Selasa, 01 Februari 2011

Monolog Interior Cerpen-cerpen Sandi Firly

Puji Santosa
http://sastra-indonesia.com/

Monolog Interior dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai ekacakap dalaman, yakni percakapan panjang yang diucapkan oleh seorang tokoh dalam sebuah karya sastra, baik yang ditujukan kepada diri sendiri maupun kepada pembacanya. Biasanya dalam gaya monolog interior ini tokoh aku suka membayangkan peristiwa-peristiwa yang pernah dialaminya, yang sedang dialami, dan yang akan dialaminya. Dalam cerpen-cerpen karya Sandi Firly, penulis yang berasal dari Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, anak bangsa negeri ini, banyak berbicara tentang tokoh aku yang suka melamun, berbicara sendiri dalam mengingat masa silam, yang sedang dialami, dan yang akan dialaminya sehingga kadang terkesan omong kosong atau lamunan belaka yang tak tentu rimbanya. Akan tetapi, nilai dalam buku kumpulan cerpennya ini bukan pada keomongkosongan atau lamunan yang tak berarti. Apa yang diungkapkan oleh Sandi Firly semuanya berbicara tentang kehidupan, ya sekali lagi berbicara tentang kehidupan.

Tujuh cerita pendek Sandi Firly dalam buku kumpulan cerpen bersama Harie Insani Putra, Perempuan yang Memburu Hujan, yaitu (1) “Bulan Belah Semangka”, (2) “Perempuan yang Memburu Hujan”, (3) “Jerit Ranjang di Kamar Nomor 9”, (4) “Kematian yang Terlalu Pagi”, (5) “Menunggu HP Berderit”, (6) “Senja Kuning Sungai Martapura”, dan (7) “Tubuh dan Kepala Mencari Rupa”, lebih banyak menggunakan teknik sudut pandang akuan terlibat. Artinya, tokoh aku dapat berperan ikut terlibat di dalam cerita yang disajikan. Pencerita ada di dalam kisah itu, bukan sebagai pengamat melainkan yang terlibat langsung dalam cerita tersebut.

Cerita “Bulan Belah Semangka” berkisah tentang kota yang tidak pernah ada bulan sabit dan bulan purnamanya. Yang ada hanya bulan belah semangka. Bulan sabit melambangkan awal dari segala sesuatu, sementara bulan purnama melambangkan akhir dari sebuah perjalanan yang penuh kebahagian atau kesempurnaan total. Bulan sendiri melambangkan penerangan atau pencerahan. Jadi, cerita ini berkisah tentang renungan hidup tentang tiada diketahuinya awal kehidupan dan akhir kehidupan. Sementara, yang dapat kita ketahui dengan kasat mata adalah kehidupan yang sedang kita jalani ini saja.

”Perempuan yang Memburu Hujan” yang menjadi master beberapa cerpen di dalamnya berkisah tentang seseorang berjenis kelamin perempuan yang misterius, sukanya berhujan-hujan, bahkan karena terobsesinya akan hujan maka ia memburu hujan hingga lenyap atau lebur di dalamnya. Perempuan itu melebur menjadi satu dengan hujan hingga mencapai kesempurnaan total. Hidup ini terasa absurd. Kadang tanpa kita sadari bahwa perbuatan gila seperti itu muncul begitu saja dalam perilaku hidup manusia di dunia ini, aneh, absurd, dan bagi orang lain dianggapnya tidak sehat padahal itu adalah keniscayaan.

Kita dihibur oleh Sandi dengan lelucon yang agak satir, yaitu dalam cerpennya ”Jerit Ranjang di Kamar Nomor 9”. Tokoh aku yang sedang mengadakan perjalanan ke daerah, ia singgah untuk menginap di sebuah losmen atau hotel kecil di kamar 10. Di kamar sebelah tempat tokoh aku menginap, yakni kamar nomor 9, dihuni oleh sepasang insan yang sedang memadu kasih. Cara sepasang kekasih dalam memadu cinta itu cukup aneh, terdengar sampai di luar ranjangnya berbunyi kreot-kreot. Sesuatu kadang membuat kita geli dengan lelucon seperti ini. Si tokoh Aku tidak tahan mendengar bunyi ranjang yang terus-menerus menjerit itu, dibukanya pintu nomor 9 yang tanpa dikunci, ternyata penghuninya hanya seorang wanita gemuk. Si lelaki yang menemaninya tidak dikelihatan, entah di mana. Lima hari kemudian setelah kembali dari daerah, tokoh aku kembali ke hotel yang sama. Ia terkejut dengan adanya garis polisi di kamar nomor 9, ternyata lima hari yang lalu di tempat itu terjadi pembunuhan. Tokoh aku pun dicurigai sebagai pembunuhnya.

Kematian itu tidak menunggu umur. Ibarat buah kelapa, ada yang masih berwujud manggar (bunga) dapat terjadi keguguran. Demikian halnya yang terjadi pada diri manusia, ada yang masih bayi dalam kandungan, baru lahir, anak-anak, remaja, dewasa, hingga tua renta sekalipun dapat sewaktu-waktu meninggal dunia. Demikian salah satu isi pesan dalam cerpen ”Kematian yang Terlalu Pagi”. Tokoh aku yang sedang bercinta dengan kekasihnya, Samira, merasa kehilangan besar atas kematian kekasihnya itu. Ia merasa begitu cepat sang maut menjemput kekasihnya itu.

Sekarang orang demam HP, telepon genggam produk luar negeri sebagai media komunikasi. Cerpen ”Menunggu HP Berderit” berkisah tentang tokoh aku yang gelisah menunggu HP-nya berderit, menunggu datangnya SMS atau panggilan. Ada sesuatu yang ditunggu. Karena tidak sabar, tokoh aku langsung membuang HP-nya ke dalam akuarium. Setelah HP itu di dalam akuarium, baru terdengar dering bel masuk. Apalacur sudah terlanjur, ibarat nasi telah menjadi bubur, mau diapakan lagi kalau sudah tercebur?

Mitos tentang ”Senja Kuning Sungai Martapura” menggambarkan adanya kepercayaan masyarakat tentang hadirnya marabahaya yang ditandai oleh hadirnya semburat warna kuning di senja hari, yakni di seputar Sungai Martapura. Tanda alam seperti itu menurut kebiasaan masyarakat setempat akan terjadi kecelakaan, tragedi, dan kematian di sungai Martapura. Memang akhirnya menjadi kenyataan bahwa sungai Martapura memakan korban orang meninggal di sana.

Cerita pendek terakhir yang mengambil latar di Kalimantan Tengah beberapa tahun yang lalu, yakni cerpen ”Tubuh dan Kepala Mencari Rupa”. Sandi mengingatkan kepada kita betapa sedih dan dukanya apabila tubuh dan kepala tidak menjadi satu. Tubuh tanpa kepala akan menjadi robot, kepala tanpa tubuh akan menjadi hantu. Akibat peperangan, kerusahan, nilai kemanusiaan hilang begitu saja. Padahal kita semua adalah bangsa yang bermartabat, beradab, dan bermoral menjunjung nilai kemanusiaan.

Apabila ketujuh cerpen karya Sandi Firly ini disatukan, akan menjadi sebuah monolog interior yang panjang tentang kehidupan. Tiap-tiap cerpen merupakan satu episode kehidupan, satu tarikan napas panjang yang mengungkap sisi kehidupan manusia dari sudut pandang seorang humanis. Sandi telah membuat dunia ini menjadi puitis dengan cerpen-cerpen bergaya monolog interiornya. Dengan keputisannya itu Sandi telah membuat setitik pencerahan, sepercik penerangan jiwa, dan telah terbangunnya kembali nilai-nilai kemanusiaan untuk menuju ke tengah peradaban maju yang lebih bermartabat dan beradab.

Palangkaraya, 7 Mei 2008?

*) Karya-karya bapak Puji Santosa dapat dikunjungi pada blog ini http://pujagita.blogspot.com/ dan ini http://puja-puji-bermartabat.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae