Martin Aleida
Marwanto
Maryati
Mas Ruscitadewi
Mashuri
Maya Azeezah
Media: Crayon on Paper
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggalang Dana Amal
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mestika Zed
Michael Gunadi Widjaja
Michael Ondaatje
Mihar Harahap
Mikhael Dua
Mila Novita
Misbahus Surur
Misranto
Moch. Faisol
Moh. Asy'ari Muthhar
Muh Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Farhand Muzakki
Muhammad Ghufron
Muhammad Hidayat
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammad Yulius
Muhammadun A.S.
Muhibin AM
Muhidin M Dahlan
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Mursai Esten
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang Fahrudin
Nanang Suryadi
Naskah Monolog
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nissa Rengganis
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Novelet
Novianti Setuningsih
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nunung Nurdiah
Nunuy Nurhayati
Nur Ahmad Salman H
Nur Cholish Zaein
Nur Faizah
Nur Hidayati
Nuraz Aji
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurul Anam
Nuryana Asmaudi SA
Ode Barta Ananda
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pameran Lukisan
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Priyambodo RH
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Dachroni
R. Timur Budi Raja
Rachmat H Cahyono
Radhar Panca Dahana
Rahmi Hattani
Rainer Maria Rilke
Rakai
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Ramadhan Batubara
Rambuana
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Rida Wahyuningrum
Ridwan Munawwar
Rilla Nugraheni
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rosidi
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rz. Subagyo
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Saripuddin Lubis
Sastra Pemberontak
SastraNESIA
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Si Burung Merak
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Sjaiful Masri
Sjifa Amori
SLG STKIP PGRI Ponorogo
Soeharto
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Fitri Ana
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sudarmoko
Sugeng Satya Dharma
Sujiwo Tejo
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Suseno
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutirman Eka Ardhana
Suwandi Adisuroso
Suyadi San
Switzy Sabandar
Syah A. Lathief
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syifa Aulia
Sylvianita Widyawati
Tamrin Bey
Tan Malaka
TanahmeraH ArtSpace
Taofik Hidayat
Taufik Alwie
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh LR
Teguh Pamungkas
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Timur Sinar Suprabana
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Wahono
Triyanto triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Ulfatin Ch
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utami Widowati
Veven Sp. Wardhana
W Haryanto
W.S. Rendra
Wandi Barboy Silaban
Wanitaku-wanitaku
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Wayan Supartha
Wendi
Wildan Nugraha
Wishnubroto Widarso
Wong Wing King
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanto le Honzo
Yasraf Amir Piliang
Yeni Mulyani
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yuli Akhmada
Yulia Sapthiani
Yuliarsa
Yunanto Sutyastomo
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar