Kamis, 15 September 2011

Djenar Maesa Ayu Berkarya Haruslah dengan Jujur

http://entertainment.kompas.com/

Pengantar Redaksi

NAI, panggilan Djenar Maesa Ayu, rupanya sudah menyiapkan kado spesial buat ulang tahunnya, 14 Januari besok. Tepatnya pada 14-1-2011 dia akan meluncurkan buku terbarunya 1 Perempuan 14 Laki-Laki—perhatikan angkanya—sebuah kumpulan cerpen kolaborasi dengan empat belas sahabatnya.

Berangkat dari kumpulan cerpennya, Mereka Bilang Saya Monyet (Kumpulan Cerita Pendek, 2002), berlanjut dengan Jangan Main-main (dengan Kelaminmu), Djenar menerakan tapaknya sebagai penulis novel, sekaligus penulis skenario film dan sutradara. Djenar seperti meneruskan napas seniman besar Sjuman Djaya dan aktris Tutie Kirana, orangtuanya. Identitas buah karyanya jelas. Nai menulis dengan telanjang, jujur, dan terang blakblakan, terutama dalam hubungan perempuan dan lawan jenisnya.

***

Apa yang Mbak lakukan untuk menemukan ide brilian dan unik? Apa yang membuat Mbak tergerak menulis cerita-cerita yang kontroversial? (Feni Saragih, Jatinangor)

Dear, Mbak Feni. Bukan saya yang menemukan ide, namun idelah yang menemukan saya. Sesungguhnya ide selalu ada di sekeliling kita, namun sering kali kita terlalu sibuk untuk menyadari keberadaannya. Saya pun tidak pernah dengan sengaja berkarya demi menciptakan kontroversi. Jika pada akhirnya terjadi kontroversi, saya rasa, dalam masyarakat yang demikian majemuk, pro dan kontra adalah hal yang sangat wajar dan harus terjadi.

Buku karya siapa yang menjadi rujukan dan inspirasi Anda? Sejak kapan buku itu Anda baca? (Chamad Hojin, Depok)

Semasa duduk di bangku sekolah dasar saya amat mengagumi karya-karya dongeng Hans Christian Andersen terutama yang berjudul Gadis Korek Api. Di dalam cerita itu seorang gadis kecil berhasil membangun imajinasi lewat sebatang korek api demi melupakan realitas hidupnya yang amat pahit. Sejak saat itu saya terinspirasi untuk menulis dengan menggunakan metafora. Saya mengagumi buah karya Seno Gumira Ajidarma, Budi Darma, dan Sutardji Calzoum Bachri.

Ketika Anda menulis cerpen semacam ”Menyusu Ayah” dengan kata-kata yang demikian blakblakan, sebenarnya pesan apa yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca? (Agus Andoko, Solo)

Saya selalu menempatkan bahasa kepada fungsinya sebagai alat komunikasi, yang berarti adalah sarana untuk mempermudah, bukan untuk mempersulit/menghambat komunikasi. Jika saya memakai kata-kata yang lugas dalam berkarya, adalah pertimbangan pribadi bahwa itulah kata yang paling tepat untuk mengomunikasikan cerita saya.

Saya pernah dengar anda nyletuk di televisi bahwa pernikahan adalah hal yang amat sangat tidak relevan. Cinta itu menjadi lemah ketika dilembagakan. Proses hidup macam apa yang membuat Mbak Djenar berpikiran semacam itu? Kok enggak Indonesia banget ya? Tapi, keren siiiiy... (Dede Dwi Kurniasih, Jogyakarta)

Saya hanyalah seorang pencinta yang lebih percaya jika: tanpa pernikahan, cinta dapat bertahan. Namun, tanpa cinta, pernikahan mustahil untuk dipertahankan.

Apakah benar Mba Djenar dulu banyak belajar dengan Mas Seno Gumira? Mengapa lebih suka menghadirkan cerpen-cerpen yang berbau mbeling? (Danik Susiyati, Yogyakarta)

Kali pertama saya jatuh cinta kepada karya Seno Gumira Ajidarma yang berjudul "Sepotong Senja untuk Pacarku", saya segera menyalinnya dengan tangan untuk dipersembahkan kepada seorang kekasih. Pengalaman menyalin dengan tangan ini membuat hasrat menulis saya terlahir kembali. Kemudian saya mendapat kesempatan dari Mas Seno untuk mengikuti kelas Penulisan Kreatif selama satu semester di IKJ. Salah satu pelajaran atau pesan berharga dari beliau yang saya selalu ingat hingga sekarang adalah, "Ketika kamu menulis 1.000 karya, pasti ada satu karya yang bagus". Maka dari itu, Mbak Danik, menulis dan berlatihlah. "talk less do more":).

Mbak Djenar, dalam menulis cerpen berduet bagaimana cara menjembatani gaya penulisan yang berbeda agar bisa solid/nyambung? (Eka Matassa Sumantri, Medan)

Saya adalah tipe penulis impulsif. Saya tidak pernah terlebih dulu memikirkan plot, tokoh, atau konflik apa yang nantinya akan saya tulis. Hal inilah yang juga saya terapkan dalam berduet menulis cerpen. Kami menulis satu, dua, atau lebih kalimat secara bergantian. Dalam proses seperti ini, kami menyerahkan sepenuhnya perkembangan cerita berdasarkan teks. Jika saya mengibaratkan teks sebagai cinta, kami adalah dua orang yang sedang kasmaran. Cinta tersebut membuat kami berusaha saling memahami perasaan maupun pikiran dan mencoba saling mengisi kekosongan pembicaraan.

Apa saja yang biasa Anda lakukan ketika mengalami writer’s block (kebuntuan dalam menulis)? (Sudiyanti Yanti, Bekasi)

Masing-masing penulis mempunyai metode sendiri dalam mengatasi kebuntuan ide yang hanya dapat ditemukan lewat banyak latihan. Layaknya seorang pengemudi, semakin sering ia mengendarai mobil melalui berbagai macam rute, semakin banyak pulalah yang dapat ia pelajari dari tiap perjalanan. Selanjutnya, akan lebih mudah baginya untuk menentukan jalan mana yang lebih baik ditempuh untuk untuk mencapai tujuan.

Mbak Djenar, sorry because it's a very personal thing. Saat anda mengalami perpisahan dengan suami anda, anda toh tetap aktif berkarya. Bagaimana anda bisa mengendalikan mood, melupakan kesedihan, sehingga tetap bisa menghasilkan karya yang baik di saat hati anda sedang gundah? (Rainy, Cibubur)

Dear Rainy, karena pertanyaan anda amat personal, saya akan menjawabnya dengan cara berbisik: "Luka adalah salah satu modal yang baik dalam berkarya" *sssssst*.

Memulai sebuah tulisan cukup mudah, tapi mengakhirinya terkadang membingungkan, minta trik dan tips-nya teh aku ingin menjadi penulis yang memiliki soul sendiri, alias enggak ikut-ikutan doang. (Lia Julia, Bandung)

Dear Teh Lia, awalnya saya sendiri sering sulit untuk menyelesaikan satu cerita karena begitu sayang untuk mengakhiri keasyikannya sebab saya tidak tahu kapan lagi kembali bisa berkarya. Tapi, akhirnya saya belajar, karya tidak selesai hanya karena kreatornya menyelesaikan. Ia mempunyai roh dan garis hidupnya seperti bayi yang terlahir ke dunia.

Sebagai orangtua, kita tetap bisa memantau dan menikmati perkembangannya. Jadi jika anda sudah bisa memulai satu cerita, serahkan teks itu sendiri yang mengakhirinya. Biarkan ia yang menjadi "raja" dan kelak menentukan hidupnya. Anda pun tidak butuh trik untuk menjadi penulis yang memiliki jiwanya sendiri karena setiap penulis pasti memiliki ciri khasnya masing-masing.

Saya penggemar buku-buku Anda, saya memiliki hampir semua buku Anda kecuali novel Ranjang. Yang saya tahu buku itu telah lama terbit, tetapi kenapa ya, Mbak, setiap saya mencari di toko buku selalu tidak ditemukan? (Aldo Alfredo, Jakarta Selatan)

Dear Mas Aldo, mohon maaf, novel Ranjang memang belum selesai ditulis dan diterbitkan kendati idenya sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Semoga novel Ranjang dapat saya selesaikan tahun ini.

Nama anda mengingatkan akan nama seorang tokoh bekas prajurit Kerajaan Demak, yakni Mahesa Djenar dalam kisah Keris Kyai Nagasasra dan Sabuk Inten karangan alm. SH Mintaredja. Apakah ayahanda memberi nama karena terinspirasi cerita itu? (Agung Prastowo, Bogor)

Almarhum ayah saya memang pengagum tokoh Mahesa Jenar. Mungkin karena saya terlahir sebagai perempuan, beliau membuat sedikit perubahan menjadi Djenar Maesa Ayu. Mengapa tidak mengadopsi nama tokoh perempuan dalam cerita yang sama, hanya beliau yang layak untuk menjawabnya, bukan saya.

Anak kami bernama Gabby, sekarang berumur 14 tahun, mempunyai hobi menulis cerita tentang kerajaan (seperti tokoh-tokoh kartun). Namun, Gabby memiliki sifat pendiam, pemalu, dan kurang berniat untuk sekolah. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana menyalurkan bakat anak saya ini? (Fenny, Kelapa Gading, Jakarta)

Sebagai seorang ibu dan eyang putri, saya paham akan kecemasan anda. Tapi, jangan khawatir, pada dasarnya hampir semua penulis/kreator punya kecenderungan sifat yang pendiam dan pemalu. Lebih senang menyendiri dan merenung. Alangkah beruntungnya jika buah hati anda sudah menemukan apa yang benar-benar diminatinya sejak dini, di saat kita tahu benar banyak sekali remaja yang masih bingung mencari jati diri.

Saran saya, beri pengertian kepada Gaby bahwa tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban. Gaby punya hak untuk melakukan kesenangan/hobi dan anda siap mendukungnya dengan memberi keleluasaan waktu untuk membaca maupun berburu buku-kesukaannya.

Sekarang saya lagi suka baca-baca cerpen. Terinspirasi buat bikin. Tapi, kok susah ya? Tolong ya kasih tips praktis bikin cerpen yang menarik dan asyik buat dibaca.(Teguh Rahmadi, Tangerang Selatan)

Dear Mas Teguh, saya sendiri sering terinspirasi setiap kali membaca sebuah karya yang baik. Sedemikian baiknya karya tersebut sehingga saya tidak mampu melanjutkan pembacaan saya dan langsung mulai menulis. Karena itu, setiap kali anda terinspirasi untuk menulis, mulailah. Jangan terlebih dulu terbebani. Tulis apa pun yang anda ingin tulis, rasakan keasyikan bagi anda sendiri, bukan untuk orang lain.

Menurut Anda, sejauh ini bagaimana peran novel dan film untuk membangun kesadaran masyarakat tentang keadilan jender? Bagaimana untuk membuatnya efektif walau tentu akan butuh waktu yang tidak singkat. (Dwi Argo Mursito, Pekalongan)

Peran novel dan film dalam membangun kesadaran masyarakat sangatlah besar. Karena itu, begitu banyak kreator maupun karya yang diberangus karena dianggap mengancam satu kekuasaan. Hal ini membuktikan bahwa karya jauh lebih efektif ketimbang kampanye-kampanye yang masyarakat tahu benar hanyalah sebuah ajang omong kosong dan pamer kekuatan.

Saya termasuk penentang UU Pornografi, tetapi saya menganggap bahwa sedikit batasan tetap diperlukan agar adat kita tidak berubah menjadi sama persis dengan adat Barat, Bagaimana pendapat, Mbak? (Christina P, Tangerang)

Bagi saya kebebasan absolut itu tidak ada. Manusia terlahir sudah dengan segala keterbatasan: tidak dapat memilih untuk terlahir menjadi manusia atau makhluk luar angkasa, tidak dapat memilih terlahir dari orang tua yang seperti apa, tidak bisa memilih nama, bahkan sudah mendapat vonis hukuman mati tanpa pernah tahu dan memilih dengan cara apa dan kapan eksekusi akan dilaksanakan. Jadi tanpa UU Pornografi pun, manusia adalah makhluk yang tidak bebas.

Aku, Pandu (54), seorang guru Bahasa Indonesia di Riau. Aku penggemar Anda, juga ayahanda Sjuman Djaya serta ibunda Tutie Kirana. Sebagai guru Bahasa, saya bisa mengajari murid-murid saya menulis puisi, cerpen, artikel, dan dimuat di media massa. Cuma masalahnya, keterampilan ini tidak bisa dinilai melalui UN/UAN. (Pandu Syaiful, Riau)

Bapak Pandu, terima kasih banyak atas apresiasi anda kepada karya kami sekeluarga. Bagi saya pribadi, sebuah karya seni mustahil dinilai secara ”resmi”. Tidak ada satu pun institusi yang mampu mewakili semua penilaian, tidak oleh UN ataupun UAN, tidak oleh kritikus, akademisi, ataupun budayawan yang hanya bisa menelaah, mempelajari, atau memperdebatkan. Setiap pertukaran atau penilaian akan memberi wacana baru terhadap karya tersebut, bukan mematikan. Oleh karena itu, hanya waktulah yang dapat menjawab keabadian. (ush)

28 Desember 2010
http://entertainment.kompas.com/read/2010/12/28/02481624/Berkarya.Haruslah.dengan.Jujur

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae