Fahrudin Nasrulloh*
SETIAP penulis berdiri genting di kecamuk proses kreatifnya. Karena ia menyadari telah terlempar ke dunia, dirayapi gamang, terhirup waktu, diterbangkan iman. Telanjur sudah ia berlaga di padang kurusetra yang tak habis-habis itu. Sementara manusia lain, yang gentar nerjang nan alpa atas segala, cuma jadi ternak-ternak Tuhan belaka.
Inilah gambaranku atas lanskap batin penulis pemberontak ini, Nurel Javissyarqi, yang gede nyali bikin penerbit sendiri, Pustaka Pujangga. Ia menerbitkan karya-karyanya meski awalnya stensilan dan dicetak terbatas: 100 sampai 200 eksemplar. Tak cukup itu, ia bergerilya memasarkannya sendiri, dengan motor butut GL-nya, menjelajah dari kota ke kota. Sudah sejak 1995 aku mengenal penulis unik dan ngedan berkarya ini. Ia juga getol ngompori banyak penulis untuk terus berkreasi-cipta bahkan ia apresiatif menerbitkan karya-karya mereka, dengan kerja sama yang akomodatif dan blak-blakan. Misalnya, penulis bersangkutan sedia menyokong dana 20 persen atau 30 persen dari total ongkos cetak. Di antara karya mereka yang telah diterbitkan seperti Balada-Balada Serasi Denyutan Puri karya Suryanto Sastroatmodjo (2006); Kantring Genjer-Genjer karya Teguh Winarsho AS (novel, 2006); Herbarium (antologi puisi empat kota, 2007); Ngaceng karya Mashuri (rampai puisi, 2007); Sastra Perkelaminan karya Binhad Nurrohmat (kumpulan esai, 2007); Amuk Tun Teja karya Marhalim Zaini (kumpulan puisi, 2007); Dunia Kecil: Panggung dan Omong Kosong karya A. Syauqi Sumbawi (novel, 2007); dan terakhir Nabi Tanpa Wahyu karya Hudan Hidayat (rampai esai, 2008).
Tak jarang Nurel menanggung semua biaya produksi sebagian kawan penulisnya di atas. Eskalasi penerbitan buku-buku sejenis itu terbilang merugi. Aku yakin, di antara 500-an penerbit Jogja nyaris tak akan yang berani menempuh langkah ’’bunuh diri’’ ala Nurel demikian. Hanya bos penerbit yang sinting plus tim redaksi yang konyol tertarik menerbitkan buku-buku seperti itu yang kemungkinan besar tak akan laku di pasar. Tapi dari mana ia punya dana saving? Hitungan kasarnya, jika satu judul buku dicetak 1.000 eksemplar, dengan ketebalan sekisar 250 halaman, maka ongkos produksinya bisa sampai Rp 4.000-Rp 5.000/eksemplar. Nurel pasti punya pertimbangan lain. Dan setahuku, ia juga seorang pedagang toko kelontong yang tergolong sukses di kampungnya. Aku patut salut: semangatnya mengingatkanku pada gagasan ’’sastra pinggiran’’ yang disorong Kuspriyanto Namma di era 90-an, meski mandek dan sepi apresian. Namun Nurel membabah peta anyar, walau dalam skala kecil dan agak ndeso: membangkitkan kembali greget ’’sastra pedalaman’’ tersebut di kancah ingar-bingar arus besar sastra Indonesia.
Penulis ’’bandel bin nekat’’ ini memang tak kunjung patah arang. Sekian lampau pertarungannya di media tak banyak membuahkan hasil. Terlebih puisi-puisi dan esai-esainya nyaris tak diapresiasi koran. Kalaupun ada, hanya satu-dua. Yang ironik, karya-karyanya pernah dicap sampah. Ia membalas tudingan itu semata cincong kosong yang tak membakar lemak jiwa. Tak lebih ledekan ecek-ecek si pecundang yang nyinyir menantang absurditas kepengarangan.
’’Ayo, sobat, libas dan kalahkan! Sekarang penulis harus pede menerbitkan karyanya sendiri. Diam atau membangkai hanya pantas bagi mayat. Catatlah, aku kini telah jadi ’’hantu kecil’’ bagi penulis lain, lebih-lebih bagi penerbit-penerbit besar dan mapan, ketika sekian buku yang pernah kutawarkan, mereka cibir sebagai karya kacangan. Hanya cecoretan jorok-pesing di tembok WC! Bualan itu tak bakal membunuhku,’’ serunya tajam, sekilas bacot pedasnya itu meringkus tatapanku, di denyar malam iruk-pucat tahun baru 2008, saat ia bersambang ke Pesantren Denanyar, lalu mampir ke padepokanku di Lembah Pring Jombang.
Membaca sosoknya, benakku tiba-tiba mendesis: ia telah mewarisi spirit ’’nyala api’’ dari tlatah Lamongan asal teroris Amrozi itu. Semacam ledakan proses kreatif yang lama nian dipanggang di atas kesadaran ’’ras pemberontak’’ Nietzchean sebagaimana termaktub dalam bukunya Trilogi Kesadaran (2006). Di samping itu, jam terbang kreatifnya terbukti dengan sederet bukunya yang menderas terbit, seperti Sarang Ruh (1999); Takdir Terlalu Dini (2001); Ujaran-ujaran Sang Pujangga (2004); Batas Pasir Nadi (2005), Kekuasaan Rindu Sayang (2007), dll. Dan yang terbaru antologi puisi Kitab Para Malaikat (2007). Karya ini, telisik Maman S. Mahayana di pengantarnya, ’’Berbeda dengan karya Sutardji Calzoum Bachri atau Afrizal Malna. Karya Nurel Javisssyarqi lebih menyerupai bentuk ekspresi yang menggelegak. Maka, yang muncul adalah penghancuran struktur kalimat, pemorakporandaan imaji-imaji, dan penciptaan bentuk-bentuk metafora yang sempoyongan, berantakan dalam gerakan dewa mabuk.’’
Terkait itu, bila disepadankan, Nurel tak sepopuler dengan kesuksesan Habiburrahman El-Shirazy di mana novel Ayat-Ayat Cinta-nya sejak 2004 hingga akhir 2007 mencapai rating penjualan 300 ribu eksemplar. Bayangkan, saban sebulan alumnus Universitas Al-Azhar Mesir ini menerima royalti sekitar Rp 100 juta. Gila! Atau coba bandingkan dengan karya-karya Asma Nadia (Catatan Hati Seorang Istri), Langit Kresna Hariadi (Gajah Mada), Muammar Emka (Jakarta Undercover), Andrea Hirata (Laskar Pelangi dan Edensor). Namun buku laris belum tentu baik, begitu pula sebaliknya.
Jika merenungkan teka-teki kembara Don Quixote, Cervantes seolah mendesirkan bebayang kutukan bagi tiap penulis bahwa tindakan magis melahirkan karya besar teramat lengkara. Menjelang punah. Lantaran kini, tandas Nirwan Dewanto, ’’Kita telah dikepung lautan karya yang mahaluas, jika bukan lautan mahakarya.’’ Tapi Nurel, di balik kelimun pahit itu, bak Don Quixote tanpa Sancho Panza, si majenun kampungan yang menyana dirinya penulis tersohor yang liwung bertualang ke mana-mana. Bersama GL Rozinante-nya: nelangsa merawat imajinasi demi bercampuh di belantara sejarah sastra kita yang, konon, berjibun kronik politis itu.
Malangnya, ia tetap bersikukuh meledakkan diri di kubangannya. Ia tahu ia tak akan dapat menggores sejarah, hanya menoreh setilas ingatan yang lambat-laun pudar. Justru karena ia terus bermimpi begitu, ia menggeret perubahan, seperti Sisifus, di jagat kepengarangan yang melulu tak selesai. Paling tidak, ia kuasa mengebor spirit kawan-kawan sekotanya untuk gigih berkarya: Haris Del Hakim (Laras Liris); Ridlo Tl (Dazedlove); Javid Paul Syatha (Tamasya Langit); Alang Khoiruddin (Seruling Cinta); dan Imamuddin AS (Anggun Sasmita). Nurel mungkin sekadar menuliskan takdirnya, dan Tuhan menghamparkan kertas suci untuknya. Inilah secawuk cerita yang rapuh tapi boleh jadi menyimpan bara tuah.
Walakhir, atas kemajenunannya aku layak memekik, ’’Jangan berhenti berkarya, sobat, sebelum belati hitammu terbakar!!’’
*) Fahrudin Nasrulloh, penggiat Komunitas Lembah Pring Jombang
(diambil dari Pontianak Post)
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzieb
A. Azis Masyhuri
A. Dahana
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S Laksana
Aan Frimadona Roza
Aang Fatihul Islam
Abd. Rahman Mawazi
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adhy Rical
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adin
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afnan Malay
AG. Alif
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan MN
Agung Poku
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Subagyo
Agus Salim
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Naufel
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Alang Khoiruddin
Alex R Nainggolan
Alfred Tuname
Ali Irwanto
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alvi Puspita
Amandus Klau
Amel
Amien Kamil
Anam Rahus
Andaru Ratnasari
Andong Buku #3
Angela
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Ari Pahala Hutabarat
Arie MP Tamba
Arif Bagus Prasetyo
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Juanda
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Astrid Reza
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Awan Abdullah
Ayi Jufridar
Azyumardi Azra
B Sugiharto
Badrut Tamam
Bagja Hidayat
Bahrul Ulum A. Malik
Bakdi Soemanto
Balada
Bambang kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Baskara T Wardaya SJ
Bayu Agustari Adha
Bayu Ambuari
Beni Setia
Benny Arnas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Berto Tukan
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonnie Triyana
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiarto Shambazy
Buldanul Khuri
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chandra Iswinarno
Cover Buku
D. Zawawi Imron
Dadan Sutisna
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danang Probotanoyo
Danarto
Daniel Paranamesa
Dareen Tatour
Darju Prasetya
Darma Putra
Darwis Rifai Harahap
Dayat Hidayat
Dede Kurniawan
Deepe
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dhewi Susanti
Dian Hartati
Diana AV Sasa
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djunaedi Tjunti Agus
Doan Widhiandono
Doddy Hidayatullah
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Dr Junaidi
Dr. Simuh
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Dwi Wahyu Handayani
Dwicipta
Dyah Ratna Meta Novi
Edeng Syamsul Ma’arif
Eduard Tambunan
Edy Firmansyah
Edy Sartimin
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Endhiq Anang P
Endi Biaro
Esai
Eva Dwi Kurniawan
Evan Ys
Evi Idawati
Evieta Fajar
F Rahardi
F. Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatmin Prihatin Malau
Fauzan Al-Anzhari
Fenny Aprilia
Festival Gugur Gunung
Fikri. MS
Firdaus Muhammad
Fransiskus Nesten Marbun ST
Franz Kafka
Free Hearty
Furqon Abdi
Gde Artawan
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Noy
H. Rosihan Anwar
Hadi Napster
Halim HD
Hamdy Salad
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasanudin Abdurakhman
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hastho Suprapto
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendra Sugiantoro
Hendriyo Widi
Henry H Loupias
Heri CS
Heri Latief
Herman Hasyim
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Hesma Eryani
Hikmat Gumelar
Hilyatul Auliya
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
Humam S Chudori
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idha Saraswati
Idris Pasaribu
Igk Tribana
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Q. Moehiddin
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian koto
Inggit Putria Marga
Irman Syah
Isbedy Stiawan ZS
Ismi Wahid
Istiqomatul Hayati
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
J. Sumardianta
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jenny Ang
Jihan Fauziah
Jimmy Maruli Alfian
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf A.N
Kalis Mardi Asih
Karkono
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Khawas Auskarni
Khoirur Rizal Umami
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kusno
Kuswaidi Syafi’ie
L.N. Idayanie
Laksmi Pamuntja
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lies Susilowati
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
LP3M Universitas Jember
Lukman Asya
Lutfi Mardiansyah
M Arman AZ
M Hari Atmoko
M. Dhani Suheri
M. Faizi
M. Haninul Fuad
M. Ikhsan
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marlin Bato
Martin Aleida
Marwanto
Maryati
Mas Ruscitadewi
Mashuri
Maya Azeezah
Media: Crayon on Paper
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggalang Dana Amal
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mestika Zed
Michael Gunadi Widjaja
Michael Ondaatje
Mihar Harahap
Mikhael Dua
Mila Novita
Misbahus Surur
Misranto
Moch. Faisol
Moh. Asy'ari Muthhar
Muh Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Farhand Muzakki
Muhammad Ghufron
Muhammad Hidayat
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammad Yulius
Muhammadun A.S.
Muhibin AM
Muhidin M Dahlan
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Mursai Esten
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang Fahrudin
Nanang Suryadi
Naskah Monolog
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nissa Rengganis
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Novelet
Novianti Setuningsih
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nunung Nurdiah
Nunuy Nurhayati
Nur Ahmad Salman H
Nur Cholish Zaein
Nur Faizah
Nur Hidayati
Nuraz Aji
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurul Anam
Nuryana Asmaudi SA
Ode Barta Ananda
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pameran Lukisan
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Priyambodo RH
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Dachroni
R. Timur Budi Raja
Rachmat H Cahyono
Radhar Panca Dahana
Rahmi Hattani
Rainer Maria Rilke
Rakai
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Ramadhan Batubara
Rambuana
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Rida Wahyuningrum
Ridwan Munawwar
Rilla Nugraheni
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rosidi
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rz. Subagyo
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Saripuddin Lubis
Sastra Pemberontak
SastraNESIA
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Si Burung Merak
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Sjaiful Masri
Sjifa Amori
SLG STKIP PGRI Ponorogo
Soeharto
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Fitri Ana
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sudarmoko
Sugeng Satya Dharma
Sujiwo Tejo
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Suseno
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutirman Eka Ardhana
Suwandi Adisuroso
Suyadi San
Switzy Sabandar
Syah A. Lathief
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syifa Aulia
Sylvianita Widyawati
Tamrin Bey
Tan Malaka
TanahmeraH ArtSpace
Taofik Hidayat
Taufik Alwie
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh LR
Teguh Pamungkas
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Timur Sinar Suprabana
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Wahono
Triyanto triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Ulfatin Ch
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utami Widowati
Veven Sp. Wardhana
W Haryanto
W.S. Rendra
Wandi Barboy Silaban
Wanitaku-wanitaku
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Wayan Supartha
Wendi
Wildan Nugraha
Wishnubroto Widarso
Wong Wing King
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanto le Honzo
Yasraf Amir Piliang
Yeni Mulyani
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yuli Akhmada
Yulia Sapthiani
Yuliarsa
Yunanto Sutyastomo
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar