Selasa, 02 Februari 2021

PASEMON HIDUP KORUPTIF

Djoko Saryono
 
Begitu mambaca judul Nggragas: Sehimpun Esai Triyanto Triwikromo (IRCiSoD, Februari 2021), entah kenapa ingatan saya langsung tertuju pada perkara korupsi yang sekarang semakin membuat orang kebanyakan atau sebagian dag-dig-dug dan gemas atau malah geram. Saya seperti salfok menangkap pesan umum-utuh dan keseluruhan buku esai Mas Triyanto ini gara-gara kata "nggragas". Lebih jauh, kata itu menyeret saya untuk mengingat kembali kata "cluthak, alu amah, nggrangsang", dan lain-lain kata sejenis. Padahal Nggragas hanyalah salah satu judul esai di antara 56 judul esai yang termuat dalam buku himpunan esai ini! Apakah lantaran pengaruh media yang saya baca pagi, yang rata-rata memberitakan merosotnya indeks persepsi korupsi Indonesia, yang menandakan korupsi makin meruyak atau tetap menggerogoti Indonesia? Entahlah.
 
Sebab itu, setelah membaca daftar isi, segera saya mencari halaman esai berjudul Nggragas yang diletakkan di urutan 52. Kendati ada di urutan 52 dari 54 esai, saya pikir esai berjudul Nggragas paling penting karena dijadikan judul buku. Boleh jadi menjadi simpul pokok semua esai. Itu sebabnya, pertama-tama saya menikmati esai yang berkisah watak rakus Bakasura, yang dibunuh oleh Bima yang mengakibatkan Bima mengandungi watak rakus Bakasura. Seperti digumamkan Bima, "...pada akhirnya di dalam diri setiap makhluk ada sosok lain bernama Bakasura." Dengan mengambil kisah Bakasura dalam pewayangan itu, Mas Triyanto agaknya sedang berpesan bahwa kerakusan merupakan watak inheren dan laten setiap manusia, yang bisa muncul, menjadi-jadi, dan merajalela bila situasi dan kondisi memungkinkan atau ekosistem hidup mendukungnya.
 
Begitulah cara Mas Triyanto memotret kejadian dan kenyataan hidup sehari-hari, lalu menarik kandungan nilainya dan merefleksikannya sebagai bahan permenungan bagi pembaca. Tak lupa juga mengkritik. Semua dilakukan dengan cara tak langsung, simbolis, dan reflektif dengan meminjam kisah, kejadian, pelajaran, dan lain-lain dari khazanah dunia lain. Dalam budaya Jawa, dapat dibilang Mas Triyanto menggunakan cara "ngepuk lor kena kidul" atau "nabok nyilih tangan" untuk menanggapi fenomena-fenomena kehidupan sehari-hari yang terentang luas. Dia "nabok" koruptor dengan "nyilih tangan" kisah Bakasura, misalnya. Contoh lain, dia "nabok" kelompok puber beragama dengan "nyilih tangan" puisi Joko Pinurbo tentang balsem buat Gus Mus. Mas Triyanto memang menggunakan perspektif atau bingkai-pikir budaya Jawa, bahkan khazanah nilai dan kearifan Jawa, untuk seluruh esai yang terhimpun dalam buku ini. Selain itu, dengan leluasa dan enteng dia mengambil referensi dari khazanah wayang, sastra, serat, babad, petuah, tamsil, dan lain-lain dari mana pun baik khazanah Jawa, Indonesia maupun Islam dan lainnya sekalipun sebagian besar khazanah nilai dan kearifan Jawa. Sebagai sastrawan, budayawan, dan wartawan, Mas Triyanto begitu piawai meracik esai-esainya dengan ramuan sastra, fakta, simbol, dan nilai atau perjumpaan berita, sastra, dan opini. Ini bisa membuat pembaca terlena atau terpedaya untuk terus membaca sampai tuntas.
 
Meskipun ke-54 esai yang terhimpun dalam buku Nggragas ini diurutkan sedemikian rupa, dengan pertimbangan tertentu dan bahkan diberi judul (satu kata), namun pembaca dapat memilih dan membaca dari mana saja dan apa saja, melompat-lompat tak perlu urut dan kronologis, karena tiap-tiap esai bersifat utuh dan mandiri sebagai satu esai. Tiap esai menaratifkan (mengisahberitakan) satu fenomena, yang ditangkap dengan kacamata budaya Jawa, kemudian disuling kristal makna di dalamnya untuk dijadikan refleksi-refleksi. Refleksi yang terkandung dalam tiap esai begitu tenang, lembut, terbuka, dan kadang kocak serta berlumur plesetan Jawa, tak memaksa pembaca untuk mengiyakan atau menolak. Kekocakan cerdas dan plesetan itu bernada Jawa betul. Dengan kata lain, kalau dikatakan dengan ungkapan klise, esai-esai Mas Triyanto sama sekali tak hendak menggurui, hanya menunjukkan, mengingatkan atau mengajak pembaca membuka pintu permenungan dengan pulang ke dalam nurani masing-masing.
 
Tanpa terasa, tahu-tahu pembaca tiba di dalam ruang permenungan karena ke-54 esai di dalam buku ini bergaya naratif semua. Bukan hanya dipenuhi oleh dialog-dialog, setiap esai serasa mengajak pembaca berdialog dengan penulis dan persoalan yang diangkat. Kejagoan  Mas Triyanto di bidang cerpen dan puisi sekaligus kepiawaiannya di bidang jurnalisme bertemu di dalam esai-esai dalam buku ini. Itu sebabnya, pembaca mungkin akan dibawa ke dunia antara: antara esai dan cerpen/sastra karena "gaya cerpen dan puisi" kental sekali dalam esai buku ini -- tentu saja selain gaya pasemon "ngudarasa" Jawa. Inilah mungkin esai sastrawi Mas Triyanto.
 
Ke-54 esai sastrawi Mas Triyanto tersebut diberi judul menggunakan istilah Jawa semua dan dikelompokkan menjadi 8 kelompok. Judul-judul yang berupa satu kata atau frasa itu ada yang sudah dikenal umum, ada yang plesetan khas penulisnya, dan racikan baru penulisnya. Kita akan bertemu judul-judul dalan padhang, tijitibeh, sampyuh, dan ngapusi, misalnya. Kita akan bertemu judul plesetan Usu Gedhe Kalah Kerahe dan Ula Mara Nyokot. Yang menarik, kita akan bertemu judul bagian atau kelompok (satu kata Jawa semua) yang membayangkan siratan makna bahaya atau ketakberesan. Kedelapan kelompok esai di buku ini diberi judul lemah, lenga, pedhut, jurang, lendhut, bruwet, nggubet, dan pituwas, yang semuanya berkomponen semantis "ketaknyamanan, ketakberesan, dan bahaya" yang menuntut kita semua harus berhati-hati dan senantiasa waspada. Mungkin di sinilah letak pesan dasar yang tersembunyi di buku himpunan esai ini, yang tak dikatakan secara eksplisit dalam buku ini. Sebab itu, bagi saya, himpunan esai ini bagaikan senandika atau ngudarasa (solilokui) penulis yang dibocorkan kepada pembaca untuk mengabarkan adanya kehidupan yang sedang penuh bahaya, yang dikorupsi segolongan manusia.
 
Memang, harus diakui, tak semua pembaca bisa menangkap kebyar pijaran makna yang terpancar dari ke-54 esai di dalam Nggragas tanpa penguasaan budaya Jawa yang cukup dan pengalaman bertungkus lumus dengan budaya Jawa. Bahkan mungkin pembaca bisa tak memahami judul-judul yang ada, apalagi pepatah atau aforisma Jawa yang bertebaran dalam buku. Andaikan di akhir buku disertai dengan senarai istilah Jawa dengan padanan bahasa Indonesia, mungkin pembaca umum sangat terbantu. Namun, mungkin memang penulis atau editor sengaja tak membuatkan senarai istilah Jawa bagi pembaca agar para pembaca bisa menangkap kebyar-kebyar pijaran makna yang beraneka. Pembaca dibiarkan masuk hutan pijaran makna simbol, nilai, dan kearifan Jawa yang menyilaukan tanpa harus memahami sumber pijaran makna.
 
29 Jan 2021

http://sastra-indonesia.com/2021/02/pasemon-hidup-koruptif/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae