Dr Junaidi
http://www.riaupos.com/
Realitas sosial yang kita hadapi sering tidak sesuai dengan harapan orang kebanyakan orang.
Ketidaksesuaian realitas dengan harapan cenderung menimbulkan ketidakpuasan dan rasa ketidakpuasan itu mendorong orang untuk melakukan tindakan yang bersifat kontra terhadap realitas, misalnya dengan melakukan demonstasi kepada para pemimpin, penguasa, pejabat, anggota dewan, dan manajemen perusahaan. Bahkan ada teori yang menyatakan bahwa kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa cenderung menyimpang dari ketentuan yang berlaku akibat syahwat kekuasaan sering sulit untuk dikendalikan.
Kasus korupsi dan penyelewengan lainnya merupakan akibat dari kekuasaan yang terlepas dari kontrolnya. Disebabkan adanya potensi penyeleuangan itulah kekuasaan itu perlu dikontrol oleh masyarakat dengan cara menyampaikan kritikan kepada pihak penguasa. Meskipun peran kontrol terhadap kekuasaan telah diberikan kepada lembaga-lembaga tertentu yang ditetapkan melalui undang-undang, peran kontrol sosial dari masyarakat tetap harus dijalankan sebab kadang-kadang lembaga-lembaga yang ditunjuk itu juga melakukan penyimpangan. Kontrol sosial masyarakat harus terus dilakukan sebab Negara bukan hanya milik pemimpin, penguasa, pejabat, dan aparat tetapi juga miliki semua rakyat. Semua elemen bertanggung jawab terhadap nasib bangsa ini. Salah satu wujud dari rasa tanggung jawab masyarakat terhadap bangsa ini adalah menyampaikan kritikan yang konstruktif untuk membangun bangsa ini.
Fungsi Sosial Karya Sastra
Kritikan dapat disampaikan secara langsung kepada penguasa dengan berkirim surat, demonstrasi, pidato, wawancara, sms, Facebook, email, dan media lainnya. Dalam era keterbukaan sekarang ini setiap orang bebas untuk menyampaikan kritikan dan aspirasi kepada pemerintah. Sesungguhnya ada satu media lagi yang berperan penting dalam penyampaian kritik sosial, yakni karya sastra. Di Indonesia, sejak zaman Belanda, Jepang, Revolusi, Orde Baru, dan Reformsi selalu saja ada karya sastra yang diarahkan untuk mengkritik pemerintahan yang berkuasa. Di Riau pun, juga banyak karya sastra yang berisikan kritikan terhadap dominasi Pemerintah Pusat dan para penguasa yang tidak berpihak kepada rakyat. Karya sastra dijadikan salah satu media alternatif untuk menyampaikan “pemberontakan” terhadap realitas kehidupan yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
Jika karya sastra digunakan sebagai media untuk menyampaikan kritik terhadap realitas sosial yang tidak berpihak kepada kepentingan masyarakat, maka karya sastra sesungguhnya memiliki fungsi sosial. Fungsi sosial karya sastra diwujudkan dengan cara memberikan respons terhadap fungsi-fungsi kekuasan yang dilakukan oleh para pemimpin. Respons yang diberikan karya sastra dalam bentuk kritik sosial yang diarahkan kepada pemimpin yang tidak bersungguh-bersungguh dalam membela kepentingan rakyat. Pesan-pesan yang disampaikan melalui karya sastra memberikan peringatan kepada orang-orang yang telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Fungsi sosial karya sastra ini diharapkan dapat memberikan penyadaran kepada manusia untuk melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.
Mengkritik dengan Indah
Sastra itu seni dan seni itu indah. Dengan demikian sastra itu selalu dihubungan dengan kreativitas yang berkaitan dengan keindahan. Meskipun sastra identik dengan keindahan, dunia sastra tidak hanya berbicara tentang keindahan, makna hidup, cinta, dan kasih sayang. Banyak karya sastra berisi tentang gagasan-gagasan perlawanan yang ditujukan kepada para pemimpin, pemerintah, dan realitas sosial yang dipandang tidak sesuai dengan harapan dan kepentingan masyarakat. Ini bermakna bahwa di dalam keindahan karya sastra ada kekuatan yang dapat digunakan untuk menyampaikan penolakan, kritikan dan pemberontakan. Penolakan tidak harus disampaikan dengan brutal, anarkis, dan kasar.
Tetapi penolakan juga bisa disampaikan dengan bahasa yang santun, indah, dan perlambangan. Kekuatan yang dipancarkan karya sastra dalam menyampaikan kritikan seperti “mencubit tapi tidak sakit”. Kekuatan “cupitan” karya sastra tidak menyakitkan tetapi dapat meresap ke dalam diri manusia sehingga pelan-pelan ia dapat menyadarkan manusia. Kekuatan karya sastra bermain dalam alam spiritual atau jiwa manusia sehingga pesan yang sampaikannya akan lebih mengarah kepada hati nurani manusia. Bila ini terjadi, kritikan yang disampaikan melalui karya sastra akan menyadarkan manusia.
Salah satu ciri karya sastra adalah penggunaan bahasa perlambangan. Bahasa perlampangan digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan dengan menggunakan ungkapan lain. Bahasa perlambahan bersifat tidak langsung sehingga harus dimaknai pula secara konotatif dengan merenungkan secara mendalam makna kata yang digunakan dalam karya sastra. Bahasa perlambangan yang terdapat dalam karya sastra efektif digunakan untuk menyampaikan kritikan kepada penguasa sebab bahasa perlambangan mengandung makna yang lebih mendalam dari pada bahasa sehari-hari. Kedalaman makna bahasa perlambangan membuat pesan yang disampaikan lebih masuk ke dalam jiwa orang yang dikritik.
Sastra dan Ekpresi Kebebasan
Karya sastra terlahir dari suatu proses penciptaan yang dilakukan manusia. Karya sastra itu hasil kreativitas manusia dan tentu saja bukan ciptaan alam apalagi Tuhan. Kalau kitap suci jelas ciptaan Tuhan tetapi karya sastra hasil perenungan dan pemikiran manusia. Sastra itu sendiri merupakan ekspresi dari dalam diri manusia sehingga sastra itu cenderung bersifat bebas. Dalam dunia sastra orang mempunyai hak untuk menyampaikan sesuatu. Tidak perlu ada persetujuan orang lain untuk menyampaikan ekspresi melalui sastra. Orang boleh mengungkapkan apapun dalam sastra. Anggapan yang menyatakan bahwa bahwa karya sastra sebagai fiksi semakin memperkuat keberadaan sastra sebagai karya imajinatif. Dengan kemampuan imajinatinya, penulis sastra menyampaikan gagasannya secara bebas tanpa harus merujuk dengan realitas. Dengan demikian, tingkat kebenaran sastra itu bersifat artifisial. Kebenaran sastra tidak harus sesuai dengan fakta. Kebenaran sastra adalah kebenaran yang dibuat dan direkaya sedemikian rupa agar karya sastra itu tampak lebih menarik. Meskipun kebenaran yang terdapat dalam karya sastra dibuat-buat, karya sastra tetap mempunyai kekuatan dalam memberikan kesadaran terhadap realitas sosial sesungguhnya yang dihadapi manusia.
Karya sastra ditulis bukan untuk menyampaikan fakta atau menguangkap realitas sebenarnya. Tetapi fakta atau realitas bisa menjadi bahan atau gagasan untuk proses penciptaan karya sastra. Bahan dasar karya sastra tetap segala sesuatu yang terdapat di jagad raya ini. Bahan dasar inilah yang kemudian diolah manusia dengan potensi kreativitas yang dimiliknya.
Kegiatan kreativitas sastra sering dikaitkan dengan kebebasan. Perhatiankanlah penampilan seorang sastrawan. Seorang sastrawan cenderung mempunyai karakter yang khas dan ia biasanya tidak terlalu peduli dengan pandangan orang terhadap penampilannya. Kekhasan karakter yang dimiliki seorang sastrawan merupakan wujud dari konsep kebebasan berekspresi yang dimilikinya. Konsep kebebasan berekspresi ini pula yang menyebabkan karya sastra mengandung gagasan-gagasan bebas yang tidak terikat. Sifat bebas ini pula yang mendorong penulis karya sastra untuk mengyampaikan kritik sosial. Dalam kehidupan nyata kita sering tidak bebas untuk menyampaikan kritik terhadap kondisi yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Kita harus hati-hati mengkritik presiden, pemimpin dan pemerintah sebab bisa-bisa kita ditangkap polisii karena dianggap menyebarkan fitnah dan melawan pemerintah. Tetapi bila kritik disampaikan dengan karya sastra, kemungkinan kita akan lebih aman sebab karya sastra dianggap bersifat fiksi, imajinatif, dan dibuat-buat. Beruntunglah kita bila karya sastra dianggap seperti itu sebab akan lebih memudahkan sastrawan untuk menyampaikan kritik sosial yang lebih tajam.
Bila saluran resmi untuk menyampaikan pendapat, kritikan, dan gagasan telah ditutup maka karya sastra menjadi media alternatif untuk menyambaikan itu. Bila berpikir logis tidak lagi dihargai, maka karya sastra menjadi media alternatif yang bersifat intuitif dan imajinatif dalam menyampaikan kebenaran dalam kehidupan manusia. Bila para penguasa tidak peduli lagi dengan kritikan yang disampaikan secara langsung, maka karya sastra menjadi media alternatif untuk menyampaikan kritik secara perlambangan. Dan bila mereka juga tidak peduli dengan sindiran dan kritikan dengan bahasa perlambangan, berarti hati mereka telah buta. Meskipun hati mereka buta, karya sastra menjalankan fungsi sosialnya dengan menyampaikan kritik terhadap kondisi yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat.***
Dr Junaidi adalah Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unilak dan Dosen S-2 Ilmu Komunikasi UMRI. Telah menulis tiga buku telaah sastra dan budaya. Tinggal di Pekanbaru.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzieb
A. Azis Masyhuri
A. Dahana
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S Laksana
Aan Frimadona Roza
Aang Fatihul Islam
Abd. Rahman Mawazi
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adhy Rical
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adin
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afnan Malay
AG. Alif
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan MN
Agung Poku
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Subagyo
Agus Salim
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Naufel
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Alang Khoiruddin
Alex R Nainggolan
Alfred Tuname
Ali Irwanto
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alvi Puspita
Amandus Klau
Amel
Amien Kamil
Anam Rahus
Andaru Ratnasari
Andong Buku #3
Angela
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Ari Pahala Hutabarat
Arie MP Tamba
Arif Bagus Prasetyo
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Juanda
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Astrid Reza
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Awan Abdullah
Ayi Jufridar
Azyumardi Azra
B Sugiharto
Badrut Tamam
Bagja Hidayat
Bahrul Ulum A. Malik
Bakdi Soemanto
Balada
Bambang kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Baskara T Wardaya SJ
Bayu Agustari Adha
Bayu Ambuari
Beni Setia
Benny Arnas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Berto Tukan
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonnie Triyana
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiarto Shambazy
Buldanul Khuri
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chandra Iswinarno
Cover Buku
D. Zawawi Imron
Dadan Sutisna
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danang Probotanoyo
Danarto
Daniel Paranamesa
Dareen Tatour
Darju Prasetya
Darma Putra
Darwis Rifai Harahap
Dayat Hidayat
Dede Kurniawan
Deepe
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dhewi Susanti
Dian Hartati
Diana AV Sasa
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djunaedi Tjunti Agus
Doan Widhiandono
Doddy Hidayatullah
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Dr Junaidi
Dr. Simuh
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Dwi Wahyu Handayani
Dwicipta
Dyah Ratna Meta Novi
Edeng Syamsul Ma’arif
Eduard Tambunan
Edy Firmansyah
Edy Sartimin
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Endhiq Anang P
Endi Biaro
Esai
Eva Dwi Kurniawan
Evan Ys
Evi Idawati
Evieta Fajar
F Rahardi
F. Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatmin Prihatin Malau
Fauzan Al-Anzhari
Fenny Aprilia
Festival Gugur Gunung
Fikri. MS
Firdaus Muhammad
Fransiskus Nesten Marbun ST
Franz Kafka
Free Hearty
Furqon Abdi
Gde Artawan
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Noy
H. Rosihan Anwar
Hadi Napster
Halim HD
Hamdy Salad
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasanudin Abdurakhman
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hastho Suprapto
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendra Sugiantoro
Hendriyo Widi
Henry H Loupias
Heri CS
Heri Latief
Herman Hasyim
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Hesma Eryani
Hikmat Gumelar
Hilyatul Auliya
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
Humam S Chudori
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idha Saraswati
Idris Pasaribu
Igk Tribana
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Q. Moehiddin
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian koto
Inggit Putria Marga
Irman Syah
Isbedy Stiawan ZS
Ismi Wahid
Istiqomatul Hayati
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
J. Sumardianta
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jenny Ang
Jihan Fauziah
Jimmy Maruli Alfian
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf A.N
Kalis Mardi Asih
Karkono
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Khawas Auskarni
Khoirur Rizal Umami
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kusno
Kuswaidi Syafi’ie
L.N. Idayanie
Laksmi Pamuntja
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lies Susilowati
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
LP3M Universitas Jember
Lukman Asya
Lutfi Mardiansyah
M Arman AZ
M Hari Atmoko
M. Dhani Suheri
M. Faizi
M. Haninul Fuad
M. Ikhsan
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marlin Bato
Martin Aleida
Marwanto
Maryati
Mas Ruscitadewi
Mashuri
Maya Azeezah
Media: Crayon on Paper
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggalang Dana Amal
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mestika Zed
Michael Gunadi Widjaja
Michael Ondaatje
Mihar Harahap
Mikhael Dua
Mila Novita
Misbahus Surur
Misranto
Moch. Faisol
Moh. Asy'ari Muthhar
Muh Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Farhand Muzakki
Muhammad Ghufron
Muhammad Hidayat
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammad Yulius
Muhammadun A.S.
Muhibin AM
Muhidin M Dahlan
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Mursai Esten
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang Fahrudin
Nanang Suryadi
Naskah Monolog
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nissa Rengganis
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Novelet
Novianti Setuningsih
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nunung Nurdiah
Nunuy Nurhayati
Nur Ahmad Salman H
Nur Cholish Zaein
Nur Faizah
Nur Hidayati
Nuraz Aji
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurul Anam
Nuryana Asmaudi SA
Ode Barta Ananda
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pameran Lukisan
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Priyambodo RH
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Dachroni
R. Timur Budi Raja
Rachmat H Cahyono
Radhar Panca Dahana
Rahmi Hattani
Rainer Maria Rilke
Rakai
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Ramadhan Batubara
Rambuana
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Rida Wahyuningrum
Ridwan Munawwar
Rilla Nugraheni
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rosidi
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rz. Subagyo
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Saripuddin Lubis
Sastra Pemberontak
SastraNESIA
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Si Burung Merak
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Sjaiful Masri
Sjifa Amori
SLG STKIP PGRI Ponorogo
Soeharto
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Fitri Ana
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sudarmoko
Sugeng Satya Dharma
Sujiwo Tejo
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Suseno
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutirman Eka Ardhana
Suwandi Adisuroso
Suyadi San
Switzy Sabandar
Syah A. Lathief
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syifa Aulia
Sylvianita Widyawati
Tamrin Bey
Tan Malaka
TanahmeraH ArtSpace
Taofik Hidayat
Taufik Alwie
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh LR
Teguh Pamungkas
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Timur Sinar Suprabana
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Wahono
Triyanto triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Ulfatin Ch
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utami Widowati
Veven Sp. Wardhana
W Haryanto
W.S. Rendra
Wandi Barboy Silaban
Wanitaku-wanitaku
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Wayan Supartha
Wendi
Wildan Nugraha
Wishnubroto Widarso
Wong Wing King
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanto le Honzo
Yasraf Amir Piliang
Yeni Mulyani
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yuli Akhmada
Yulia Sapthiani
Yuliarsa
Yunanto Sutyastomo
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar