Jumat, 19 Maret 2010

Membongkar Injil-injil Rahasia

Peresensi: Ahmad Musthofa Haroen
Judul: Menguak Injil-injil Rahasia
Penulis: Deshi Ramadhani, SJ
Penerbit: Kanisius, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, 2007
Tebal: xvi+208 halaman
http://suaramerdeka.com/

AGAMA sering dipahami sebagai sesuatu yang terberi (given). Ada asumsi sederhana yang berkembang dan kemudian diyakini bahwa agama adalah sebuah paket keimanan praktis yang taken for granted alias siap saji. Akibatnya, kitab suci sebagai sumber juga disakralkan melalui pola yang kurang lebih sama. Tak semua orang punya cukup waktu, minat dan kemampuan untuk menelisik lebih dalam asal-usul kitab suci mereka.

Tak ada yang salah dengan pemahaman demikian. Hanya saja, sebagaimana kontroversi novel The Da Vinci Code tempo hari, kegemparan akan segera terjadi begitu khalayak dikejutkan dengan versi-versi lain yang tak lazim dari arus utama aliran keagamaan mereka. Orang begitu mudah terbakar jenggotnya ketika mainstream yang mereka anut coba digoyang oleh aksi-aksi yang menentang kemapanan.

Ini adalah soal pelik yang menimpa hampir seluruh agama-agama besar. Alquran dalam bentuk kitab yang dijilid dengan dua sampul (ma bayna daftayn) dan kodifikasi yang rapi sebenarnya belum terbayangkan pada zaman ketika Nabi Muhammad masih hidup. Saat itu, Alquran lebih banyak dihapalkan atau ditulis secara berserakan di kulit unta atau pelepah kurma. Baru pada masa khalifah Usman Bin Affan, para penghapal utama berkumpul dalam sebuah tim untuk membuat sebuah mushaf Alquran yang tertata rapi dan terstruktur.

Kanon kitab suci orang Yahudi (juga disebut Kitab Suci Ibrani) bahkan baru final pada penghujung abad I Masehi. Waktu itu, beberapa saat setelah Yerusalem jatuh pada 70 M, didirikan sekolah rabinik Beth ha-midrash dan rumah pengadilan Beth-Din di Jamnia (selatan Joppa). Di dua tempat itulah para pemimpin Yahudi menyelesaikan kanon kitab suci mereka. Makan waktu yang lama untuk memperdebatkan wibawa kitab-kitab Pengkhotbah, Ester, hingga Kidung Agung untuk kemudian bersepakat menyatukan pemahaman demi melahirkan kitab suci yang terkenal dengan nama Kanon Palestina itu

Tersembunyi

Dalam Kristen, teks-teks yang termaktub dalam Perjanjian Baru juga harus melewati serangkaian proses seleksi yang ketat dan panjang. Butuh waktu kira-kira empat hingga lima abad untuk mencapai pemahaman yang bisa disepakati bersama oleh otoritas-otoritas gereja. Proses seleksi yang sangat ketat ini begitu menarik untuk dikaji. Memang, sebagian orang bisa terkejut untuk menghadapi kenyataan ada keterlibatan manusia dalam penyusunan sabda Tuhan ini. Namun, dengan perspektif yang arif, kedangkalan beragama bisa dihindari dan, ujung-ujungnya, tiap kegemparan seperti kontroversi Da Vinci Code bisa ditangkal.

Pada tahun 1945, secara tidak sengaja, seorang Mesir bernama Muhammad Ali Al-Samman bersama saudara-saudaranya pergi ke Jabal Tarif. Ketika sedang menggali di daerah bernama Nag Hammadi, mereka menemukan sebuah guci tua sepanjang satu meter yang berisi tiga belas jilid dan buku dari papirus yang berbungkus kulit. Ringkas cerita, manuskrip-manuskrip kuno itu kemudian sampai ke pasar gelap Kairo. Pemerintah setempat kemudian menyita sebagaian besar manuskrip dan menyimpannya di Museum Kopt. Sebagian lagi diselundupkan ke luar negeri hingga sampai ke tangan Prof Gilles Quispel, seorang ahli dari Belanda. Sang profesor terhenyak dan segera menyadari bahwa yang ia baca adalah Injil Thomas dalam bahasa Kopt. Ia juga mendapati sebuah teks yang disebut sebagai Injil Filipus.

Kisah tersebut mewakili kisah-kisah lain yang serupa. Lantas, terbit pertanyaan di benak kita, mengapa teks-teks itu begitu penting untuk disembunyikan sedemikian rupa? Agaknya penting diingat kembali bahwa sejak pertengahan abad kedua, berbagai ajaran tandingan muncul melawan ortodoksi atau ajaran resmi yang sudah disepakati bersama di wilayah kristianitas saat itu (Philip Jenkins, 2001). Dalam konteks seperti inilah, gereja kemudian merasa perlu menyita banyak tulisan yang dinilai sesat. Banyak manuskrip yang dirampas untuk dilenyapkan. Hal ini tentu saja mendorong disembunyikannya manuskrip-manuskrip yang tidak termasuk daftar atau kanon.

Ya, persoalan utama sesungguhnya bertumpu pada logika penyusunan kanon itu sendiri. Istilah kanon yang juga bermakna daftar membagi secara bikameral dua jenis teks: kanonik dan non-kanonik. Gereja menyusun daftar teks-teks resmi dan itulah yang disebut kanonik. Maka, semua teks lain yang tersortir dari dalam daftar menjadi non-kanonik. Jadi secara fenomenologis, yang disebut kitab suci sesungguhnya adalah nama lain dari daftar teks yang disusun oleh otoritas gereja resmi.

Buku ini berusaha menyoroti jenis teks kedua: non-kanonik. Pada dasarnya, teks-teks non-kanonik bersinonim dengan terma apokrif yakni tersembunyi, disembunyikan atau rahasia. Sejumlah teks tertentu memperlihatkan kecenderungan rahasia (confidential) sebab tak dimaksudkan untuk dibaca kalangan luas.

Sebagaimana diketahui, empat injil kanonik tidak banyak memberi informasi tentang masa kecil Yesus. Informasi tersebut justru lebih banyak diinformasikan oleh teks-teks apokrif semisal Proto-Injil Yakobus, Injil Tomas, Injil Pesudo-Matius dan beberapa manuskrip terpisah dalam bahasa Latin dan Armenia. Bahkan, pada masa berkarya, tidak semua ucapan dan tindakan Yesus direkam seluruhnya dalam empat injil Kanonik. Teks teks semacam Injil Filipus, Injil Maria (Magdalena), Injil Rahasia Markus, Injil Yudas, dan manuskrip-manuskrip terpisah lain melengkapi kisah-kisah dalam periode itu. Sebagian bahan dari teks-teks apokrif tersebut sejalan dengan empat injil Kanonik. Namun, beberapa bagian memperlihatkan perbedaan yang mencolok. Selain itu, ada pula manuskrip-manuskrip lain yang membicarakan soal kematian dan kebangkitan yang tidak selalu seirama dengan empat injil kanonik seperti teks Pertanyaan-pertanyaan Bartolomeus, Injil Nikodemus, Injil Petrus, Injil Orang Ibrani, Tulisan Rahasia Yakobus, dan lain-lain.

Jika dihitung secara kasar, jumlah teks-teks apokrif jauh lebih banyak daripada yang kanonik. Tentu soal jumlah tidak menjadi ukuran legitimasi. Jantung permasalahan kanonik dan non-kanonik terletak pada perbadaan pendapat mengenai diterima atau tidaknya Gnostisisme dalam pewahyuan. Gnostisisme merupakan keyakinan bahwa ada beberapa orang terpilih yang khusus dianugerahi kemampuan tertentu untuk menerima wahyu secara pribadi.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae