Kamis, 09 Desember 2010

Menelanjangi Benny Arnas

Ellyn Novellin
http://sastra-indonesia.com/
Judul : Bulan Celurit Api
Penulis : Benny Arnas
Tebal : 130 halaman
Edisi : cetakan I, 140 mm x 210 mm
Oktober 2010
Penerbit : Koekoesan

Ada pikiran menggelitik ketika saya membaca judul buku ini. Bulan Celurit Api, semacam sarkasme yang manis, atau, absurditas yang unik, atau apalah yang bisa mewakili “misteri” dari judul tersebut.

Saya tidak ingin mengunggulkan sang penulis ataupun mengkritisinya. Sebab, selain tidak memiliki teori/kajian/ilmu tentang bagaimana menilai karya, bukan juga karena Benny adalah sahabat saya. Tetapi saya hanya mengungkapkan pendapat sebagai pembaca biasa. Dan pembaca biasa umumnya hanya mengandalkan rasa dalam menikmati sebuah karya.

Gaya tutur narasi yang dihadirkan (sebagian besar berupa puisi liris) dan khas melayu memberi kekuatan tersendiri dari karakter yang dimiliki Benny. Benny menarikan kata seelok gemilau seorang perempuan muda. Pesan lain yang saya baca, Ia berhasil mengangkat “harta terpendam” daerahnya menjadi sesuatu yang tak bisa dibiarkan hilang begitu saja. Nuansa lokal yang merupakan budaya daerah, wajib kita lestarikan.

Di beberapa cerpennya, seperti Percakapan Pengantin, Tukang Cerita, saya mendapati ending “misterius”. Meninggalkan kesan yang tak sudah-sudah. Keliaran Benny saya dapati juga di Malam Rajam, Perkawinan Tanpa kelamin, dan Dua Beranak Temurun. Gojlokan (gurauan)Satire Benny sampaikan dalam Bulan Celurit Api, Percakapan Pengantin, Hari Matinya Ketib Isa, dan Di Larang Meminang Gadis Berkereta Unta. Selain usaha “mendongkrak” pandangan dalam Tentang Perempuan Tua dari Kampunng Bukit Batu yang Mengambil Uang Getah Para dengan Mengendarai Kereta Unta Sejauh Puluhan Kilometer ke Pasar Kecamatan (Duh, Mas Benny.. panjang banget judulnya…), Bujang Kurap, Kembang Tanjung Kelopak Tujuh, dan Sajak-sajak yang Mengantarmu Pulang. Walau saya akui saya tidak bisa memetak-metak (karena memang tak ada pemetakan dalam karya sastra)cerpen mana yang menyajikan konflik sosial, mana yang menyajikan konflik/pergolakan batin, dansebagainya, saya berani mengatakan apa yang saya tulus tersebut di atas, itulah yang saya rasakan.

Sebuah firasat, atau yang lebih sering dikenal dengan insting_Semua orang pernah mengalami itu dan semua orang juga memiliki hal tersebut. Sebuah pertanda akan terjadinya sesuatu sebelum kita mengalaminya. Seperti itulah yang dialami Mak Muna tentang kehidupan zaman sekarang yang (maaf) amburadul ketimbang saat Mak Muna muda dulu. Meski Mak Muna tak menyentuh langsung bagaimana hiruk pikuk dan kegaduhan zaman, tetapi Mak Muna tahu, bahwa polah tingkah anak-anak muda(zaman sekarang) mengkhawatirkan dan rawan terhadap konflik. Sebuah pembelajaran bahwa, modernitas tak harus dilakoni dengan meninggalkan unsur-unsur kebaikan yang dibawa dari masa lalu.

Anda tahu bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan menggunakan berbagai cara dan alat? Ya, saya yakin Anda semua menjawab sama, “Ya, saya tahu.” Secara kasat mata memang kita hanya memiliki indera pengucap(lidah_mulut) dan gerak sebagai alat stimulus untuk mendapatkan tanggapan/respon dari yang lain. Kita tahu, bahwa ucapan bisa dilakukan lewat pandangan mata, serta perkataan batiniah atau semacam telepati yang kita “isyaratkan” sebagai bentuk “take and give” dalam berkomunikasi. Dan, hal semacam itu coba diangkat Benny dalam Percakapan Pengantin. Sepasang yang cacat dan miskin yang (tentu saja) mendapat perlakuan yang tidak adil dalam hidupnya(ini bukan gejala, tetapi sudah menjadi tradisi bagi masyarakat saat ini yang lebih berfokus pada pola pandang Independent_Individualitas dalam hidupnya). Seruan untuk mencermati kehidupan sepasang pengantin ini (dan orang-orang yang memiliki nasib serupa dengan mereka)agar tak kita siakan sebelah mata, karena mereka memiliki hak yang sama sebagai manusia dan hamba Tuhan. Berhak mendapatkan kesetaraan perlakuan yang sama dan layak di masyarakat. Sama seperti kita.

Kebersihan hati dan kesabaran yang tangguh adalah senjata yang ampuh dalam menghadapi “kekejaman” dunia. Tentang Perempuan Tua dari Kampunng Bukit Batu yang Mengam bil Uang Getah Para dengan Mengendarai Kereta Unta Sejauh Puluhan Kilometer ke Pasar Kecamatan. Memberi pelajaran, bahwa seberat apapun beban kehidupan, hendaknya kita tak melupakan “radar” yang dititipkan Tuhan dalam hati kita. Tetap menjaga hati dari dendam, kecewa, amarah, dan putus asa. Cerpen yang sangat mendidik.

Bujang Kurap dan Kembang Tanjung Kelopak Tujuh, membuat saya menjadi tahu tentang “pesan daerah” Lubuk Linggau yang tak pernah saya tahu sebelumnya. Benny berhasil mengangkat mitos masyarakat setempat(atau bahkan di luar Lubuk Linggau) dan usaha “melunturkan ketakutan” yang ditanam secara mentradisi oleh masyarakat setempat.

Sampai dimana kita memaknai cinta dan kasih sayang jika hal itu kita maharkan pada terenggut tidaknya keperawanan dari perempuan yang kita gadang menjadi teman hidup. Kesucian tidak terletak dari bagaimana kondisi fisik(maaf, bukannya saya mengamini orang-orang yang sengaja memberikan kesuciannya secara sengaja), tetapi lebih dari bagaimana ikhwal muasal, atau bagaimana penerimaan kita atas apa yang sebenarnya tak bisa kita terima. Bagaimana kita menyikapi sesuatu yang di luar kehendak manusia.

Benny berhasil “plin-plan” dalam Dua Beranak Temurun. Selain itu, dia bisa “mengacau” pikiran pembaca pada saat mengikuti alur ceritanya. Di satu sisi menjadi tokoh A, di sisi lain menjadi tokoh B, dan yang saya sebut “berhasil mengaduk” adalah bagaimana ia mempertemukan dua tokoh dalam suasana “intern” masing-masing penokohan dalam satu tempat, namun tetap bisa menyajikan suasana kedua tokoh sedang “bercakap”. Kontemplasi tentang kehidupan yang dramatis, sebenarnya tak lepas dari lajur-lajur yang kita lalui setiap harinya.

Selebihnya, saya hanya bisa menyarankan Anda, segeralah mendapatkan buku cerdas dan mendidik ini. Banyak hal yang kita temu dan pelajari untuk dijadikan sebagai bahan renungan. Realis yang Surealis,juga, Surealis yang Realis. Cerpen-cerpen yang hebat.

Babat, Desember 2010
*) Peresensi ini sebelumnya memakai nama pena “Lina Kelana” tanah kelahirannya di daerah Babat, Lamongan, Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae