Senin, 20 Oktober 2008

Gerilya Penulis Pemberontak

Fahrudin Nasrulloh*

SETIAP penulis berdiri genting di kecamuk proses kreatifnya. Karena ia menyadari telah terlempar ke dunia, dirayapi gamang, terhirup waktu, diterbangkan iman. Telanjur sudah ia berlaga di padang kurusetra yang tak habis-habis itu. Sementara manusia lain, yang gentar nerjang nan alpa atas segala, cuma jadi ternak-ternak Tuhan belaka.

Inilah gambaranku atas lanskap batin penulis pemberontak ini, Nurel Javissyarqi, yang gede nyali bikin penerbit sendiri, Pustaka Pujangga. Ia menerbitkan karya-karyanya meski awalnya stensilan dan dicetak terbatas: 100 sampai 200 eksemplar. Tak cukup itu, ia bergerilya memasarkannya sendiri, dengan motor butut GL-nya, menjelajah dari kota ke kota. Sudah sejak 1995 aku mengenal penulis unik dan ngedan berkarya ini. Ia juga getol ngompori banyak penulis untuk terus berkreasi-cipta bahkan ia apresiatif menerbitkan karya-karya mereka, dengan kerja sama yang akomodatif dan blak-blakan. Misalnya, penulis bersangkutan sedia menyokong dana 20 persen atau 30 persen dari total ongkos cetak. Di antara karya mereka yang telah diterbitkan seperti Balada-Balada Serasi Denyutan Puri karya Suryanto Sastroatmodjo (2006); Kantring Genjer-Genjer karya Teguh Winarsho AS (novel, 2006); Herbarium (antologi puisi empat kota, 2007); Ngaceng karya Mashuri (rampai puisi, 2007); Sastra Perkelaminan karya Binhad Nurrohmat (kumpulan esai, 2007); Amuk Tun Teja karya Marhalim Zaini (kumpulan puisi, 2007); Dunia Kecil: Panggung dan Omong Kosong karya A. Syauqi Sumbawi (novel, 2007); dan terakhir Nabi Tanpa Wahyu karya Hudan Hidayat (rampai esai, 2008).

Tak jarang Nurel menanggung semua biaya produksi sebagian kawan penulisnya di atas. Eskalasi penerbitan buku-buku sejenis itu terbilang merugi. Aku yakin, di antara 500-an penerbit Jogja nyaris tak akan yang berani menempuh langkah ’’bunuh diri’’ ala Nurel demikian. Hanya bos penerbit yang sinting plus tim redaksi yang konyol tertarik menerbitkan buku-buku seperti itu yang kemungkinan besar tak akan laku di pasar. Tapi dari mana ia punya dana saving? Hitungan kasarnya, jika satu judul buku dicetak 1.000 eksemplar, dengan ketebalan sekisar 250 halaman, maka ongkos produksinya bisa sampai Rp 4.000-Rp 5.000/eksemplar. Nurel pasti punya pertimbangan lain. Dan setahuku, ia juga seorang pedagang toko kelontong yang tergolong sukses di kampungnya. Aku patut salut: semangatnya mengingatkanku pada gagasan ’’sastra pinggiran’’ yang disorong Kuspriyanto Namma di era 90-an, meski mandek dan sepi apresian. Namun Nurel membabah peta anyar, walau dalam skala kecil dan agak ndeso: membangkitkan kembali greget ’’sastra pedalaman’’ tersebut di kancah ingar-bingar arus besar sastra Indonesia.

Penulis ’’bandel bin nekat’’ ini memang tak kunjung patah arang. Sekian lampau pertarungannya di media tak banyak membuahkan hasil. Terlebih puisi-puisi dan esai-esainya nyaris tak diapresiasi koran. Kalaupun ada, hanya satu-dua. Yang ironik, karya-karyanya pernah dicap sampah. Ia membalas tudingan itu semata cincong kosong yang tak membakar lemak jiwa. Tak lebih ledekan ecek-ecek si pecundang yang nyinyir menantang absurditas kepengarangan.

’’Ayo, sobat, libas dan kalahkan! Sekarang penulis harus pede menerbitkan karyanya sendiri. Diam atau membangkai hanya pantas bagi mayat. Catatlah, aku kini telah jadi ’’hantu kecil’’ bagi penulis lain, lebih-lebih bagi penerbit-penerbit besar dan mapan, ketika sekian buku yang pernah kutawarkan, mereka cibir sebagai karya kacangan. Hanya cecoretan jorok-pesing di tembok WC! Bualan itu tak bakal membunuhku,’’ serunya tajam, sekilas bacot pedasnya itu meringkus tatapanku, di denyar malam iruk-pucat tahun baru 2008, saat ia bersambang ke Pesantren Denanyar, lalu mampir ke padepokanku di Lembah Pring Jombang.

Membaca sosoknya, benakku tiba-tiba mendesis: ia telah mewarisi spirit ’’nyala api’’ dari tlatah Lamongan asal teroris Amrozi itu. Semacam ledakan proses kreatif yang lama nian dipanggang di atas kesadaran ’’ras pemberontak’’ Nietzchean sebagaimana termaktub dalam bukunya Trilogi Kesadaran (2006). Di samping itu, jam terbang kreatifnya terbukti dengan sederet bukunya yang menderas terbit, seperti Sarang Ruh (1999); Takdir Terlalu Dini (2001); Ujaran-ujaran Sang Pujangga (2004); Batas Pasir Nadi (2005), Kekuasaan Rindu Sayang (2007), dll. Dan yang terbaru antologi puisi Kitab Para Malaikat (2007). Karya ini, telisik Maman S. Mahayana di pengantarnya, ’’Berbeda dengan karya Sutardji Calzoum Bachri atau Afrizal Malna. Karya Nurel Javisssyarqi lebih menyerupai bentuk ekspresi yang menggelegak. Maka, yang muncul adalah penghancuran struktur kalimat, pemorakporandaan imaji-imaji, dan penciptaan bentuk-bentuk metafora yang sempoyongan, berantakan dalam gerakan dewa mabuk.’’

Terkait itu, bila disepadankan, Nurel tak sepopuler dengan kesuksesan Habiburrahman El-Shirazy di mana novel Ayat-Ayat Cinta-nya sejak 2004 hingga akhir 2007 mencapai rating penjualan 300 ribu eksemplar. Bayangkan, saban sebulan alumnus Universitas Al-Azhar Mesir ini menerima royalti sekitar Rp 100 juta. Gila! Atau coba bandingkan dengan karya-karya Asma Nadia (Catatan Hati Seorang Istri), Langit Kresna Hariadi (Gajah Mada), Muammar Emka (Jakarta Undercover), Andrea Hirata (Laskar Pelangi dan Edensor). Namun buku laris belum tentu baik, begitu pula sebaliknya.

Jika merenungkan teka-teki kembara Don Quixote, Cervantes seolah mendesirkan bebayang kutukan bagi tiap penulis bahwa tindakan magis melahirkan karya besar teramat lengkara. Menjelang punah. Lantaran kini, tandas Nirwan Dewanto, ’’Kita telah dikepung lautan karya yang mahaluas, jika bukan lautan mahakarya.’’ Tapi Nurel, di balik kelimun pahit itu, bak Don Quixote tanpa Sancho Panza, si majenun kampungan yang menyana dirinya penulis tersohor yang liwung bertualang ke mana-mana. Bersama GL Rozinante-nya: nelangsa merawat imajinasi demi bercampuh di belantara sejarah sastra kita yang, konon, berjibun kronik politis itu.

Malangnya, ia tetap bersikukuh meledakkan diri di kubangannya. Ia tahu ia tak akan dapat menggores sejarah, hanya menoreh setilas ingatan yang lambat-laun pudar. Justru karena ia terus bermimpi begitu, ia menggeret perubahan, seperti Sisifus, di jagat kepengarangan yang melulu tak selesai. Paling tidak, ia kuasa mengebor spirit kawan-kawan sekotanya untuk gigih berkarya: Haris Del Hakim (Laras Liris); Ridlo Tl (Dazedlove); Javid Paul Syatha (Tamasya Langit); Alang Khoiruddin (Seruling Cinta); dan Imamuddin AS (Anggun Sasmita). Nurel mungkin sekadar menuliskan takdirnya, dan Tuhan menghamparkan kertas suci untuknya. Inilah secawuk cerita yang rapuh tapi boleh jadi menyimpan bara tuah.

Walakhir, atas kemajenunannya aku layak memekik, ’’Jangan berhenti berkarya, sobat, sebelum belati hitammu terbakar!!’’

*) Fahrudin Nasrulloh, penggiat Komunitas Lembah Pring Jombang
(diambil dari Pontianak Post)

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae