Jumat, 23 Januari 2009

Bandung, Sastra, dan Perayaan

Ahda Imran
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/

BAIK lupakan Komunitas Utan Kayu (KUK) dan newsletter Boemi Poetra dengan "perang" politik sastra mereka; begitu juga Sutarji Calzoem Bachri yang bersedia menerima Bakrie Award 2008 dengan tanggapan pro-kontra yang menyertainya; atau kumpulan "Jantung Lebah Ratu" karya Nirwan Dewanto dan novel Ayu Utami "Bilangan Fu" yang memenangi Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2008, atau Anugerah Pena Kencana yang untuk tahun ini hanya memilih enam puluh Puisi Indonesia Terbaik karena alasan kualitas yang dianggap menurun; juga pembentukan Asosiasi Sastra Indonesia (ASI) di Jambi dalam Pertemuan Sastrawan Indonesia 7-11 Juli 2008, Temu Sastrawan Mitra Praja Utama (MPU) III di Lembang Jawa Barat 4-6 November 2008, juga Jakarta International Literary Festival (JILFest) di Jakarta 11-13 Desember 2008 yang mencoba memeriksa kembali politik jaringan sastra Indonesia ke dunia internasional; Sayembara Novel DKJ 2008 yang hanya menghasilkan satu pemenang.

Tentu saja semua itu sangat penting untuk membaca perkembangan sastra Indonesia di tahun 2008. Tapi, membaca perkembangan sastra Indonesia di Bandung dan di Jawa Barat sepanjang tahun 2008 adalah hal yang juga tak kalah pentingnya. Dan ini bukan melulu karena keniscayaan bahwa dinamika sastra di Bandung dan Jawa Barat merupakan bagian dari perkembangan sastra Indonesia. Melainkan juga bersebab pada dinamika yang berlangsung di Bandung dan Jawa Barat itu sendiri. Dinamika yang sayup-sayup mengisyaratkan adanya sesuatu yang hilang di dalamnya. Sesuatu yang hilang itu bukanlah semangat atau produktivitas.

Seperti tahun 2007, pertumbuhan sastra di Bandung berlangsung dalam semangat dan produktivitas yang menggembirakan dan menjanjikan berbagai harapan. Baik semangat dalam merancang atau menyelenggarakan acara-acara sastra, terutama launching atau peluncuran buku yang ditandai dengan pembacaan karya, hingga produktivitas dalam berkarya.

Dalam produktivitas berkarya, misalnya, paling tidak, dalam sepekan e-mail suplemen Khazanah menerima tiga hingga lima file naskah, puisi atau cerpen, yang umumnya berasal dari Bandung dan Jawa Barat. Satu file naskah, terutama puisi, selalu berisi lebih dari sepuluh karya. Dan tak jarang dalam waktu yang tak lama nama yang sama akan mengirimkan beberapa karyanya yang terbaru. Semangat, kegairahan, dan produktivitas berkarya juga tampak dalam sayembara penulisan puisi se-Jawa Barat yang diadakan Disbudpar Jabar Oktober 2008 yang menerima 1.150 puisi.
**

TENTU saja ini menggembirakan, terlebih lagi, di samping nama-nama seperti Jafar Fakhrurozi, Sang Denai, Heri Maja Kelana, Ahmad Faisal Imron, Widzar Al-Ghifari, Semmy Ikra Anggara, Dian Handiana, Fadhila Ramadhona, Fina Sato, Dian Hartati, Yopi Setia Umbara; mereka kebanyakan adalah wajah-wajah baru. Dan dari keseluruhan itulah terasa betapa semangat dan produktivitas berkarya menjadi kekuatan mereka, tapi sekaligus inilah yang menjadi kelemahannya. Semangat mereka menulis terasa tidak dibarengi dengan semangat dalam sebuah ruang proses kreatif yang ketat; kesabaran dalam mengolah bentuk pengucapan atau kegelisahan dalam mengeksplorasi tema.

Tak sedikit puisi dan cerpen yang terkesan ditulis sekali jadi, mrucut begitu saja, hambar dan sekali membaca jelas masalahnya. Begitu pula yang hadir dengan bentuk-bentuk ungkapan yang "meliar-liarkan" imajinasi namun lebih sering kehilangan fokus sehingga tak jelas juntrungannya. Belum lagi keseragaman pola dan style pengucapan atau bangun suasana yang banyak ditemukan dalam puisi. Entahlah, sampai sejauh mana kiranya ruang proses kreatif semacam ini bisa dicurigai sebagai pengaruh tak langsung dari revolusi teknologi informasi yang menyediakan berbagai ruang kehadiran, seperti blog, dengan kemudahan dan kebebasannya dalam memproduksi teks. Tentu saja bukan berarti puisi dalam blog-blog itu berarti seluruhnya buruk.

Seraya memaklumi begitulah pencapaian para pendatang baru, namun satu hal yang jelas, terutama dalam konteks kepenyairan, dibandingkan dengan Lampung, Yogyakarta, dan Bali; Bandung atau Jawa Barat belum pernah mengalami generasi kepenyairan yang berjalan lamban seperti sekarang. Ironisnya, itu terjadi di tengah semangat, kegairahan, dan produktivitas berkarya yang menggebu-gebu dengan berbagai acara peluncuran buku dan keramaian pembacaan puisi.

Satu hal yang amat terasa di Bandung sepanjang 2008 ini adalah bagaimana sastra terkesan hanya jadi perayaan. Sebuah buku diluncurkan dan dirayakan dengan seremonial pembacaan karya secara bergantian oleh kawan-kawan yang sekaligus jadi penontonnya, lalu semuanya berhenti sampai di situ. Sastra akhirnya bukan lagi menjadi pergaulan teks, melainkan hanya menjadi sebuah pergaulan di tengah kerumunan yang tak pernah memperbincangkan teks.

Namun demikian tidaklah berarti bahwa tak ada perkembangan yang tak layak untuk dicatat selama 2008 ini. Dalam puisi, sejumlah karya dari generasi terbaru tampak mulai memperlihatkan perkembangan yang menarik, sebutlah, Faisal Syahreza, Ginanjar Rahardian, Langgeng Prima Anggradinata. Beberapa karya mereka mulai memperlihatkan upaya dan pergulatan keras dalam melakukan penjelajahan bentuk, meski memang di sana-sini masih terasa belum adanya pendalaman dan fokus tematik yang serba canggung serta belum mampu lepas dari keseragaman style ungkap. Sedangkan dalam cerpen, belum tampak adanya karya generasi baru yang potensial untuk melapis generasi Fina Sato dan Dian Hartati.

Mengeluarkan sastra dari sekadar jadi perayaan dan kerumunan untuk menjadikan atau mengembalikannya sebagai sebuah pergaulan teks dalam ruang perbincangan, inilah agaknya yang mesti segera dilakukan oleh berbagai komunitas sastra di Bandung. Ruang perbincangan inilah yang diandaikan bisa menjadi bagian dari proses kreatif, baik untuk mengasah teknik penulisan, apresiasi, wawasan, atau pun jalan kepenyairan. Sejumlah komunitas seperti Genk Menulis Mnemonic, Asas, Forum Lingkar Pena (FLP), dan beberapa komunitas lainnya tentu menyadari hal ini bahkan telah melakukannya. Hanya, soalnya sampai di mana kemudian efektivitasnya dan bagaimana seluruh itu dikelola. Kehadiran Majelis Sastra Bandung yang hendak mengandaikan dirinya sebagai wadah bagi ruang perbincangan sastra, tentu saja penting dan menarik sepanjang ia tidak kemudian juga terjebak menjadikan sastra sekadar perayaan dan kerumunan.***


Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae