Selasa, 04 November 2008

Kongres Bahasa dan Nasib Sastra Daerah

Reiny Dwinanda
http://www.republika.co.id/

Masih ingat dongeng Sangkuriang? Dongeng ini bercerita tentang alam, hubungan antarmanusia, dan interaksi manusia dengan hewan. Banyak pelajaran hidup yang dapat dipetik dari kisah tersebut.

Legenda yang awalnya hanya diwariskan secara lisan itu makin dikenal dunia sejak dibukukan dalam sebuah karya sastra. Berbekal ide cerita legenda tersebut, lahirlah film berjudul serupa yang dibintangi Suzanna, artis kenamaan yang belum lama berpulang.

Kendati kisahnya sudah turun-temurun diceritakan, belakangan makin sukar mencari buku cerita Sangkuriang dan buku sastra daerah sejenis itu.
Pertanda apa ini? Dendy Sugono, kepala Pusat Bahasa, melihat fenomena itu sebagai bentuk pergeseran budaya. Sastra daerah memang sedang terpinggirkan. ''Kini eranya audio-visual. Budaya membaca sudah tergerus oleh budaya nonton,'' katanya pada temu pers Kongres IX Bahasa Indonesia, di Jakarta, Rabu (22/10) lalu.

Selain itu, makin terbatasnya peluang untuk mendongeng juga turut andil dalam melemahkan posisi sastra daerah. Orang tua masa kini tidak lagi membudayakan dongeng di keseharian anaknya. ''Padahal, lewat dongeng yang diambil dari karya sastra daerah, mereka bisa secara efektif menanamkan budi pekerti dan memperluas cakrawala berpikir anak,'' kata Dendy.

Dongeng dari sastra daerah berpotensi membentuk karakter anak. Seperti yang dialami Dendy pada masa kecilnya. ''Nilai-nilai yang terkandung dalam dongeng yang dibacakan ibu semasa kecil tertanam di pikiran saya hingga kini,'' katanya.

Tak menyeluruh
Meski begitu, Dendy melihat kecenderungan itu tidak terjadi menyeluruh di pelosok negeri. Di daerah yang masih memiliki banyak penutur bahasa daerah, sastra daerah masih hidup. ''Seperti di Madura, Gayo, dan Bali,'' papar Dendy.

Di Bali, Dendy mencontohkan, sastra daerah bisa hidup dan berkembang. Itu karena peran warga setempat. ''Lembaga adat di Balilah yang bekerja melestarikan dan mengembangkan budaya Pulau Dewata itu.''

Keberadaan sastra daerah, lanjut Dendy, erat kaitannya dengan keberadaan penuturnya. Akan menjadi sulit bagi sastrawan untuk hidup berkarya di daerah yang tidak lagi lekat dengan budaya aslinya. Jika peminatnya sedikit, produksi sastra daerah juga seret.

Persoalannya, jumlah bahasa daerah yang masih banyak penuturnya bisa dihitung dengan jari. Artinya, bahasa daerah yang terancam punah jauh lebih banyak ketimbang yang memungkinkan untuk dilestarikan. ''Seperti bahasa daerah di suatu kawasan di Sulawesi dan Maluku Utara yang terpantau sudah punah,'' ungkap Dendy.

Perubahan perilaku dan berbahasa juga turut mempengaruhi nasib sastra daerah. Di keseharian, bahasa daerah perlahan digeser oleh bahasa pergaulan. Akibatnya, bahasa remaja yang dipakai di sinetron lebih akrab di telinga ketimbang bahasa daerah.

Selain itu, bahasa daerah juga bersaing dengan bahasa Indonesia nan formal dan bahasa asing. Padahal, jika ditelisik, akar bahasa Indonesia ada pada bahasa-bahasa daerah. ''Kita akan kehilangan sumber pengayaan bahasa Indonesia andaikan bahasa daerah terus luntur dan pudar,'' kata Dendy.

Pusat Bahasa mencatat setidaknya ada 746 bahasa daerah di Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya 420 yang terpetakan dengan jelas. ''Baik jumlah penuturnya, ragam dialeknya, dan sejauh apa penggunaannya di keseharian masyarakat,'' jelas Dendy.

Kepemilikan atas ratusan ragam bahasa daerah sekaligus memosisikan Indonesia sebagai bangsa terkaya dari segi budaya bahasa. Dua belas persen bahasa di dunia ada di Indonesia. ''Semestinya dalam kehidupan, kita bertumpu pada budaya sendiri. Jika tidak, kita akan membuatnya punah atau bahkan diambil oleh orang lain,'' kata Dendy.

Apresiasi sastra daerah sejatinya akan berdampak positif bagi peningkatan rasa nasionalisme anak bangsa. Karena itu, Dendy menganggap sastra daerah harus disosialisasikan keberadaannya. ''Sastra daerah pun harus terus dikembangkan.''

Dengan cara apa sastra daerah dikembangkan? Dendy melihat sastra daerah menggarap ide cerita yang sama dengan cerita moderen. Entah hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan hewan, manusia dengan alam, atau manusia dengan Tuhan. ''Kita bisa menggali kearifan lokal dan mengangkatnya ke ranah sastra.''

Muncul dengan muatan sarat nilai, karya sastra daerah dapat beradaptasi dengan pola sastra moderen. Dalam hal ini, membiarkan akhir cerita menjadi terbuka untuk diinterpretasi. ''Biarkan saja pembaca yang menentukan akhir ceritanya. Dengan begitu, pembaca akan terlibat berimajinasi. Satu pembaca dengan lainnya bisa beragam penyelesaian ceritanya.''

Dendy mengakui sastra daerah terbatas diminati oleh mereka yang berusia 50 tahun lebih. Satu generasi akan kehilangan akar budayanya jika tak ada upaya pemeliharaan. ''Di Jawa, ada peluang cerita-cerita rakyat dimuat di koran atau majalah. Lantas, karya sastra tersebut diadaptasi ke bahasa Indonesia. Kesempatan seperti itulah yang membuat sastra daerah setempat terpelihara dan produksi karya baru bergulir.''

Apa yang terjadi jika sastra daerah hilang dari kehidupan masyarakat? Dendy memprediksi Indonesia bakal kehilangan multikulturalisme sebagai dampaknya. ''Salah satu multikultural kita yang dikagumi dunia ialah karya sastra daerahnya, berupa cerita, dongeng, naskah masa lalu, peribahasa, atau kiasan.''

Lantas, bagaimana cara melestarikan sekaligus mengembangkan sastra daerah? Sejauh ini, pemerintah mencoba melakukannya lewat pengajaran bahasa dan sastra daerah di kelas. ''Di lain pihak, orang tua juga harus berani untuk mengubah budaya nonton menjadi budaya membaca. Sediakan bacaan yang menarik bagi anak,'' saran Dendy.(-)

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae