Jumat, 03 April 2009

Ambisi mendirikan dinasti baru

KISAH TIGA NEGARA Oleh: Lo Guanzhong
Diterjemahkan oleh: A.S. Udin
Penerbit: Pustaka Utama Grafiti, 1987
Peresensi: A. Dahana
http://majalah.tempointeraktif.com/

SETELAH terbitnya seri novel Batas Air (Shuihuzhuan), yang sekarang sudah selesai sampai empat jilid, perkenalan kita dengan kesusastraan klasik Cina bertambah lagi dengan turunnya buku Kisah Tiga Negara. Buku tersebut merupakan terjemahan langsung dari bahasa Cina, yang aslinya berjudul San Guo Yanyi, ditulis oleh Luo (bukan Lo) Guanzhong, seorang sastrawan yang hidup pada masa Ahala Yuan (1260- 1341).

Berlainan dengan Batas Air, yang tokoh-tokohnya fiktif, Kisah Tiga Negara merupakan sebuah roman sejarah. Para pelakunya pernah hidup dan berperan, dan kejadiannya sendiri dilatarbelakangi suatu priode khusus dalam sejarah kuno Cina yang dikenal dengan nama Zaman Tiga Negara, San Guo Shidai. Cerita dalam buku berlangsung pada tahun Masehi 168 sampai 265.

Zaman itu ditandai dengan keadaan kacau di Cina — sesuatu yang lazim dalam sejarah Cina — ketika Ahala Han (221 SM–265 M) sedang menghadapi saat-saat keruntuhannya. Sebenarnya, jauh sebelum itu, perebutan pengaruh di antara raja-raja muda, ketidakpuasan di kalangan rakyat, dan kelemahan dalam keraton Han sendiri telah menyebabkan masa Ahala Han dibagi dua, yakni Han Barat (206 SM - 24 M) dan Han Timur (25 - 220 M).

Kisah Tiga Negara bercerita tentang masa menjelang robohnya Ahala Han Timur dan itu dimulai dengan meletusnya serentetan pemberontakan petani — lagi, salah satu ciri khusus dalam sejarah dinasti-dinasti di Cina. Salah satu yang terhebat dari gerakan petani itu dikenal dalam sejarah Cina, dengan nama Pemberontakan Serban Kuning (Huangjin Qiyi). Upaya dari beberapa jago perang feodal untuk memadamkan pemberontakan tersebut telah melahirkan tiga tokoh yang menjadi para pemegang peranan utama dalam novel tersebut.

Yang pertama adalah Zao Cao, yang menjadi pendiri Kerajaan Wei (220-265) dengan lokasi sekitar lembah Sungai Kuning (Huanghe) dengan ibu kota Luoyang. Sebenarnya, pada mulanya Zao Cao punya motlf untuk menyelamatkan Kaisar Han dari genggaman seorang kebiri (kasim atau thaykam) yang bernama Dong Zhuo. Tapi lama-lama keinginan untuk menyelamatkan dinasti itu menjurus ke perebutan kekuasaan, bahkan ia berambisi untuk menguasai seluruh Cina dan mendirikan dinasti baru.

Tokoh kedua adalah Liu Bei, pendiri kerajaan Shu (221-263). Ia bermaksud memulihkan kebesaran Ahala Han, dan dibantu oleh dua saudara angkatnya Guan Yu dan Zhang Fei. Mereka amat terkenal karena “bersumpah di kebun persik” untuk mati bersama walau bukan dilahirkan bersama. Liu Bei juga punya seorang “spri” yang kemudian diangkat sebagai perdana menterinya.

Pembantu utama yang terkenal dengan nama Kong Ming ini pandai dalam urusan strategi perang, di samping ahli dalam astrologi. Malah tokoh Guan Yu kemudian dipuja sebagai dewa perang, dan di kalangan etnik Cina di sini dikenal dengan nama Kuan Kong.

Sosok yang ketiga adalah Sun Quan, yang berhasil mendirikan kerajaan Wu (222-280) yang sekarang terletak di dataran rendah Sungai Yangzi dengan ibu kota Wu Chang, dan kemudian dipindahkan ke Nanjing. Sun juga hanya ingin menyelamatkan negara dari perpecahan, tapi pada akhirnya ia pun berambisi untuk melepaskan diri dari kekaisaran Han.

Sebagian besar novel itu dengan demikian menceritakan liku-liku persaingan di antara ketiga tokoh tersebut. Kisah Tiga Negara sangat terkenal, dan malah sudah menjadi bagian dari kesusastraan klasik dunia. Buku itu telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, dan versi Inggrisnya terbit pada 1925, dengan judul Romance of the Three Kingdoms, dialihbahasakan oleh C.H. Brewitt Taylor.

Novel ini sangat populer di kalangan generasi tua, terutama politikus dan ahli strategi militer Cina. Ada yang mengatakan, Sanquo Yanyi merupakan penerapan teori politik, perang, dan strategi yang diketengahkan oleh Sunzi pada zaman Cina Kuno. Buku yang dikenal dengan nama Zhanfa (Strategi Perang) itu sampai sekarang masih dibaca, bahkan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Membaca versi bahasa Indonesia buku itu bagaikan mendengarkan tukang cerita. Luo Guanzhong memang menulisnya dalam gaya itu. Mungkin penerjemahnya hanyut ke dalam gaya tersebut, sehingga kadang-kadang kita menemukan beberapa kalimat yang rasanya tidak atau belum selesai.

Secara umum, buku Kisah Tiga Negara adalah karya kesusastraan Cina klasik yang lebih dikenal ketimbang Batas Air. Konon, taktik-taktik perang yang dilukiskan di dalamnya telah menjadi inspirasi bagi Mao Zedong dalam menulis karya-karya militer dan dalam perjuangan bersenjatanya untuk mendirikan pemerintah komunis di Daratan Cina.

Di samping itu, dalam novel tersebut kita bisa menemukan orang-orang gagah perkasa dengan budi pekerti luhur, selain kelakuan tokoh-tokoh licik dengan watak keji dan tipu muslihatnya. Generasi tua Cina sering mengambil contoh tingkah laku para pemegang peranan utama dalam novel itu sebagai bahan pelajaran moral.

Dibandingkan dengan Batas Air, Kisah Tiga Negara penuh dengan mitos, bahkan mendekati klenik. Itu terutama muncul pada bagian-bagian yang berhubungan dengan kaisar Cina sebagai Putra Langit (Tianzi). Tak mengherankan, karena novel itu ditulis pada masa ahala-ahala, maka kelihatan penuh dengan semangat feodal. Selamat membaca.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae