Jumat, 19 November 2010

Selamat Jalan Wartawan Pejuang

Bonnie Triyana
http://www.korantempo.com/

Awal 1978, dalam status tahanan kota, Joesoef menerima sepucuk surat dari Markas Kopkamtib untuk meminta kesediaannya diwawancarai oleh empat wartawan Amerika Serikat. Tapi, berhari-hari ditunggu, empat wartawan itu tak kunjung datang. Joesoef penasaran. Ia nekat menyambangi Kedutaan Besar AS untuk menanyakan kesahihan surat tersebut.

Ternyata surat salah info. Fred Cofey, Direktur USIS, mengatakan orang yang ingin bertemu bukanlah wartawan melainkan Patricia Derien, Deputy Secretary of State for Human Right sekaligus utusan pribadi Presiden Jimmy Carter. Pada Sabtu, hari H pertemuan (Joesoef lupa tanggalnya), Joesoef diminta menunggu Derien di kantor USIS. Pada saat yang sama Derien, didampingi Duta Besar AS Edward Masters, sedang bertemu dengan Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Pulang dari Istana, Derien langsung menjumpai Joesoef. “You tell me everything! There is nothing to hide. In fact I know all what happened here…,” ujar Derien kepada Joesoef. Ia meminta Derien membantu upaya pembebasan tahanan politik di Pulau Buru dan beberapa tempat lain di Indonesia.

Beberapa bulan setelah pertemuan itu, pemerintah Soeharto pun memulangkan para tahanan politik (tapol) secara bertahap hingga akhir 1979. Sastrawan Pramoedya Ananta Toer dan wartawan Hasjim Rachman–kelak bersama Joesoef mendirikan penerbit Hasta Mitra–adalah tapol terakhir yang dibebaskan dari Pulau Buru. Trio pendiri Hasta Mitra itu kini telah berpulang semua. Joesoef Isak wafat pada Sabtu (15 Agustus) pekan lalu menyusul dua karibnya, Hasjim Rachman (wafat 1999) dan Pramoedya Ananta Toer (wafat 2006).

Mantan pemimpin redaksi koran Merdeka dan pernah jadi Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Asia-Afrika itu wafat tepat sebulan setelah hari ulang tahunnya yang ke-81. Tahun lalu para sahabatnya menyelenggarakan pesta ulang tahun Joesoef yang ke-80 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki. Ratusan undangan, dari aktivis, penulis, wartawan, pengusaha, sampai mahasiswa, menghadiri hajatan tersebut. Joesoef pun kelihatan cerah semringah. Namun, beberapa minggu setelah acara, kondisi kesehatannya menurun. Keluarganya membawa dia ke Singapura untuk memeriksakan kesehatannya.

Empat bulan sebelum wafat, ia mengatakan kepada saya bahwa kondisinya mulai membaik setelah menjalani pengobatan alternatif. “Aku berobat ke sinse di Gunung Sahari, Bung. Dia cuma tekan jempolku saja. Tokcer! Sekarang aku bisa tidur nyenyak dan sesak napas agak mendingan,” katanya. Obat mujarab lain baginya adalah kerja dan diskusi. Ia seakan lupa akan sakitnya kalau sudah duduk di depan komputer dan tetap melakukan pekerjaannya sebagai editor dan penulis. “Aku ini sehat kalau banyak pekerjaan dan berdiskusi, Bung,” katanya sambil terkekeh. Pada usia berkepala delapan, ia masih sanggup menyunting naskah sekaligus menulis kata pengantar untuk beberapa buku terbitan Hasta Mitra.

Lelaki kelahiran Kampung Ketapang, Jakarta Pusat, 15 Juli 1928, itu adalah editor karya-karya maestro sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Ada cerita menarik di balik penerbitan buku Nyanyi Sunyi Seorang Bisu karya Pram. Awalnya Joesoef ragu menerbitkan naskah itu. “Jangankan yang beginian, novel yang fiktif saja dibredel Orba,” kata Joesoef. Hasjim Rahman, yang biasanya selalu bilang “aku tidak takut pada Jaksa Agung”, kali itu pun ikutan ngeper untuk menerbitkannya.

Joesoef tak kehilangan akal. Melalui sejarawan Henk Maier, buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda dan diterbitkan di Belanda dengan judul Lied van Een Stomme. Setelah terbit di sana, naskah baru terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul Nyanyi Sunyi Seorang Bisu. Tapi, baru sepuluh hari terbit, Jaksa Agung langsung membredelnya. “Itu rekor pembredelan tercepat. Biasanya sebulan,” kenang Joesoef.

Buku terakhir yang sempat disuntingnya sebelum wafat adalah Memoar Ang Yan Goan, pemimpin redaksi koran Sin Po. Ia juga menulis kata pengantar buat buku itu. Sama seperti Joesoef, Yan Goan terkena imbas pergolakan politik 1965 dan terpaksa menetap di Kanada bersama anaknya. Joesoef ditahan di penjara Salemba selama sepuluh tahun (1967-1977) atas tuduhan terlibat dalam peristiwa 1965. Sampai ia keluar dari penjara, tuduhan tersebut tak pernah bisa dibuktikan, apalagi Joesoef belum pernah disidangkan.

Kariernya sebagai wartawan bermula di Berita Indonesia, surat kabar republikein pertama yang didirikan oleh beberapa tokoh pers nasional, antara lain S. Tahsin. Pada 1949, B.M. Diah membeli Berita Indonesia dan menggabungkannya dengan koran Merdeka yang berdiri pada 1 Oktober 1945. Otomatis ia pun jadi wartawan Merdeka dan merintis karier di sana sampai posisi pemimpin redaksi. Berhenti dari Merdeka, Joesoef terpilih sebagai Sekjen Persatuan Wartawan Asia-Afrika.

Joesoef Isak terkenal sebagai sosok wartawan yang teguh memegang prinsip kemerdekaan berpendapat. Ia punya banyak kawan diskusi, mulai wartawan, aktivis, sampai pensiunan jenderal pun datang ke rumahnya untuk berdiskusi. Joesoef bersahabat dengan siapa saja, tak peduli apa ideologinya. Semasa hidupnya, ia berkawan dengan Soebadio Sastrosatomo dan Adam Malik, dua tokoh bangsa yang punya keyakinan politik berbeda dengan Joesoef.

Semasa hidupnya, ia selalu mewanti-wanti agar anak-anak muda tidak melanjutkan konflik masa lalu. “Buat apa merelevankan konflik masa lalu? Untuk membangun Indonesia, kita harus terus menatap ke depan. Jadikan sejarah sebagai pelajaran,” kata dia. Menurut dia, baik Soekarno, Hatta, Sjahrir, maupun Tan Malaka sama-sama memiliki tujuan memajukan kehidupan rakyat Indonesia walaupun mereka melakukan dengan jalannya sendiri-sendiri. “Generasi muda harus melanjutkan kerja-kerja mereka, buang keburukannya, ambil sisi positifnya,” pesan dia.

Atas jasa-jasanya di dalam memperjuangkan kebebasan berpendapat, ia dianugerahi beberapa penghargaan internasional, antara lain Jeri Laber Award (2004) dari International Freedom to Publish Committee, Amerika Serikat. Lantas pada 2005 Joesoef, bersama Goenawan Mohamad, menerima Wertheim Award dari Belanda, dan pada 2006 mendapat penghargaan “Chevalier dans l’Ordre des Arts et des Lettres” dari pemerintah Prancis.

Tiga pekan lalu, kami masih berjumpa di Komunitas Utan Kayu dalam diskusi dan peluncuran buku karya Soemarsono, Revolusi Agustus, terbitan Hasta Mitra. Pertemuan berlanjut ketika saya menyambanginya dua hari kemudian untuk membicarakan penerbitan buku Banten Seabad Setelah Multatuli karya Ir Djoko Sri Moeljono, di mana saya menulis kata pengantarnya. Buku ini molor terbit sampai dua tahun dan kami berencana mencetaknya pada September mendatang. Menurut rencana, saya harus menemuinya lagi setelah 17 Agustus untuk mendiskusikan rencana teknis percetakan buku itu.

Rencana tinggal rencana. Sabtu (15 Agustus) dinihari pukul 01:30, saya ditelepon oleh Desantara, putra bungsu Joesoef Isak, mengabarkan bahwa ayahnya telah tiada. Saya kaget, tak percaya Pak Ucup pergi begitu mendadak, terlebih sehari sebelumnya ia masih sempat datang ke redaksi majalah Tempo untuk diwawancarai. Kerja belum selesai, belum apa-apa. Tapi Pak Ucup sudah punya arti bagi bangsa Indonesia. Ia telah berjuang, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya. Selamat jalan, Bung Joesoef Isak! *

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae