Minggu, 11 Januari 2009

Minirtiwikin Djidi Gilijipi

Doan Widhiandono
http://www.jawapos.com/

SAYA menyambut baik kreativitas H M. Cheng Ho Djadi Galajapo pada bagian Kata Djadi (halaman vii) buku ini. Di situ Djadi memberikan kata sambutan menggunakan huruf vokal ''i'' seluruhnya.

Menurut pelawak dedengkot grup kocak Galajapo tersebut, pemakaian huruf ''i'' vokal dalam kalimat-kalimatnya adalah salah satu bentuk penghematan. Selain itu, huruf ''i'' dipilih lantaran pengucapannya tak perlu membuka mulut lebar-lebar. Menurut Djadi, membuka mulut secara lebar mengesankan sebagai orang yang sombong.

Meski begitu, sebagian orang boleh jadi merasa tidak nyaman mengucapkan kalimat-kalimat yang hanya menggunakan vokal ''i''. Kalimat yang semua menggunakan huruf vokal ''i'' membikin orang tampak mringis karena giginya selalu terlihat sedikit (kalau terlihat banyak disebut mrongos).

Bagaimanapun itu adalah salah satu bentuk kampanye seorang pelawak yang tujuan utamanya membuat orang tertawa, mengocok perut pembaca bukunya. Bukan untuk merusak tata bahasa Indonesia yang baik dan benar atau membuat orang menjadi meringis semuanya.

Dan ternyata, saat kampanye pemakaian satu huruf vokal tersebut saya terapkan untuk judul resensi ini, rasanya juga nggak pas. Karena itu, untuk pembaca yang merasa risi atau aneh pada judul tulisan ini, saya beri tahu: judul asli resensi ini adalah Menertawakan Djadi Galajapo.
***

DALAM kamus besar bahasa Indonesia, ''menertawakan'' dimasukkan sebagai salah satu lema (entry). Artinya ada beberapa. Yaitu: tertawa terhadap; tertawa karena; menghina atau mengejek; dan menyebabkan tertawa.

Buku Neraka Wail dan Kue Terang Bulan ini bisa mencakup semua makna kata ''menertawakan'' tersebut (kecuali menghina atau mengejek, tentu). Lewat kisah-kisah yang terangkum dalam buku setebal 146 halaman plus ini, Djadi Galajapo ingin ''menertawakan pembaca''. Artinya, ia ingin membuat masyarakat tertawa. Dan, rasanya, lantaran Djadi adalah seorang pelawak, itulah tujuan utama buku terbitan JP Books, Surabaya, ini. Yakni, menertawakan orang.

Karena itu, mulailah dia meramu buku dengan kisah-kisah getir kehidupan seorang Djadi Galajapo dan meraciknya dengan tata bahasa dan gaya bertutur yang ringan dan kocak khas pelawak.

Racikan itu memang harus pas. Sebab, sebagian besar kisah yang diusung Djadi memang bukan kisah kocak. Justru, banyak kisah hidup Djadi yang ngenes, susah, pahit, atau menderita yang diceritakan ke pembaca. Misalnya, bagaimana kisahnya ketika merintis karir di dunia lawak dengan menjalani audisi di sebuah bengkel mobil; bagaimana dia harus hidup tersia-sia oleh mertuanya (bahkan, Djadi mengisahkan bahwa dia pernah mengumpati mertuanya lantaran begitu jengkel karena terus-menerus disia-siakan). Atau bagaimana Djadi harus sembunyi-sembunyi melawak karena takut ketahuan embah-nya yang mengutukinya dengan ''neraka wail'' jika Djadi terus mengocok perut orang di atas panggung.

Kisah penderitaan Djadi itu seakan mengamini pendapat sebagian besar masyarakat yang menyebut bahwa komedian besar Indonesia selalu lahir dari keluarga yang menderita. Seorang pelawak harus selalu ditempa dengan jalan hidup yang begitu berliku dan begitu keras, begitu menyakitkan. Buku Djadi menunjukkan itu.

Bagaimanapun, kisah-kisah itu memang harus diselaraskan dengan tujuan buku tersebut. Yakni, menertawakan orang atau membuat orang tertawa. Itu susahnya. Sebab, jika cerita masa lalu yang getir tersebut tidak diramu dengan tata kalimat yang cocok, alih-alih tertawa dan memetik hikmahnya, orang malah mengharu-biru dan menangis-nangis saat membaca buku Djadi. Bisa jadi, saat Djadi manggung, orang tidak lagi bakal tertawa namun malah menyantuninya.

Namun, Djadi tidak hanya ''menjual'' kisah sedih. Cerita sukses, kisah lucu, cerita inspiratif, hingga ide dan pemikiran soal perkembangan dunia lawak dan keartisan lokal pun terselip dalam 29 bab buku ini. Sebut saja saat dia memenangkan ciuman pertama seorang gadis bernama Ana (Meliana Prasetyaningsih Fatchul Jannah) yang akhirnya dinikahi dan memberinya dua anak perempuan. Kisahnya terasa romantis, sedikit erotis, meskipun perjalanan biduk rumah tangganya kerap dipenuhi tangis. Djadi membuktikan bahwa dia bisa menjadi Arjuna (bukan Hanoman seperti kata Kelik Pelipur Lara dalam kata pengantar buku) bagi Ana.

Salah satu yang patut diacungi jempol adalah kejujuran Djadi mengungkapkan hal-hal yang bagi sebagian orang dikategorikan sebagai wadi (rahasia paling pribadi). Tentu itu semua ada maksudnya. Bukan hanya lantaran namanya adalah Sudjadi yang bisa jadi akronim dari Suka Djual Wadi.

Salah satu kejujurannya yang paling jujur (baca: paling berani) adalah pengakuannya soal nyaris berzina dengan seorang penyanyi yang kebetulan sedang manggung bersama Djadi di Pekalongan. Ceritanya, Djadi dan penyanyi itu menginap (atau diinapkan) sekamar. Pada suatu malam (menurut versi Djadi), penyanyi itu menggodanya. Terjadilah pergumulan dahsyat. Saat semuanya sudah muntup-muntup, Djadi (katanya) tiba-tiba sadar. Dia pun mengambil handuk dan menutup perut penyanyi cewek yang cantik dan menggoda itu.

Cerita ini, asli jujur, dan polos. Entah apa reaksi istri Djadi saat mendengar cerita tersebut untuk kali pertama. Yang ini, tidak ada di buku.

Yang patut jadi catatan, buku ini tidak bisa 100 persen memindahkan kelucuan seorang Djadi Galajapo di atas panggung. Memang, mengadopsi humor lisan ke dalam bahasa tulisan bukan pekerjaan yang gampang. Penulis (Bonari Nabonenar dan Kurniawan Muhammad) pun tampaknya menyadari hal itu, sehingga sebelum dikritik kiri-kanan, mereka sudah meminta maaf dalam pengantar buku bahwa mereka takut tidak bisa menyuguhkan tulisan yang cukup lucu.

Penulis bukan cuma minta maaf pada hal itu. Mereka juga nyuwun sorry karena buku itu disusun dalam waktu singkat. Dalam hitungan pekan, mereka mewawancarai Djadi Galajapo lantas menyusun serpih-serpih ingatan dan pijar-pijar kesan, dan catatan-catatan Djadi atas perjalanan hidupnya sebagai manusia (halaman viii).

Itu, tampaknya betul, kesan kesusu pada buku ini tak bisa sirna begitu saja. Kadang ada kalimat yang kurang sedap dilahap, ada judul bab yang pemenggalan katanya tidak pas, atau teks foto yang terasa dipasang serampangan.

Salah satu yang cukup terasa adalah pemilihan foto yang dipakai sebagai ilustrasi. Buku ini memang konsisten menghadirkan satu foto Djadi di awal bab plus beberapa foto di tengah-tengah bab. Nah, ada banyak sekali foto daur ulang. Misalnya, foto pelengkap bab yang diambil wajah Djadi-nya saja lalu dipasang di awal bab lain. Itu terjadi berulang ulang.

Tapi, seperti diakui kedua penulis, buku tersebut jadi dalam hitungan pekan. Mungkin, Djadi tidak sempat melakukan sesi foto khusus --berbagai pose-- untuk melengkapi buku itu sebagai ilustrasi antarbab.

Dan, penulis menyadari berbagai kekurangan itu. Sekali lagi, mereka membuka buku ini dengan permintaan maaf atas kekurangan-kekurangan itu. So, khusus soal kekurangan ini, jangan ditertawakan. (*)

-----
Judul Buku : HM Cheng Ho Djadi Galajapo; Neraka Wail dan Kue Terang Bulan
Penulis : Bonari Nabonenar dan Kurniawan Muhammad
Penerbit : JP Books Surabaya
Cetakan : I, September 2008
Tebal : xiv + 146 Halaman

*)Wartawan Jawa Pos; penyuka lawak (dos@jawapos.co.id)

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae