Selasa, 24 Mei 2011

Tri Ramidjo, “Api yang tetap menyala”

Chamim Kohari *)
http://www.facebook.com/

“Bangsa-bangsa lahir di hati para penyair, tetapi tumbuh dan mati di tangan politisi”
(Iqbal, Tulip dari Sinai)

“Bila Politik menyesaki kehidupan bangsa dan kotoran,
maka sastralah yang mampu membersihkannya”
(John F. Kennedy)

I
Tri Ramidjo, Lahir di Grabag Mutihan, Kutoardjo Jawa Tengah, 27 Pebruari 1926. Di Zaman pendudukan Jepang mengikuti Sekolah Latihan Perwira AD dan lulus terbaik. Pada tahun 1948-1949 pernah menjadi penarik becak sambil belajar sendiri hingga lulus SMP dan SMA. Pernah belajar tentang ekonomi di Jepang, lulusan Fakultas Ekonomi dari Universitas Waseda, Tokyo, angkatan 1962-1967. Pekerjaan yang terberat adalah bekerja di “Proyek Kemanusiaan” — Soeharto Orba — di pulau Buru sebagai petani paksa kalau tidak mau dikatakan sebagai “Tapol”, ia adalah “korban” dari perjuangan kemerdekaan orang tuanya, dan orang tuanya adalah “korban” dari perjuangan ideologisnya. Ia taat beragama, —sebagaimana masyarakat muslim Digul—, tetapi mereka tertarik berjuang menentang kolonialisme Belanda dengan cara-cara sosialis-komunis.

Tri Ramidjo adalah cucu dari Kiai Chatibanum, KH. Imam Rofi’i, Kiai Asnawi, Kiai Hasan Prawiro dan Kiai R. Abdul Rahman. Cucu dari keluarga kiai ini, telah menulis 30 judul Cerpen yang dikumpulkan dalam “Kisah-kisah dari Tanah Merah” yang semua itu ditulis sekitar tahun 2006, 2007, dan 2008 setelah usianya di ujung senja dan sakit-sakitan.

Luar biasa, dalam usianya yang sudah 83 tahun, Tri Ramidjo mampu membongkar memorinya yang telah terpendam dan menguraikannya ke dalam cerita-serita yang menarik dan rinci untuk yang sifatnya pengetahuan empiric, seperti tempat, rumah, jarak, teman, saudara dan lain sebagainya, tetapi untuk yang pengetahuan agama —meskipun ia keluarga kiai— ia tak mampu menguraikan alasan dengan baik, seperti kenapa harus memelihara anjing dan bagaimana cara menjaganya dari najis, ia cenderung menganggapnya memelihara anjing seperti memelihara binatang-binatang lain yang tanpa beban “najis mughaladhoh”, sehingga terkesan mencampur adukkan yang baik dan yang tidak baik, yang seharusnya hati-hati menjadi terkesan diremehkan, sampai-sampai ia “tidak mampu” memahami konsep “keadilan” dengan benar. Sebagaimana yang terdapat dalam penggalan cerpen “Anjing Kami namanya Tupon”, terdapat ungkapan: “tanah dan alam raya seisinya ini diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa untuk kita semua. Tuhan tidak mungkin membagikannya satu persatu kepada kita. Tetapi umat manusia dibekali otak agar kita berpikir. Nah, kitalah yang harus menggunakan akal pikiran kita membagi semuanya secara rata dan adil”.

Membaca kumpulan cerpen “Kisah-kisah dari Tanah Merah” karya Tri Ramidjo yang diterbitkan oleh Ultimus (2009) seperti melayari waktu di tengah suatu era atau zaman ketika hak asasi dan kebebasan manusia (rakyat) dengan sangat mudah diinjak dan disingkirkan oleh kekuasaan, di dalam dada Tri Ramidjo seolah ada gemertak api yang menyala-nyala yang tertahan oleh waktu. Maksud hati hendak berteriak lantang menggugat perilaku yang cenderung tidak memberi ruang bagi kesejahteraan (kemerdekaan) rakyat, tetapi apa daya kekuasaan secara sistemik telah merampas segalanya.

Itulah sebabnya, sebagai bentuk kepedulian terhadap situasi yang terjadi Tri Ramidjo mengungkapkan ceritanya dengan apa adanya, tetapi juga ada yang menggunakan simbol-simbol, misalnya “anjing” yang galak, serakah, mau menang sendiri dan menjilat kepada tuannya, tetapi kalau dididik bisa rukun dengan binatang piaraan yang lain, masak manusia dididik, serakahnya malah melebihi anjing. Juga simbol ‘monyet”, dan semacamnya.

Tri Ramidjo telah berjuang mengangkat realitas dengan caranya sendiri, ia telah berusaha memahami, menghayati dan mengekspresikan diri dan obyek di lingkungannya dengan cukup fenomenal dan monumental, tetapi barangkali masih bersifat —istilah Umar Kayam—“Reportase dari dalam” atau baru semacam jurnalisme saja.

II
Bila seorang sastrawan / pengarang hanya mampu melihat obyek luarnya saja, maka — kata Budi Darma—itu hanya akan menjadi dongeng. Dan begitu habis pengalaman pengarang, maka habis pulalah kemampuan pengarang untuk mendongeng.
Selanjutnya Budi Darma mengatakan “Tentu saja pengarang yang baik tidak tabu mengangkat realitas harafiah ke dalam novelnya –termasuk cerpen—selama yang menjadi tumpuan baginya bukan fakta semata-mata. Pengarang mempunyai imajinasi dan aspirasi. Dengan imajinasinya dia dapat menciptakan realitas yang bukan harafiah, meskipun yang diangkatnya adalah realitas harafiah. Setelah menjadi novel realitas harafiah ini sudah mengalami metamorphose melalui kekuatan imajinasi pengarangnya”. (Harmonium 1975 : 74).

Karya-karya sastra yang dianggap besar dan banyak dibaca oleh orang, adalah karya-karya yang bisa menawan rasa seni pembacanya, dapat menumbuhkan kesadaran, menimbulkan keberanian, mengangkat nilai-nilai harkat manusia dan bisa memberikan pemikiran-pemikiran penting yang menyangkut kebutuhan dasar manusia dalam hidupnya.

“Karya sastra yang baik tidak selamanya menyenangkan, tetapi penuh dengan ledakan yang menyebabkan dia resah terhadap dirinya sendiri, orang-orang sekitarnya dan alam tempatnya bernafas, Karya sastra yang baik dapat membawanya ke dunia yang sublim, dan hanya dapat dirasakan tanpa dapat banyak dipikirkan”, kata – Nirdawat– Budi Darma.

Berbeda dengan sastra hiburan. Sastra hiburan menjadikan masyarakat hidup penuh hayal, penuh yang enak-enak, penuh kemudahan, agar tidak sempat ngurus politik, agar tidak ngurus kepincangan, agar terus dikendalikan oleh nikmatnya angan-angan, dan seterusnya. Sastra yang demikian ini membawa pembacanya berjalan di tempat, kalau tidak mau dibilang mandeg jegreg.

Dalam proses kreatif, pengarang yang baik setidaknya ia memiliki:
1. Kepekaan, pandangan yang berbeda, dan konflik yang bisa membangun imajinasi;
2. Selalu akrab dan menghayati bahan / obyek. Sedang bahan tidak selalu berupa materi, akan tetapi bisa juga berupa gagasan atau obsesi;
3. Punya ciri identitas khusus, Orisinalitas;
4. Intelektual yang baik, selalu mencari, belajar dan berkembang, punya daya serap, daya seleksi dan daya susun yang tinggi.

III
Untuk mengukur eksistensi sastrawan, orang harus mengetahui latar belakang dan proses kreatifnya, serta memahami dulu bobot karya sastranya, sampai di mana karya-karyanya dapat berpengaruh terhadap dirinya dan masyarakatnya. Sebagaimana ucapan penyair Warga
Negara Inggris kelahiran Amerika, T.S. Eliot, yang dikutip oleh novelis Mochtar Lubis,
“Kesusasteraan diukur dengan kriteria estetis, sedang kebesaran karya sastra diukur dengan kriteria di luar estetika”.

Sekian, semoga barokah.

*) Pengasuh Pondok Pesantren, Kepala Madrasah Aliyah Unggulan Darul Falah Jerukmacan Sawo Jetis Mojokerto, Aktivis Komunitas Sastrawan Pesantren Jawa Timur. Tulisan ini disampaikan pada acara Geladak Sastra # 06, Bedah Buku Kumpulan Cerpen “Kisah-Kisah dari Tanah Merah” Cerita Digul Cerita Buru, Penerbit Ultimus, Bandung. Kerjasama Komunitas “Lembah Pring” dengan Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, pada hari Selasa, 3 Agustus 2010, pukul 19.00 BBWI di DISPORABUDPAR Jl. Jayanegara 4 Mojokerto.

Mojokerto, 1 Agustus 2010.
Sumber: http://www.facebook.com/notes/abdul-malik/tri-ramidjo-api-yang-tetap-menyala-oleh-chamim-kohari/418585931838

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae