Jumat, 19 November 2010

Kepergian Pramoedya dan Gempuran Budaya Pop

[Pramoedya Ananta Toer, 1925–2006]
Yudhis M. Burhanudin *
http://www.balipost.co.id/

Pramoedya Ananta Toer telah pergi untuk selamanya pada Minggu (30/4) lalu akibat serangan jantung. Dia seorang sastrawan yang cukup produktif dan sempat hidup di empat era berbeda — masa-masa prakemerdekaan, era Orde Lama, era Orde Baru, dan era Reformasi. Tentang Pram, demikian panggilan akrab sastrawan senior ini, sudah ada beberapa catatan khusus mengenai dirinya, dari biografi singkat sampai catatan khusus tentang karya-karyanya.***

SETIDAKNYA Pram sudah menulis sekitar 40 karya — novel, cerita pendek dan tulisan nonfiksi — semasa hidupnya, seperti yang termaktub di halaman terakhir dari novelnya, “Arus Balik”. Semua sudah tahu soal Pram bahwa hampir separo hidupnya ia habiskan sebagai tahanan politik. Sebagian karyanya pernah dibakar oleh Angkatan Darat seperti “Panggil Aku Kartini Saja”, “Wanita Sebelum Kartini” atau “Gadis Pantai”, dengan berbagai alasan sepihak.

Sebagiannya lagi dilarang oleh Jaksa Agung seperti “Bumi Manusia”, “Anak Semua Bangsa”, “Rumah Kaca”, “Memoar Oei Tjoe Tat” atau “Hikayat Siti Mariah”. Akan tetapi, sejak keran kebebasan terbuka atau Reformasi 1998, sebagian besar karya-karyanya yang sebelumnya diharamkan rezim Orde Baru, kemudian diluncurkan ke pasaran.

Saat ini, orang bisa saja mengklaim bahwa publik di dalam dan luar negeri sudah cukup mengenal nama sastrawan yang pernah dinobatkan sebagai kandidat peraih hadiah Nobel dalam bidang kesusastraan ini. Betapa tidak, karya-karyanya sudah diterjemahkan ke dalam hampir 26 bahasa. Terakhir, novel “Gadis Pantai” sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Konon pula, orang luar jika ingin mempelajari sosio-budaya Indonesia, mereka masuk melalui pintu novel-novelnya Pram terlebih dahulu sebelum menukik ke sumber-sumber tulisan yang lain.

Selain karya-karyanya yang bicara, top atau populernya Pram di luar misalnya bisa dilihat dari beberapa pengakuan formal, semacam international recognition. Umpamanya, dia beberapa kali mendapat penghargaan dari sejumlah institusi yang ada di luar negeri. Yang masih tercatat dalam benak banyak orang saat ini adalah penghargaan Raymon Magsaysay Award dari Filipina.

Sementara itu, sejumlah institusi lainnya seperti University of Michigan, Madison, AS telah menganugerahinya gelar Doctor of Human Letters, atau penghargaan dari UNESCO Madanjeet Sigh Prze Prize, juga penghargaan Chancellor’s Distinguished Honor Award dari University of California, Berkeley, USA, penghargaan Chevalier de l’Ordere des Arts et des Letters dari kementerian budaya dan komunikasi Prancis, penghargaan Fukuoka Cultural Grand Prize, Jepang serta penghargaan Wertheim Award dari The Wertheim Fundation, Leiden, Belanda.
***

NAMUN, betulkah hal itu sudah menjamin bahwa Pram juga populis, paling tidak, dalam hati generasi sekarang? De facto, Pramoedya tercatat dalam sejarah kesusastraan Indonesia, baik itu sebagai murni pengarang ataupun itu sebagai mantan aktivis Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), milik Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, angin perubahan telah mengklarifikasi semua stigma negatif yang telah dibebankan padanya. Terlepas dari sikap dan pendapat pro-kontra di atas, yang patut kita tarik sebagai benang merah sejarah saat ini adalah Pramoedya Ananta Toer, sebagai salah satu sastrawan besar Indonesia, cukup populer di luar, tapi kurang populis di negerinya sendiri.

Kurang populisnya nama Pram saat ini tidak lepas dari situasi dan kondisi bangsa di mana minat baca dan apresiasi karya sastra secara umum merosot hingga ke titik yang sungguh sangat memprihatinkan semua pihak. Bahwa tingkat apresiasi karya sastra (pembacaan) dari generasi muda Indonesia saat ini sangat rendah. Hal itu bisa diukur dari beberapa hal. Pertama, sepinya jumlah pengunjung perpustakaan, kalaupun ada pengunjungnya, maka rak buku di mana karya sastra dan buku-buku kesusastraan lainnya dipajang nyaris tidak disentuh pengunjung.

Kedua, realitas bahwa buku-buku sastra, termasuk karya Pram, di pasaran kurang laku jika dibandingkan buku-buku yang lain. Ketiga, pengajaran sastra di sekolah-sekolah, termasuk universitas, tidak mendorong para siswa dan mahasiswa untuk mengapresiasi lebih jauh karya sastra yang ada. Keempat, penikmat dan pemerhati karya-karya Pram adalah mereka para pesastra — novelis, cerpenis atau penyair dalam batas-batas tertentu. Di samping mereka yang memiliki kedekatan ideologis saja (para aktivis “kiri”) dengan isi karya-karya tersebut serta, dalam skup yang sangat terbatas jumlahnya, mahasiswa sastra dan dosen-dosennya. Sedangkan publik yang lain?

Dari sisi lain, kurang populisnya nama Pram juga tidak bisa dipisahkan dari kenyataan bahwa karya-karyanya merupakan sebentuk refleksi bagaimana anyirnya bau peluh anak manusia yang tergilas dan tertindas zaman. Sementara, karya-karya ini dihadapkan dengan kenyataan terbaru di mana selera pembacaan yang sedang trendi saat ini adalah bacaan-bacaan yang menjurus ke selera “dunia sinetron”. Sementara orang juga tahu bahwa sinetron melulu menjanjikan mimpi-mimpi, sedangkan karya Pram lahir dari rahim pemberontakan eksploitasi manusia atas manusia oleh sebuah sistem yang disebut penjajahan ekonomi dan politik. Bagaimana mungkin kedua kutub itu bisa bertemu dalam satu pilihan bacaan?

Lalu, seberapa populer nama Pram di dalam benak anak-anak muda sekarang yang notabene lebih tertarik dengan bacaan-bacaan (pop) yang paralel dengan selera musik pop di pasaran? Namun, bukan hanya Pram seorang yang agaknya mengalami nasib serupa, bahkan hampir semua sastrawan yang karya-karyanya terkesan berat bagi anak-anak muda sekarang tidak akan digubris walau seberapa pun menariknya cover buku yang ditampilkan oleh karya tersebut.

Akar persoalannya terletak pada gempuran budaya pop yang sangat dahsyat dewasa ini serta anggapan bahwa karya sastra sebagai komoditi kelas kesekian dari misalnya buku-buku non-fiksi (ilmiah). Itulah sebabnya, kadang-kadang ada sastrawan Indonesia yang cukup dikenal oleh publik di luar negeri tapi melarat, menderita, dan tidak dikenal di negerinya sendiri.

*) Yudhis M. Burhanudin, esais tinggal di Denpasar

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae