Minggu, 14 April 2013

Mengenal Struktur Sosial Batak Toba

Judul Buku : Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945
Penulis : Bungaran Antonius Simanjuntak
Penerbit/Kota : Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Cetakan/Tahun : Pertama, Mei 2006
Tebal/Ukuran : xii + 220 halaman; 14,5 x 21 cm
Peresensi: Suyadi San *
Analisa, 4 Feb 2009

PERKEMBANGAN sosial budaya yang bergerak sangat cepat dewasa ini menimbulkan banyak dampak terhadap kehidupan dan pergaulan sosial orang Batak Toba, terutama yang hidup di desa-desa Kabupaten Tapanuli.

Perkembangan itu disadari sepenuhnya adalah pengaruh kemajuan pendidikan, hubungan masyarakat yang terbuka dan sangat cepat antarprovinsi dan antarsuku bangsa। Perubahan yang terjadi akan berpengaruh kepada struktur dan sistem sosial masyarakat Batak Toba secara keseluruhan।
Hal itu terungkap dalam buku ”Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945” yang ditulis Bungaran Antonius Simanjuntak। Sang penulis adalah Guru Besar Antropologi Sosiologi Universitas Negeri Medan. Saat ini masih menjabat Ketua Program Studi Antropologi Sosial Program Pascasarjana universitas tersebut.

Ia lahir di Sipahutar, Tapanuli Utara, pada 24 Juni 1941. Menamatkan Sekolah Dasar di Taman Siswa Kisaran, Tebingtinggi, dan Galang (1948-1954), SMP Kristen II Pematangsiantar (1957), dan SMA Negeri II Pematangsiantar.

Lalu, melanjut ke Strata 1 Sosiologi di Universitas Gajah Mada (UGM) pada 1967, Purnasarjana Sosiologi UGM (1976), Post Graduate Anthropology Universitas Leiden Belanda (1978), dan S-3 Sosiologi UGM (1995). Ia telah menghasilkan 65 judulpenelitian, 16 judul buku, dan puluhan makalah serta artikel.

Minat menulis struktur sosial dan sistem politik Batak Toba itu, menurutnya, diinspirasi oleh perkuliahan yang pernah diterimanya tahun 1977 dari Prof. Dr. H.J.M. Claesen tentang Antropologi Politik di Instituut voor Culturele Antropologie Rijks Universiteit, Leiden.

Hingga sampai ke tangan pembaca, buku mengenai struktur sosial dan sistem politik Batak Toba ini mengalami serangkaian penelitian yang sangat panjang. Semula, buku ini adalah sebuah tesis, dengan penelitian yang dilakukan pada 1975-1976 di Samosir, Toba, Humbang, dan Silindung, Kabupaten Tapanuli Utara.

Penelitian kepustakaan dan dokumen dilakukan di perpustakaan KITLV Leiden, Troopen Instituut di Amsterdam, dan ARA di Den Haag. Kemudian disempurnakan lagi pada penelitian tahun 1988.

Tidak puas sampai di situ, Bungaran terus menguji hasil penelitiannya itu. Setidaknya, data baru dari lapangan dan temuan dokumen baru dipergunakan untuk melengkapi isi tesis di Leiden sehingga menjadi lebih lengkap. Para penguji di ICA Leiden dan BIS sebelumnya memberi predikat ”de beste van Alles” untuk tesis aslinya.

Daerah kelahirannya, Sipahutar, dipilih sebagai contoh profil perkembangan pedesaan di Tapanuli Utara dari sudut pendekatan sejarah dan politik. Tak heran, penyajian buku ini menyangkut berbagai sejarah dan adat istiadat yang memengaruhi struktur sosial dan politik masyarakat di Sipahutar.

Untuk membeberkan hasil penelitiannya itu, Bungaran menggunakan metode deskriptif. Metode ini paling populer di dalam ilmu sejarah dan antropologi agar penggambaran penelitiannya lebih mendalam.

Mitos
Bungaran mengungkapkan, masyarakat Batak sebagai masyarakat yang terisolasi menciptakan mitos untuk identitas dan alah mengesahkan marga-marga yang ada.

Marga adalah landasan munculnya dalihan na tolu, yang menjadi dasar fundamental hubungan sosial dan adat Batak. Struktur kemasyarakatan Batak dapat dilihat dari struktur marga. Marga juga menjadi dasar mendirikan huta baru. Marga raja mempunyai hak atas tanah, pemimpin huta dan lain-lain.

Huta sebagai unit terkecil merupakan benteng untuk melindungi diri dari serangan luar. Huta sebagai anggota horja, maupun bius, memegang peranan penting di dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Bungaran, sebelum Belanda datang, orang Batak tidak suka pemerintahan sistem terpusat. Struktur pemerintahan sentral yang dibentuk Belanda, terbukti mengubah seluruh cara berpikir orang Batak. Mereka menjadi suka pada sentralisme, tetapi menghadapi risiko besar dalam kehidupan sosial dan adat.

Struktur perkawinan boru tulang (MoBrDo) mulai dilupakan. Perkawinan bebas memilih merupakan mode. Sehingga, Bungaran memperkirakan, struktur kekerabatan Batak seolah-olah tidak unilineaat, tetapi juga double unilineaat. Karena, pada taraf tertentu kita tidak boleh mengawini putri dari keturunan saudara perempuan ibu kita.

Hubungan teratur antara orang Batak Toba kota dengan pedesaan Tapanuli Utara, baik melalui kunjungan adat, kunjungan liburan sekolah maupun kunjungan musiman orang desa ke kota, juga sangat intensif menimbulkan perubahan sikap dan tingkah laku.

Frekuensi hubungan antardesa dan kota seperti ini menimbulkan perubahan pa.ndangan terhadap sistem budaya, terutama yang menyangkut adat, tata krama, gaya hidup, serta akebutuhan sosial ekonomi rakyat yang tinggal di desa..

Dalam buku ini, Bungaran juga mengupas bahwa orang Batak cenderung pada cara berpikir yang selalu simbolik. Bahkan, status sosial dilambangkan kepada pembagian yang diterima, baik berupa bagian-bagiana tubuh hewan yang disembelih maupun benda-benda bernilai adat lainnya, seperti uang.

Setiap kegiatan dan benda-benda yang berhubungan dengan adat mempunyai latar belakang kepercayaan. Di dalam struktur lineage, terdapat pengulangan kembali istilah yang dipakai pada setuap tiga generasi. Di dalam hal ini, istilah yang diketahui ialah tiga ke atas dan empat ke bawah (descendent).

Pada bagian akhir bukunya, Bungaran menyimpulkan, dengan memperhatikan struktur organisasi politik Batak prakoloni Belanda, Bataka sudah memiliki keteraturan pemerintahan maupun pengaturan ypacara keagamaan di dalam bentuk organisasi horja dan bius.

Kedua organisasi ini melakukan tugas pemerintahan, antara lain peradilan. Cara satu-satunya untukmenolak keputusan peradilan bius (yang tertinggi) ialah dengan perang. Berdasarkan penelitiannya, di dalam masyarakat yang sederhana pun terdapat peradilan kehakiman yang teratur dan berwibawa.

Onan – dalam hal tersebut – mempunyai kedudukan yang penting, terutama sebagai tempay pemusatan kegiatan yang berhubungan dengan aat berperang maupun kepercayaan dan perjanjian sosial.

Dalam hal ketenteraman dan keamanan, ada semacam ketentuan yang diakui umum bahwa onan merupakan tempat yang damai. Satu hari sebelum dan sesudah hari onan adalah hari damai dan tenteram. Setiap pelanggar hukum ini akan dihukum.

Bungaran menilai, kedatangan orang-orang Barat membawa perubahan besar terhadap cara berpikir tradisional simbolis kepada yang nasional-kritis. Peningkatan pendidikan menyebabkan semakin meningkatnya keinginan orang untuk mengejar status yang lebih tinggi. Karenanya, migrasi lokal maupun regional semakin meningkat di kalangan orang Batak demi mencapai tujuan tersebut.

Struktur Sosial
Dalam buku ini, Bungaran sebenarnya ingin memperlihatkan pada kita bahwa struktur sosial yang berlaku menentukan bentuk struktur dan sistem politik yang dianut. Dalam kasus Batak Toba, ia menemukan hubungan pengaruh positif antara struktur sosial terhadap struktur dan sistem politik.

Itu, dibuktikannya dengan tata cara adat perkawinan, pendirian (pembangunan) huta, peradilan, sustem kekerabatan, agama dan kepercayaan, serta mata pencaharian.

Dalam konteks Indonesia, hasil temuan penelitiannya itu juga bisa diterapkan. Setidaknya, struktur sosial yang berkembang dalam masyarakat modern di Indonesia akan memengaruhi bentuk dan struktur sistem politik masyarakat tersebut. Misalnya, Indonesia pada masa kekuasaan rezim totaliter Orde Baru maupun era reformasi saat ini.

Untuk itu, buku ini sangat tepat dan layak dibaca siapa saja yang ingin mengenal dan memperdalam kebudayaan Batak Toba. Sang penulis yang memang berasal dari Tano Batak ini sangat piawai menyusun kata dan kalimat untuk membeberkan hasil temuan penelitiannya. Apalagi, buku mengenai seluk-beluk kebudayaan Batak dari hasil penelitian masih terbilang sedikit. ***

*) Penulis, peneliti pada Balai Bahasa Medan dan sedang menyelesaikan tesis pada prodi Antropologi Sosial PPs Unimed.
Dijumput dari: http://suyadi-san.blogspot.com/2009/12/tinjauan-buku-mengenal-struktur-sosial.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae