Minggu, 22 Agustus 2010

Legenda yang Selalu Hidup

Judul Buku : Stanza dan Blues
Penulis : W.S. Rendra
Penyunting : Edi Haryono
Penerbit : Bentang Pustaka Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Mei 2010
Tebal Buku : vii + 125 Halaman
Peresensi : Satmoko Budi Santoso*
http://www.lampungpost.com/

BULAN Agustus adalah bulan penyair W.S. Rendra. Demikian seloroh yang bisa saja dimunculkan. Setahun yang silam, di bulan Agustus pula, penyair Rendra menjemput kematian. Kiranya penerbitan buku antologi puisi Stanza dan Blues ini pun menemukan momentumnya sekarang, yang juga sama di bulan Agustus.

Ikhtiar memunculkan antologi puisi ini memang lebih pada merekonstruksi ingatan sebagian proses kreatif Rendra. Ternyata, sepanjang karier kepenyairannya ada dua hal yang cukup menyolok, yang menjadi semacam penanda penting bagi tonggak kepenyairannya. Yang pertama adalah buku kumpulan puisi Malam Stanza yang terbit pada 1961, sedangkan yang kedua buku kumpulan puisi Blues untuk Bonnie yang terbit pada 1971.

Kenapa dua buku tersebut dianggap penting? Karena pada dua buku itulah terlihat kontras perjalanan proses kreatif kepenyairan Rendra. Pada buku yang pertama, Malam Stanza, lebih pekat dengan tema cinta yang universal, sedangkan pada buku kedua, yakni Blues untuk Bonnie sudah lebih menyuruk masuk tema sosial. Maka, adanya penerbitan buku ini dimaksudkan untuk membaca dua kutub kontras yang amat berseberangan tersebut, sekaligus membaca jejak-jejak penyelaman pemilihan komitmen terhadap pengembangan estetika berpuisi yang diimani Rendra.

Oleh sebab itu, adanya buku ini jelas memberikan pengayaan informasi yang menarik, yang mungkin belum dimiliki oleh para penyair yang hidup pada era sekarang. Betapa Rendra di dalam proses kreatif kepenyairannya pun terjadi lompatan keberpihakan estetika berpuisi. Meskipun hal semacam ini merupakan kewajaran di dalam proses kreatif tapi toh harus tetap ditandai sebagai bagian catatan perjalanan yang bernilai urgen.

Kita tahu, banyak puisi Rendra yang cukup monumental dan bahkan diajarkan di sekolah maupun perguruan tinggi sebagai bagian kurikulum. Bahkan ditelaah menjadi bahan kajian skripsi, tesis, atau disertasi. Buku ini pun mengingatkan kembali pada puisi-puisi Rendra yang monumental, yang masuk di dalam kurikulum pengajaran sekolah dan perguruan tinggi. Misalnya, Nyanyian Suto untuk Fatima, Nyanyian Fatima untuk Suto, Blues untuk Bonnie, Rick dari Corona, Kesaksian Tahun 1967, Nyanyian Angsa, dan Khotbah.

Melalui puisi-puisi itu pula, setidaknya, publik menjadi mengenal tradisi estetika balada. Ciri khas yang melekat erat pada Rendra ini memang begitu berhasil secara kukuh karena secara personal penyairnya sendiri mampu membawakan secara baik jika berada di atas panggung. Bandingkan dengan banyak penyair lain, misalnya, yang mempunyai karakter puisi tertentu, tapi ketika ia membawakan sendiri puisinya di atas panggung, karakter di dalam puisinya justru menghilang. Tentu, hal itu diakibatkan karena kegagalan si penyair dalam mengomunikasikan puisinya sendiri di atas panggung.

Memang, ada persoalan sosiologis yang membedakan antara era kini dan sekarang. Dulu jumlah penyair yang visioner (baca: berani melawan kebijakan negara dan sejenisnya) boleh dikata hanya sedikit. Tentu, kemunculan Rendra pun bagai tak ada saingan. Itulah yang membuatnya “tak bisa dikalahkan”. Tak pelak, sebagaimana telah dicatat penyair Binhad Nurohmat di dalam pengantar buku ini, kemunculan Rendra pada masanya dulu memang mengundang takjub, terutama dari para pengamat sastra yang kemudian memberikan pernyataan. Kritikus sastra dari Australia Harry Aveling, misalnya, menyatakan bahwa puisi-puisi Rendra yang merupakan “periode sosial” sebenarnya jumlahnya sedikit. “Tetapi puisi-puisi itu sungguh mengherankan, banyak variasinya dan ada yang luar biasa baiknya,” demikian pernyataan Harry Aveling. Atau, dalam versi lain, penyair Binhad Nurrohmat sendiri merumuskan bahwa puisi Rendra menjelma aksi dan peristiwa yang penting. Kepenyairannya tak hanya berbekal fakta personal yang subjektif, tapi juga fakta sosial yang objektif. Rendra telah memasuki ruang-ruang sosial yang nyata yang sebelumnya tabu bagi citra romantisme kepenyairan.

Bagi saya sendiri, puisi-puisi Rendra yang memang berkomitmen kuat pada persoalan sosial tetap saja tak dapat menghindar dari verbalitas. Terutama pada periode Blues untuk Bonnie. Atau, barangkali, pada masa itu, memang tak perlu mengekspresikan dengan cara yang lebih metaforis? Entah mengapa, setidaknya bagi saya, Rendra justru berhasil dengan puisi-puisinya pada era Malam Stanza. Puisi-puisi yang pendek, ringkas, metaforis, cenderung berpantun, yang justru merangkum kompleksitas maksud. Atau memang, kita harus percaya pada verbalitas untuk sebuah keutuhan maksud dan di situlah esensi nilai pemberontakan di dalam puisi dalam konstelasi respons masalah sosial telah terwujud?

Terlepas dari segala kemungkinan kontroversi persepsi dan pendapat, karya Rendra tetaplah harus diakui sebagai spirit jiwa zaman pada kurun waktu tertentu sehingga menjadikannya legenda yang selalu hidup. Ini yang sulit dihindari dari keberadaan puisi-puisinya yang sekaligus membuatnya bernilai abadi. Baiklah, untuk menutup tulisan ini, saya kutipkan sebagian puisi Rendra guna mengingatkan totalitas perjalanan kepenyairannya. Berikut ini adalah puisi Rendra yang berjudul Batu Hitam. Batu hitam di kali berdiri tanpa mimpi/ arus merintih oleh anak tak berhati/ Betapa tegar tanpa rindu dan damba./ Betapa sukar hancur anak tak berbunda./ Angin Agustus tiba dan bulan senyum padanya/ tapi anak tak berhati tak berjantung pula./ Angkuh dan dingin si batu hitam./ Beku dan lumutan dendamnya terpendam.//

*) Penikmat sastra, tinggal di Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae