Selasa, 04 November 2008

KITAB KEMUNGKINAN

Alex R Nainggolan
http://www.republika.co.id/

Pada awalnya mudah, seperti seseorang yang berkata-kata saja. Pembicaraan biasa, ngalor-ngidul, ngelindap, terkadang tersangkut di sana-sini. Serupa dengan pembicaraan orang-orang di warung kopi. Tak ada yang rumit, paling-paling sesekali hanya mengeluarkan pendapat tak berarti. Bukan memvonis, atau juga mengeluarkan sebuah solusi. Namun lebih menekankan pada harapan-harapan yang indah, seandainya hidup tak perlu rumit atau kompleks macam begini.

Begitulah, pertemuanku dengan lelaki tua itu. Badannya tambun, beberapa uban tumbuh di kepalanya, perutnya sedikit buncit. Ia menanyakan asal-usulku, riwayat diriku. Aku menjelaskan sedikit, maklum baru kenalan, sekadarnya saja. Aku bilang aku berasal dari bagian barat kota ini, perjalanan pulang ke sana, menempuh waktu kurang lebih dua jam. Ia mengangguk, tersenyum.

Di peron stasiun, kami sedang menunggu kereta yang sama. Orang-orang hilir-mudik, aku mengantuk, telat tidur semalam. Kemudian ia menjelaskan dirinya pula, "Kalau saya berasal dari selatan kota ini. Jadi turun dari kereta langsung saja. Kebetulan rumah saya berada dekat dengan stasiun. Di Manggarai."
Aku mengiyakan.

Kami terdiam, sampai terdengar ning-nong kereta lewat. Setelah kami melongok ternyata bukan kereta yang dimaksud, hanya kereta yang terlambat datang dari arah sebaliknya. Ia kembali berkata-kata, perihal keluarganya, istrinya, dua orang anaknya yang masih kecil. Hingga ia bergumam, "hidup memang penuh dengan kemungkinan," lalu berhenti, nada bicaranya datar, seperti seorang aktor yang sedang berlatih olah vokal.

"Lalu," tanyaku menyelidik-lebih jauh.
"Ya, semuanya terdiri dari unsur kemungkinan. Seperti sebuah roda, kadang di atas kadang di bawah."
Tentu, aku juga sudah tahu, gumamku dalam hati.
"Maka tak aneh pula jika seorang penjahat dengan seketika bertobat jadi orang alim. Orang alim yang tiba-tiba jadi penjahat. Para koruptor seketika memahami kesalahan dirinya."
Aku terdiam. Mengiyakan. Meski ratusan bimbang menyelinap ke dada.

Senja menyelinap ke dada. Terasa cahaya matahari itu makin memerah. Semuanya barangkali tak pernah lengkap, tak pernah pasti. Seperti arus yang mengalir dan aku mengambang di antaranya. Aku merenangi segala tafsir yang membelah diri, mengulitiku pelan-pelan. Serupa pencarian yang tak berujung, barangkali akan menemu setitik cahaya. Mungkin tak akan lengkap.
Bukankah hidup selalu dipenuhi dengan kemungkinan-kenungkinan yang tak pernah lengkap? Tak pernah pasti. Fana. Semua terkadang hanya ilusi yang meletup sekejap, memercikkan bunga api, yang membuat kita tiba-tiba terkejut, kemudian mencoba memahaminya sebagai sebuah keadaan yang wajar.

"Serba kemungkinan. Tak ada yang aneh. Tak ada yang pelu kau takutkan. Hadapi saja. Bahkan mungkin saja matahari besok tak lagi bersinar dari Timur. Nah, kalau itu namanya, sesuai dengan kitab agama, kiamat. Mungkin pula, seorang anak ulama malah bajingan yang paling biadab. Semua bisa terjadi. Ini namanya teori kemungkinan."

Aku berdebar. Aku pikir, sudah cukup aku mendapatkan bacaan dari buku filsafat ilmu, ternyata belum.
"Teori kemungkinan?" aku bertanya.
"Iya. Sekadar contoh, para ilmuwan kita secara kepastian atau ilmu pasti bilang, jika sebuah garis yang sejajar, sampai kapan pun, di mana pun, tak akan pernah bertemu, terlebih lagi bersinggungan. Mereka akan terus bercerai berai, tak akan pernah utuh dan jadi satu."

Lalu, belum sempat aku menuntaskan tanya, lelaki tua itu berdiri, menunggu kereta yang datang melaju ke arah kami. Ternyata, kereta senja itu penuh dengan manusia. Saling bergantungan, berdesakan. Hingga aku dan dia memutuskan untuk tak jadi menaikinya. Kami mengobrol lagi. Hari sudah hampir senja, waktu bergulir begitu cepat. Menaiki setiap sudut, pembicaraan kami makin lebar. Makin tak berujung. Seperti sebuah keniscayaan yang paling dalam.

Hingga akhirnya kami harus berpisah. Aku teringat senyumannya yang beku dan dingin. Seolah-olah ingin mengejekku, seperti terus menggodaku untuk terus mencari setiap kemungkinan. Masih terngiang kata-katanya, "Kau harus mencari kitab itu. Kitab yang akan menyelamatkanmu dari dunia yang neraka ini. Kau akan merasa damai. Embun terus menerpa wajahmu. Kau seperti berendam di telaga yang lembab. Kau akan merasa bahagia. Kau harus membaca kitab itu!"

Hmm... sebuah kitab. Entah di mana. Terkadang, aku tertawa geli sendiri. Mana ada kitab yang isinya tentang kemungkinan. Mana ada sebuah tulisan yang berbau dengan kemungkinan-kemungkinan. Hanya orang gila saja yang sanggup menulisnya. Mengapa senantiasa dicarikan segala kemungkinan tentang hidup yang makin ruwet ini?

Memang segalanya penuh dengan kemungkinan. Mungkin saja, seseorang hari ini menjadi kiai, tapi esok ia menjadi preman yang senantiasa beraroma anggur. Mungkin saja ia menjadi pembunuh yang paling ganas, membunuhi siapa saja. Menguliti apa saja, bahkan bisa saja masuk ke dalam kamar kita sendiri. Mengawasi dengan belati dingin di tangan, yang siap memenggal urat leher sampai putus.

Aku jadi sering termenung. Bila memikirkan ucapannya, betapa ia telah menjeratku, dengan menyodorkan setiap kemungkinan yang membuat ngilu. Membuat redup tubuh. Tiba-tiba aku menjadi begitu apatis, segalanya bergelembung memasuki pembuluh otak.

Hari-hari berlalu. Mengoyak setiap kesadaran, membangunkan lipatan mimpi yang bisu. Aku masih bisa merasakan hangatnya matahari pagi, masih tertawa ria -- setelah perjumpaanku dengan seseorang yang misterius dan menjejali teori-teori kemungkinan yang terus membayang. Dan, anehnya aku begitu percaya pada dirinya.

Aku dengan seketika larut dalam penafsiran yang tak berujung. Kepalaku seperti mau pecah. Berpusingan. Barangkali, aku sedang menyentuh langit, hampir menggapainya, hingga aku terjaga bahwa lenganku begitu pendek, tak lagi sampai. Begitu masai.

Tentu, aku begitu saja dengan sigap mengiyakan apa kemauannya. Aku pikir, ia telah berpikiran maju. Tidak seperti orang-orang masa kini, yang hanya berpikir hari ini saja, mengabaikan masa depan. Dan, memang hidup selalu dipenuhi teka-teki. Bagai sebuah kemungkinan. Tidak pasti. Bukankah kita selalu diliputi hal yang sama setiap kali menemukan peristiwa, kemudian melakukan transfer kecil-kecilan di balik diri?

Begitulah, aku termangu. Di antara kata-katanya. Mungkin, aku perlu mencari lagi. Perlu bergerak menempuh jalan-jalan tanpa ujung itu. Dan, barangkali pula aku mesti membuka setiap silsilah yang sempat lewat, di mana aku selalu terkecoh, merakit setiap jalinan peristiwa yang tumbuh semakin besar. Endapan kabar yang terus membukit, menepikanku pada sebuah tempat, tapi tak lagi jelas.

Barangkali, ia benar -- kata-katanya selalu mengapungkan perasaanku. Aku seperti menemukan teori-teori baru yang tak pernah kutemui di dalam buku. Sungguh lihai ia menggodaku, menumpukkan penat yang seketika membatu, di setiap ujung perjalanan.

Perjalanan yang makin panjang, menggoda dengan bayang-bayang yang menyelinap ke dada. Bayangan yang terus menguntit, mengikuti aku ke mana saja. Sampai-sampai aku tak bisa sembunyi. Ingin berlari, terentas tanya yang panjang: mesti kemana lagi?

Sementara, kulihat langkah kakiku tidak lagi seperti kemarin, tidak seperti hari-hari yang lalu. Langkahku mendadak begitu letih, memandang setiap kemungkinan yang tumbuh, terus tumbuh semakin panjang.

Barangkali pula, aku mesti membuka lagi perpustakaan yang paling lengkap di dunia ini. Mencari setiap kemungkinan yang pernah luput di hadapan. Dan kutahu, kitab itu masih ada, masih tersimpan dengan rapi, tanpa ada seorang pun yang berani menyibaknya.(-)

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae