Jumat, 01 Oktober 2010

Budaya Lokal dalam Sastra di Mata Cerpenis

Kolecer & Hari Raya Hantu
Eka Fendri Putra
http://www.suarakarya-online.com/

Cerita pendek sebagai salah satu genre sastra, kadang dianggap lebih mudah menuliskannya dibanding puisi, drama atau novel. Padahal menulis cerita pendek membutuhkan kepiawaian mengemas satu fragmen kehidupan yang dipadatkan dalam dunia kata yang lebih pendek. Pengamatan, pemahaman, pengalaman dan imajinasi itulah yang dimunculkan oleh 11 penulis dalam duapuluh cerita pendek. Nama-nama mereka sudah dikenal dengan pengalaman menulis yang cukup menggaram. Kumpulan cerpen ini menjadi menarik ketika dikemas dengan memasukkan warna-warna lokal dalam tradisi yang kadang memunculkan tragedi pada para pelaku budaya tradisi itu sendiri. Kisah-kisah biasa bisa menjadi sangat menarik ketika dikemas dalam dunia kata dengan cara yang apik. Begitu sebagian dari kata pengantar kumpulan cerpen “Kolecer dan Hari Raya Hantu, 20 Cerita Pendek Kearifan Lokal” yang diberikan oleh Free Hearty, pengamat budaya dan juga dosen Universitas Al-Azhar Jakarta. Kumcer ini diluncurkan di Gelanggang Remaja Bulungan, Jaksel, Jumat, lalu.

Free Hearty tampil sebagai pembicara bersama cerpenis Agus Noor dalam talkshow “Kearifan Lokal dan Trend Sastra”. “Selain talkshow juga diisi dengan pagelaran seni”, kata Saut Poltak Tambunan, salah satu cerpenis yang karyanya termuat di kumcer itu. Komunitas Persada Etnika dari Bogor misalnya akan menampilkan musik etnis yang menawan, seperti halnya Tunrung Rincik (Rampak Gendang dari Makassar) dan parade lagu daerah yang dinyanyikan oleh beberapa penulis seperti Fanny Poyk, Saut Poltak Tambunan, Nurul Aini dan Shinta Miranda. Mantan wartawan yang kini lebih sering main film Sujiwo Tejo ikut meramaikan acara tersebut. Peluncuran kumcer itu tentu tak lengkap tanpa penampilan para penulisnya, meski tak semua atau karyanya. Cesilia Ces, Benny Arnas, Khrisna Pabichara, Iwan Soekry berduet dengan Irmansyah akan membacakan petikan cerpen karya mereka. Dalam siaran pers panitia, diketahui sekilas tentang pengisi “Kolecer dan Hari Raya Hantu” yang sampulnya didominasi warna hijau itu.

Kumcer itu memang mencoba menampilkan beragam tradisi di Indonesia yang dituangkan oleh 11 cerpenis dalam 20 cerpen, dengan berbagai sudut pandang yang menarik.

Nenden Lilis, cerpenis dari Bandung misalnya menyajikan dua cerpen Hari Pasar dan Kolecer. Dua cerpen yang berkisah tentang kritikan dan kerinduan akan masa lalu, serta pintarnya tukang obat menjajakan barang dagangannya dengan berbagai tipuan.

Hanna Fransisca yang kelahiran Singkawang, Kalimantan Barat dengan Hari Raya Hantu dan Sembahyang Makan Malam. Dua kisah yang kental dengan budaya leluhur Hanna, yang ditulisnya dengan gaya jenaka namun miris, seperti pada beberapa goresan puisinya.

Sedangkan Benny Arnas (Lubuk Linggau, Sumsel) menyajikan Anak Ibu yang Kembali dan Tujuh. Dua cerpen ini menyajikan budaya daerah yang mengagungkan kehadiran anak perempuan, dan menjadi kekecewaaan kala tak sesuai dengan kenyataan, serta tukang tenung yang sama terhormatnya dengan pimpinan daerah setempat.

Cesillia Ces (Bali) mengemas kisah antara Bali dengan Balige Toba Samosir. Ketika dua anak manusia menjembataninya dengan cinta, mereka berhadapan dengan tradisi masing-masing yang demikian kukuh mempertahankan eksistensinya.

Khrisna Pabichara dari Sulawesi Selatan, memberikan warna lokal dalam tiga cerpennya Laduka, Pembunuh Parakang dan Selasar Ada dendam yang tak pernah padam dalam hasrat yang selalu disimpan. Kepercayaan terhadap mitos. Mitos sering menggiring ke arah yang salah. Ketika mitos tak lagi memberi pengaruh maka pragmatisme merampas semua.

Sastri, Noena dan Oka Rusmini yang memunculkan masing-masing satu buah cerita pendek memberikan tema dengan perempuan sebagai tokoh sentral. Sastri Bakrie (Padang) mempertanyakan penerapan Adat, Tradisi dan Agama dalam budaya Minangkabau dalam cerpennya Baminantu.

Oka Rusmini (Bali) dalam Pastu mengisahkan tentang persahabatan dan bertahan untuk kawin atau tetap melajang. Apakah menjadi perempuan merupakan sebuah kutukan? Karena ketika lajang, perempuan dipandang dengan sebelah mata. Perempuan pun mengejar perkawinan demi status disebut ibu, istri sebagai perempuan sempurna. Lalu Kasta pun menjadi hal yang menyudutkan perempuan pada kondisi kepatuhan dengan resiko tersisihkan bila tidak patuh. Padahal perkawinan sering pula menyeret ke dalam lubang penghianatan demi penghianatan yang kadang berujung kepada kematian demi kematian.

Noena (BMI Hongkong) seakan mewakili kaumnya Buruh Migran di Hongkong. Ia memberikan kisah lain yang berakhir sukses dari perjuangan seorang perempuan yang berada di negeri orang dan didzalimi oleh oknum penguasa setempat. Cerita penderitaan perempuan yang tertindas dan terdzolimi sering terjadi. Kehendak perempuan untuk menemukan diri sendiri atau menjadi mandiri sering berakhir tragis. Sutan Iwan Soekri Munaf (Pariaman, Sumbar) yang lebih akrab disapa Iwan Soekri, menyuguhkan kepiawaian retoriknya dalam prosa liris Pak Gubernur Belum Mendengar Cerita Ini. Iwan mengawali kisahnya dengan kemegahan ‘kerajaan keluarga’ Minang masa lalu, melengkapinya dengan kisah kepahlawanan kaum albino menghadapi musuh, menggunakan otak yang lebih kuat dari otot.

Saut Poltak Tambunan (Tapanuli) mengangkat kisah dengan warna lokal yang kental lewat Lali Panggora, Elang Pengabar, Menunggu Matahari dan Omak. Lali Panggora bukan kisah dalam tradisi, tetapi kisah ini dikemas di lingkaran tradisi yang sering terjadi. Elang Pengabar yang terbang berputar menebar keresahan pada diri si ‘Aku’. Sebaliknya, kedatangan Elang Pengabar memunculkan kegembiraan menunggu kematian bagi pembuat peti mati.

Dalam Menunggu Matahari, Saut Poltak bercerita tentang cinta dan kasih yang diekspresikan dengan cara yang salah. Kekerasan sang ayah dan kemanjaan si Adik telah membuat kakak laki-laki lari dan hilang tak jelas rimbanya. Sedangkan dalam Omak bercerita tentang ibu yang dalam cerita ini Saut Poltak menyebutnya ‘omak’. Perempuan beranak tujuh dengan ’sense of crisis’ yang tinggi, tampil menating nasib ketujuh anaknya di tengah kemelut perang pemberontakan PRRI. ***

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae