Selasa, 14 Oktober 2008

REMI SYLADO: MELUKIS KEHIDUPAN LEWAT KATA

Sutejo*

Ada ungkapan menarik dari Remy Silado, “Orang mengamati kehidupan lalu menyimpan dalam daya kreatif. Sewaktu-waktu bisa dia panggil untuk dijadikan tulisan.” (Mata Baca, edisi September 2005:8). Realita, karena itu, adalah kekuatan alam yang dapat berdaya magis bagi pemilik daya kreatif. Ia sebentuk cakra kehidupan yang senantiasa memancarkan makna. Kehidupan itu menjadi semacam tempat rekreasi mata, kemudian menjadi rekreasi hati jika kita meminjam ungkapan Ibnu Duraid.

Sebab, Ibnu Duraid ketika para sahabatnya banyak bercerita tentang keindahan alam dan realitanya, dia bilang bahwa “Kitab ‘Uyunul Akhbar karya Al Qatabi, Az-Zuhroh karya Ibnu Abi Thahir merupakan tempat rekreasi yang luar biasa. Mengapa? Memang, buku menjadi tempat ”meditasi”, berenung, dan berdialog tentang berbagai pernik kehidupan. Menulis dan membaca, tentu, merupakan sarana penting yang menghubungkan keduanya.

Kepekaan menangkap realitas, karenanya, sangat dibutuhkan oleh penulis. Meskipun, media misalnya, dalam pandangan Remy Silado, pertama-tama akan melihat nama, tetapi bukan berarti hal itu merupakan jaminan mutlak. Di sinilah, maka pentingnya kreativitas penulis untuk berani berbeda dengan yang lain. Lha, keberanian ini bisa dimulai dari main-main berbeda yang dapat dimuat di buletin maupun majalah dinding sekolah (kampus).

Meskipun memang, ada teori bahwa di dalam menulis yang termudah adalah pengekoran tetapi tentunya, yang dibutuhkan adalah pengekoran yang kreatif. Jika tidak kita hanya akan menjadi fotokopi saja dari para penulis yang lainnya. Bakat nyleneh dibutuhkan. Baik itu dalam pengungkapan maupun dalam membuat lompatan berbahasa. Istilah Remy Silado, bagaimana bahasa dan kalimat yang disusun juga beraroma rasa tertentu (wah, tentu, yang ini bukan aroma stroberi, apel, atau apokat). Tetapi, bagaimana bahasa dan kalimat itu bernas; menghindari bahasa manerisme (klise).

Untuk itulah, maka keberanian memilih kata yang jarang dipergunakan juga tantangan berani yang perlu dipilih penulis. Begitulah, Remy Silado bermula di masa SMP sering mendapat tugas menulis cerpen dari guru bahasa Indonesianya. Dengan, pengalaman ini ia semakin tertantang untuk kreatif memilih dan melakukan sesuatu bahasa yang berbeda, baik rasa dan kata. Tak heran, ini kemudian yang melambungkannya menjadi penulis, seniman, pemusik yang luar biasa karyanya.

Ada pesan menarik, barangkali yang dapat dipetik, bahwa dalam pembelajaran di sekolah, maka guru bahasa Indonesia sebanyak mungkin memberikan pengasuhan dan pendampingan dalam kepenulisan ini. Sebuah ritus persalinan kata-kata yang hanya bisa lahir dari para ”ibu kandung” yang matang (baca: guru), yang akan memikat pembaca. Ibu kandung ini tentu adalah seorang penulis yang bertali rasa dengan realita, bercakra dalam imajinasi, dan berjangkar dalam sangkar hati.

Budaya cangkeman, budaya mulut (istilah Remy Sylado), sebaiknya mulai disimpan; budaya susun kata dan ungkap pikir dalam jernih rasa menjadi alternatif mendewasakan manusia. Jika para guru saja tersesat dalam jual beli karya ilmiah, maka ini merupakan pemunafikkan dari kodrat manusia ”sang penulis” (ingat: metaforik surat Al-’Alaq). Barangkali, ini akan menjadi ”dosa terbesar” lain yang ”tidak terampuni”. Karena ideologi gengsi dipuja dan manajemen isi dikebumikan. Sebuah realita pesakitan tapi dirayakan tanpa malu dan rasa, sehingga semakin mengerdilkan pikiran anak-anak zaman.

Jika kita mau berguru pada para penulis, katakanlah, Remy Sylado atau Ibnu Duraid yang disebutkan di awal tulisan ini; maka sebenarnya kita dapat mudah untuk melakukannya. Bukan terbalik, seakan-akan cerdik berkarya karena lolos kepangkatan sambil pamer pangkat kepada koleganya. Sebuah dusta yang akan melahirkan generasi penipu di masa depan. Sudah bukan rahasia umum, jika para guru banyak pergi ke ”mesin jahit intelektual” untuk berbagai kepentingan: pangkat dan sertifikasi.

Marilah kita ajari mereka untuk belajar olah kata, memasak kalimat dengan bumbu kehidupan, sehingga antara hati dan kata anak-anak zaman ini tidak semakin buram. Perjalanan seribu kilometer, tentu, dialawali dari langkah pertama (dalam dunia motivasi hal ini sudah menjadi filosofi gerak). Jika perjalanan kreativitas kepenulisan anak bangsa ini kita tebarkan, langkah kesadaran untuk tidak gemar menipu adalah alternatif langkah pertama itu.

Melangkahlah anak-anakku, generasi kata yang tidak terhenti oleh sindiran orang tak pendidikan, ”Ah, teori!” Jadikanlah, diri kita museum kehidupan yang setiap saat sejarah dapat digugah, kenyataan dapat dirasa, dan perubahan dapat dicerna. Karena cermin kehidupan begitu mudah kita temukan dalam karya anak-anak yang tenang, senang, bercengkerama di musium kehidupan. Rawatlah generasiku, musium kehidupan ini untuk monumen sukses Anda di masa depan! Begitulah, barangkali bahasa motivasi jika kita petik dari bahasa metaforik Remy Sylado. Kehidupan katanya, menyimpan daya kreatif. Hidup harus kreatif, terlebih menulis wajib kreatif.

Pendek kata, jika kita berguru pada Aristoteles dengan teori mimetik-nya, sesungguhnya secara historis makna museum kehidupan yang berdaya kreatif ini adalah pesan terus penting dibumikan. Puluhan buku –yang cenderung berbeda dari Remy Sylado— adalah wujud kreativitasnya. Cau Bau Kan, Kerudung Merah Kirmidzi, Kerygma dan Martyria adalah contoh buku-bukunya yang khas dalam pemilihan diksinya. Sebuah pemantik untuk menelisik di satu sisi dan di sisi lain memberikan ”ruang kreatif” yang tak bertepi.

Permasalahannya adalah bagaimana membumikan makna kreatif ini bagi kita? Semuanya, memang tergantung kita. Tetapi, jika kita menyadari keberhasilan hidup yang dipilih seseorang sesungguhnya buah gerak dari idola yang telah mengendap ke bawah sadar kita. Karena itu, endapkanlah menjadi bagian bawah sadar sehingga akan mengkarakter. Karakterisasi seorang penulis, pada akhirnya, adalah ujung yang ”mutlak” harus kita temukan. Begitulah kemudian jika kita sudah tersadar: ternyata gaya masing-masing penulis sungguh beragam. Budi Darma, Putu Wijaya, Remy Sylado, Kuntowijoyo, Seno Gumira Adji Darma, Ayu Utami, Joni Ariadinata, dan puluhan penulis muda lainnya.

Kilauan karya mereka sesungguhnya jendela yang terbuka. Pintu kehidupan bagi bangsa yang besar dan sadar. Dan, pijar penuntun bagi kita yang terkesima oleh dunia kreatif yang menyadarkan.
***

*) Pernah dimuat di Ponorogo Pos

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae