KRT. Suryanto Sastroatmodjo
http://www.sastra-indonesia.com/
“Cinta sangat menentukan kelanjutan proses penyebab atau proses kehidupan subyek. Sebab ketika berada di titik koordinat, kita jelas mendapati karakter diri sebenarnya atau dengan titik seimbang, cermin diri sanggup merasakan getaran kesungguhan dari sang maha Penyebab Cahaya Ilahi: Apakah kita gemetar atau semakin asyik oleh kesejukan Cahaya. Sebelum sampai ke suatu akhir bernama akibat (mati, timbangan pahala)” dikutip dari buku Kajian Budaya Semi (buku pertama Trilogi Kesadaran), bagian Kajian Sebab atas Subyek, Nurel Javissyarqi. Di situ penulis muda, merupakan intan pemikiran dan mutiara-penggagas keadilan ruh dari Lamongan, bicara tentang pemaknaan hayati.
Mungkin sepadan anggukan halus-lembut dari para pemerhati dari rana manapun di Indonesia saat ini, tatkala kita meriadukakan “Seminya Budaya” yang linuhung, setelah bertahun-tahun menjadi korban dari tikai-cidera, silang-selisih dan goda-goda membawa bangsa kita terkantuk di batu-sandung, kerikil tajam melukai tangan dan kaki dalam hal-hal menuju pada kesantunan situasi, kemuliaan akhlak, banyak pihak (pemikir, penggagas, penyumbang dan penyeimbang mantap masyarakat) dapat dikaji lewat bangsal-bangsal pustaka yang damai-arkadis.
Korolariz dari cita lembut ini, Nurel kita hadirkan dalam hasana sastra yang memiliki pijar penyalaan elok, laras zamannya. Manakala ia menyapa generasi muda di belantara Nusantara, lantaran ingin merefleksikan pijar-kata pula. Barangkali semacam renungan diri yang khusyuk, ditulis secara tepat oleh Nurel Javissyarqi: PEWAYANGAN: Mitos apakah melingkupi tubuh ini /hingga menari-nari di alam sunyi. /Mitos apakah menutupi kalbu ini /sehingga terdiam dalam ramai /dan membalut luka bakar ini? /Segalanya menuju kering serupa /tinggalkan bekas sulit terkelupas; /olehnya berjalan di belakang layar. 1999, dari bukunya; Sayap-Sayap Sembrani.
Nurel menegur para pemimpin bangsa yang sering berseteru ini, agar dapat saling mengendalikan diri, saling berkhidmat, tegar-tabah munajad agar memperolah kecerahan yang indah. Ia berseru agar apabila bangsa ini ingin jaya, kita tanggalkan mitos-mitos duniawi yang menggerogoti jiwa-raga bangsa dan gantilah dengan tafakkur, meditasi membawa kita pada kedamaian esok hari, agar apapun menyebabkan luka bakar (akibat nafsu angkara tiada kesudahan) merusak jasad, merusak kalbu; niscaya terobati.
“Langkah memberi ruang positif, sebagaimana orang sedang berjalan atau beraktivitas memberi ruang positip, di mana pemaknaan gerak ialah energi yang terlaksanakan” (dikutip dari Kajian Budaya Semi, bagian Merekonstruksi – x - = + dalam Korupsi), mendorongnya untuk mengajak bangsanya agar menciptakan kedamaian fikir, hati, nalar agar “positive thingking” menjadi acuan getar hayati, dengan harapan agar energi lebih terjaga sempurna lagi sentausa.
Dalam beberapa getar yang terbeber, Nurel berpendapat; Zaman Trawaca padang Njinglang, zaman pencerahan semesta bakal menyusuri lorong-lorong hati manusia dan tiba pada keyakinan; bahwasannya kemuliaan insan terlahir dari sikap mandiri ini. Dalam hal ini maka pola pikir umat manusia pada jaman kegelisahan justru harus diawali dari diri pribadi kita sendiri. Mengapa tidak? Karena dalam suatu sikap terkepal, membebas, terkristalisir pada era yang ada, selaras spirit jaman (Zeit-geest) yang ada, kita merasa eksis dan dari situ percayalah waktu segala kejadian di masyarakat ini dapat mengikut pola pikir paling tegas.
Barangkali, Nurel mempunyai anugerah sikap yang terbaca jelas lewat buku-bukunya, misalnya “Takdir terlalu Dini” (awal bukunya membedah tentang kemuliaan ruh dimuka bumi lestari ini), di mana Nurel mengharap Tri-dimensi penghampiran qualified ditumpah darah Nusantara kita cinta ini:
(1) Konsep “well-informed dan well educated among nations” [marilah kita tegakkan informasi sejelas-jelasnya tentang agama, budaya, adab-susila (terutama secara Islami) untuk suatu tata nilai yang hidup].
(2) Konsep tentang “inspirating and inspired” [telah teralami dan telah terilhami seluruh umat di jagadnya dengan ajaran-ajaran Islam yang kita hormati dan cintai, terutama al-Qur’an agar kehidupan insan dapat terbawa pada keluhuran, keagungan, kefitrian].
Oleh karena di sini, kita menyinggung soal “lisensi puitika” kebebasan makna, kemerdekaan mimbar, kearifan lokal sang sastrawan, maka sang waktu dapat juga merupakan kancah rohaniah juga membutuhkan discursus pula. Kalau kita mengikuti wawasan Bung Karno dalam “Di bawah Bendera Revolusi” (1960), maka dalam kapasitas pejuang, kita dapat mengharapkan adanya tiga macam gagasan terpadu yang mesti dihayati secara sempurna, yakni; nationalisme-geest (gagasan dan angan-angan nasionalis), nationale-will (kemauan dan tekad nasional) dan nationale daad (perbuatan nasional) yang kita jabarkan dalam bahasa pergaulan kita dewasa ini; angkah lan langkah sing tuwuh saka anggit (tekad timbul dari langkah untuk suatu dinamika) dan dhemen sing tumemea (rasa sayang pada gagasan-gagasan besar yang bisa diresapi maknanya), niscaya bakal mewujudkan realisasi kesejatian makna, terkabulnya aspirasi dan cita-cita luhur.
Maka Nurel Javissyarqi atau (dulu) sebagai pimpinan Komunitas Sastrawan Tugu Indonesia, Yogyakarta, 5 tahun lewat dalam nama Nurla Gautama (nama pemberian cerpenis Joni Ariadinata) bisa mewariskan martabat bathin lewat buku-bukunya yang “menggigit” di seantero pemikiran unik; akhirul kata terwujudlah semoga ide-ide tentang Nasionalisme Islamis yang kita harapkan dewasa ini; “Ayo bergeraklah, mereka dari ainul yakin menuju hakkul yakin, sempurna. Ayo, kibarkan panji-panji kemerdekaan kalbu mandiri bersemangat baja. Ayo, kita menangkan cita luhur peradaban Islam sepanjang Zaman.
Obsesi dan ketertarikan fa’al juang ialah hak bagi setiap orang yang kepingin merebut ranah ini, misalkan Iqbal, Gibran, Nietzsche dan lain-lain. Namun kreativitas sastra niscaya dapat menyapa orang dan terbawa pada dimensi yang ingin pula diejawantahkan melalui kidung-kidungnya sebagai prosa lirik dan puisi yang khas dimiliki Nurel, sebagaimana dalam Kajian Budaya Semi, yang kita haturkan ini. (Dapatkan gagasan-gagasan Nasionalisme berangkat dari lokal menuju Nasional, menggapai Internasional), niscaya menjadi tumpuan-harapan sebagai kaum usia muda dahaga saat ini, akan pijar kata Islami yang dinamikanya dapat diterbangkan oleh sayap-sayap hati terlembut.
Barangkali, banyak gayung bersambut, kata berjawab, sayap-sayap bathin dan ketakwaan menjamah ranah kerontang ini. Andai-kata kita berjalan melintasi padang-padang dan di sana terdapat sendang, telaga bening, berbahagialah kita, bahwa seteguk tirta akan dapat memberi obat dahaga tersebut, setelah kita menembangkan laguan sunyi sang kelana yang makin lama dilamun rindu, perih, duka. Niscaya, seorang kawula muda seperti Nurel ini merupakan salah satu contoh, dimana Sabda Alam menemukan ujung, dimana salam menjawab misteri hidup, lantaran tiap tapak jelajah bisa diamati pemerhati.
Apakah kita telah menangkap, apapun telah diwedarkan pada ucap-bedah atas telempap sejarah, namun kita masih membutuhkan kata-kata yang lebih nyaring berkumandang lagi, entah ditengah ratri jelaga, entah dipagi-resik, dimana andika sekalian merupakan rekan-rekan seikhawan dalam kelana ini. Demikian…wassalam.
Nagan Lor 21, Yogyakarta. Senin, 23 Mei 2005.
Makalah bedah buku KBS di UIN Yogyakarta 26 Mei 2005, bekerjasama dengan teater ESKA.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzieb
A. Azis Masyhuri
A. Dahana
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S Laksana
Aan Frimadona Roza
Aang Fatihul Islam
Abd. Rahman Mawazi
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adhy Rical
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adin
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afnan Malay
AG. Alif
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan MN
Agung Poku
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Subagyo
Agus Salim
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Naufel
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Alang Khoiruddin
Alex R Nainggolan
Alfred Tuname
Ali Irwanto
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alvi Puspita
Amandus Klau
Amel
Amien Kamil
Anam Rahus
Andaru Ratnasari
Andong Buku #3
Angela
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Ari Pahala Hutabarat
Arie MP Tamba
Arif Bagus Prasetyo
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Juanda
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Astrid Reza
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Awan Abdullah
Ayi Jufridar
Azyumardi Azra
B Sugiharto
Badrut Tamam
Bagja Hidayat
Bahrul Ulum A. Malik
Bakdi Soemanto
Balada
Bambang kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Baskara T Wardaya SJ
Bayu Agustari Adha
Bayu Ambuari
Beni Setia
Benny Arnas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Berto Tukan
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonnie Triyana
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiarto Shambazy
Buldanul Khuri
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chandra Iswinarno
Cover Buku
D. Zawawi Imron
Dadan Sutisna
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danang Probotanoyo
Danarto
Daniel Paranamesa
Dareen Tatour
Darju Prasetya
Darma Putra
Darwis Rifai Harahap
Dayat Hidayat
Dede Kurniawan
Deepe
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dhewi Susanti
Dian Hartati
Diana AV Sasa
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djunaedi Tjunti Agus
Doan Widhiandono
Doddy Hidayatullah
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Dr Junaidi
Dr. Simuh
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Dwi Wahyu Handayani
Dwicipta
Dyah Ratna Meta Novi
Edeng Syamsul Ma’arif
Eduard Tambunan
Edy Firmansyah
Edy Sartimin
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Endhiq Anang P
Endi Biaro
Esai
Eva Dwi Kurniawan
Evan Ys
Evi Idawati
Evieta Fajar
F Rahardi
F. Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatmin Prihatin Malau
Fauzan Al-Anzhari
Fenny Aprilia
Festival Gugur Gunung
Fikri. MS
Firdaus Muhammad
Fransiskus Nesten Marbun ST
Franz Kafka
Free Hearty
Furqon Abdi
Gde Artawan
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Noy
H. Rosihan Anwar
Hadi Napster
Halim HD
Hamdy Salad
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasanudin Abdurakhman
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hastho Suprapto
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendra Sugiantoro
Hendriyo Widi
Henry H Loupias
Heri CS
Heri Latief
Herman Hasyim
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Hesma Eryani
Hikmat Gumelar
Hilyatul Auliya
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
Humam S Chudori
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idha Saraswati
Idris Pasaribu
Igk Tribana
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Q. Moehiddin
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian koto
Inggit Putria Marga
Irman Syah
Isbedy Stiawan ZS
Ismi Wahid
Istiqomatul Hayati
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
J. Sumardianta
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jenny Ang
Jihan Fauziah
Jimmy Maruli Alfian
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf A.N
Kalis Mardi Asih
Karkono
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Khawas Auskarni
Khoirur Rizal Umami
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kusno
Kuswaidi Syafi’ie
L.N. Idayanie
Laksmi Pamuntja
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lies Susilowati
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
LP3M Universitas Jember
Lukman Asya
Lutfi Mardiansyah
M Arman AZ
M Hari Atmoko
M. Dhani Suheri
M. Faizi
M. Haninul Fuad
M. Ikhsan
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marlin Bato
Martin Aleida
Marwanto
Maryati
Mas Ruscitadewi
Mashuri
Maya Azeezah
Media: Crayon on Paper
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggalang Dana Amal
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mestika Zed
Michael Gunadi Widjaja
Michael Ondaatje
Mihar Harahap
Mikhael Dua
Mila Novita
Misbahus Surur
Misranto
Moch. Faisol
Moh. Asy'ari Muthhar
Muh Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Farhand Muzakki
Muhammad Ghufron
Muhammad Hidayat
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammad Yulius
Muhammadun A.S.
Muhibin AM
Muhidin M Dahlan
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Mursai Esten
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang Fahrudin
Nanang Suryadi
Naskah Monolog
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nissa Rengganis
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Novelet
Novianti Setuningsih
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nunung Nurdiah
Nunuy Nurhayati
Nur Ahmad Salman H
Nur Cholish Zaein
Nur Faizah
Nur Hidayati
Nuraz Aji
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurul Anam
Nuryana Asmaudi SA
Ode Barta Ananda
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pameran Lukisan
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Priyambodo RH
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Dachroni
R. Timur Budi Raja
Rachmat H Cahyono
Radhar Panca Dahana
Rahmi Hattani
Rainer Maria Rilke
Rakai
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Ramadhan Batubara
Rambuana
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Rida Wahyuningrum
Ridwan Munawwar
Rilla Nugraheni
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rosidi
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rz. Subagyo
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Saripuddin Lubis
Sastra Pemberontak
SastraNESIA
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Si Burung Merak
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Sjaiful Masri
Sjifa Amori
SLG STKIP PGRI Ponorogo
Soeharto
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Fitri Ana
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sudarmoko
Sugeng Satya Dharma
Sujiwo Tejo
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Suseno
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutirman Eka Ardhana
Suwandi Adisuroso
Suyadi San
Switzy Sabandar
Syah A. Lathief
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syifa Aulia
Sylvianita Widyawati
Tamrin Bey
Tan Malaka
TanahmeraH ArtSpace
Taofik Hidayat
Taufik Alwie
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh LR
Teguh Pamungkas
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Timur Sinar Suprabana
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Wahono
Triyanto triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Ulfatin Ch
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utami Widowati
Veven Sp. Wardhana
W Haryanto
W.S. Rendra
Wandi Barboy Silaban
Wanitaku-wanitaku
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Wayan Supartha
Wendi
Wildan Nugraha
Wishnubroto Widarso
Wong Wing King
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanto le Honzo
Yasraf Amir Piliang
Yeni Mulyani
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yuli Akhmada
Yulia Sapthiani
Yuliarsa
Yunanto Sutyastomo
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar