Minggu, 28 Februari 2010

Nalar Kritis untuk Pencerahan

Judul buku: Maqoshid Syariah dalam Pergumulan Politik; Berfilsafat Hukum Islam dari Harvard ke Sunan Kalijaga
Penulis : Yudian Wahyudi
Penerbit : Nawesea Yogyakarta
Cetakan : 1, 2009
Tebal : 108 halaman
Peresensi : Muhammadun AS*
http://oase.kompas.com/

Dalam studi keislaman (islamic studies) kontemporer, agama (Islam) bukan sekedar menjadi dilihat pada normativitas ajarannya, tetapi juga dilihat pada spirit historisitas keilmuannya. Agama, secara normatif, hanya menjadi doktrin yang membelenggu nalar kritis pemeluknya. Sementara dalam spirit historisitasnya, agama tidak lagi taken for granted, tetapi mampu tampil sebagai sumber inspirasi kehidupan, sumber spirit kritik sosial, dan sumber membangun kebudayaan dan peradaban. Untuk itu, nalar keberagamaan dalam islamic studies selalu menempatkan agama dalam normativitas dan historisitas sekaligus. Sehingga, agama selain menjadi basis ritualitas pemeluknya, juga menjadi pijakan dalam melakukan revolusi kebudayaan dan peradaban.

Salah satu perangkat untuk mensukseskan agenda islamic studies kontemporer tersebut adalah melakukan tafsir ulang terhadap nalar syariah Islam. Dalam buku terbarunya ini, Yudian Wahyudi secara simbolis membuka kerangka berfikir kita lewat refleksi berfilsafat hukum Islam dari Harvard ke Sunan Kalijaga. Simbol Harvard menunjukkan bahwa hukum Islam berkembang bukan hanya di Timur Tengah saja, justru di Barat, khususnya di Harvard, studi hukum Islam mengalami perkembangan pesat. Di Harvard, hukum Islam ditelaah secara kritis dengan perangkat berbagai ilmu filsafat dan sosial humaniora. Begitu gemuruhnya Islamic studies di Barat, tidak salah kemudian kalau Muhammad Abduh justru melihat Islam di Barat, walaupun tidak ada Muslimnya.

Sementara simbol Sunan Kalijaga membuktikan bahwa hukum Islam yang hadir di Jawa, khususnya yang diimplementasikan Sunan Kalijaga, terbukti mampu mengisi ruang kebudayaan dan peradaban secara sinergis. Sunan Kalijaga melihat syariah (hukum Islam) merupakan spirit keberagamaan, bukan ajaran yang taken for granted. Sunan Kalijaga, walaupun waktu itu memegang kuasa di Demak, tidak memaksakan ajaran agama secara formal kepada masyarakat, tetapi ajaran agama disinergikan dengan kebudayaan lokal. Sehingga agama mudah diterima masyarakat, dan masyarakatpun kemudian mempunyai rasa kepemilikan kuat terhadap agamanya.

Dengan kedua simbol tersebut, Yudian yang sekarang menjadi dosen filsafat hukum Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kemudian menampilkan maqoshid syariah sebagai metode berfikir di era kontemporer. Maqoshid syariah merupakan teori berfikir yang menempatkan kemaslahatan publik sebagai esensi syariah agama. Dalam maqoshid syariah, hukum Islam harus menjaga agama, akal, harta, jiwa, keturunan dan harga diri. Kelima hal ini menjadi prioritas diimplementasikannya syariah Islam dalam segala waktu dan tempat. Makanya, dengan maqoshid syariah, kita akan mempu menggabungkan spirit islamic studies yang dilakukan Sunan Kalijaga dan Harvard. Terlebih diera kontemporer yang begitu bergemuruh dengan tantangan di Indonesia, maqoshid syariah bisa dijadikan alternatif paling strategis untuk membangunkan pola berfikir dan beragama (Islam) di Indonesia. Karena kita tahu, masyarakat (Islam) Indonesia yang religius lebih mudah membuka perubahan lewat jalur agama, bukan filsafat dan ilmu sosial humaniora.

Maqoshid syariah sendiri merupakan teori yang pertama kali dikemukakan oleh Umar bin Khattab. Al-Ghazali, melalui bimbingan l-Juwaini, mengembangkan teori ini.Di tangan al-Syatibi, teori ini terkenal di seluruh dunia Islam. Di zaman modern, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho di Mesir, juga al-Maududi di India (kemdian Pakistan), mendorong agar umat Islam mengkaji al-Muwafaqot al-Syatibi, yang mengulas konsep maqoshid syariah agak mendalam. Sejumlah pembaharu Islam Indonesia, melalui Abduh dan Ridho, memperkenalkan teori ini. Sayangnya, usaha mereka tidak lebih dari sekedar mengulang-ulang pendapat al-Syatibi. Mereka memahami maqoshid syariah lebih sebagai doktrin dengan contoh-contoh lama. Menjadikan maqoshid syariah sebagai metode sama sekali tidak terbayang dalam pikiran mereka. Jadi, bisa dimengerti ketika usul fiqh, khususnya konsep maqoshid syariah, tidak pernah dibawa-bawa dalam pembangunan kurikulum pendidikan agama (hal. 26-27).

Dalam wacana implementatif, maqoshid syariah merupakan dasar berfikir umat Islam menggapi kemajuan peradaban. Pertanyaan yang terus mengemuka dewasa ini, mengapa umat Islam mundur sedangkan orang lain maju? Dapat dijawab dengan singkat. Umat Islam mundur karena dan muslim pada tingkat akidah, tetapi hampir “kafir alamiah”, hampir tidak pernah menjadikan hukum alam sebagai bagian keimanan dan keislaman mereka. Orang lain, katakanlah Amerika Serikat, maju karena mukmin dan muslim alamiah dan insaniah. Mereka melaksanakan bagian terbesar hukum Allah, sedangkan kita hanya melaksanakan sebagian kecil saja (hal. 24).

Dalam konsep maqoshid syariah, hukum Islam bersifat ilahi tetapi sekaligus wad’i (manusiawi; “positif”; sekuler). Pelibatan manusia kedalam hukum Islam disimbolkan dengan pengangkatan manusia sebagai khalifah (wakil Allah) dimuka bumi. Setiap upaya penafsiran dan pemahaman al-Quran sebagai sumber utama hukum Islam selalu melibatkan unsur kemanusiaan. Umat Islam tidak akan maju kalau tafsirnya atas kehidupan hanya berdasarkan ajaran agama yang telah ada selama ini, tanpa melibatkan aspek hokum kemanusiaan dan kealaman. Dan Barat (AS), mampu tampil digarda depan era kontemporer, karena mereka menguasai secara kritis berbagai hukum manusiawi dan alami.

Buku ini merekomendasikan agar nalar syariah Islam era kontemporer terus menggali kerangka berfikir para ulama dari pada doktrin pemikiran yang dihasilkan. Kalau masih terkungkung doktrin pemikiran, apalagi jika terkungkung dengan pola ritualitas agama yang beku, maka umat Islam akan kehilangan elan vitalnya sebagai agen revolusi peradaban sebagaimana yang dijalankan para pendahulu. Untuk itu, Indonesia yang oleh almarhum Fazrul Rahman memiliki potensi besar bangkitnya pemikiran keislaman, sangat tepat dijadikan locus penelitian dan pengkajian hukum Islam kontemporer. Dengan nalar syariah Islam yang kritis kita bisa meneropong Indonesia. Dan dari Indonesia kita bisa meneropong dunia Islam secara komprehensif.

*) Analis Sosial, peneliti Cepdes Jakarta.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae