Jumat, 22 Agustus 2008

Risiko Jurnalis Meliput di Zona Merah

Judul Buku : 168 Jam dalam Sandera (Memoar Jurnalis Indonesia yang
Disandera di Irak)
Penulis : Meutya Hafid
Penerbit : Hikmah Bandung
Cetakan : I, September 2007
Tebal : xviii + 280 Hal
Peresensi : A. Qorib Hidayatullah

Amanah serius jurnalis adalah bagaimana ia mampu memburu berita se-eksklusif mungkin, menguji kelihaian teknik wawancara dengan orang-orang yang tepat, bertindak gesit, serta dinamis.

Tugas jurnalistik merupakan misi mulia, sebab turut andil mengemban perihal keberlangsungan demokrasi di bangsa ini. Kendati berpredikat mulia, tugas jurnalistik tak luput dari ancaman dan tekanan, bahkan pertaruhan nyawa sekalipun.

Untuk mendapat berita bagus yang layak sampai ke khalayak, bagi jurnalis tak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi, tugas peliputannya terkategori zona merah (meliput di wilayah konflik atau bencana). Sudah barang tentu, tempaan kompleksitas sikap seorang jurnalis: berani, tangguh, tahan letih, anti kecewa, anti getir, tak lupa pula teknik lobi yang andal, sudah menjadi bekal awal sebelum ia berangkat meliput. Bahkan, ada tamsil menggugah didunia jurnalistik kita, “tak ada berita yang nilainya lebih dibanding nyawa”.

Dibuku ini, 168 Jam dalam Sandera (Memoar Jurnalis Indonesia yang Disandera di Irak, karya Meutya Hafid, berbagi cerita agar tugas suci jurnalistik tak sekadar mengantar nyawa dan kekonyolan. Meutya atau Mut saja, begitu penulis buku ini dipanggil, adalah reporter Metro TV berdarah Bandung, yang ditugasi meliput pemilu Irak, bulan Februari 2005, bersama juru kamera, Budiyanto. Dua rekan kerja ini pula adalah mantan korban penyanderaan oleh Mujahidin Irak, Jaussy Mujahidin, saat hendak meliput perayaan Asyura di negara tersebut.

Meutya dan Budi disandera oleh kelompok militan Jaussy Mujahidin saat mobil yang mereka tumpangi untuk melakukan tugas jurnalistik selama di Irak, berhenti di pom bensin. Lalu, mereka digiring paksa menuju Gua Ramadi untuk dimintai keterangan lebih lanjut mengenai statusnya datang ke Irak. Satu demi satu jurus interogasi oleh kelompok Jaussy Mujahidin diluncurkan kepada kedua jurnalis tersebut. Penyanderaan dilakukan, sebab kelompok militan curiga atas utusan mata-mata AS.

Bekal Jurnalis
Yang terpenting dibuku ini adalah buah refleksi penulis pasca sandera di Gua Ramadi selama 168 jam (hlm 202). Meutya merasa butuh betul akan bekal bagi jurnalis ketika hendak reportase di wilayah konflik ataupun bencana. Berkat pengalamannya disandera, Meutya kerap diundang berdiskusi oleh trainer perusahaan security consultant, AKE.

Pengalaman ekstrim Meutya, saat ia mereportase ledakan besar di pusat Kota Bagdad, Tahrir Square. Ia dengan santai memegang serpihan bom, lalu ditunjukkan ke kamera, sembari berucap/menyiarkan ke pemirsa: “Inilah satu rangkaian bom yang digunakan untuk meledakkan pusat Kota Bagdad, hanya beberapa kilometer dari pusat komando pasukan koalisi.” Padahal, bom yang dipegangnya bisa saja meledak mengurai dan mengoyak-koyak tubuhnya, persis seperti serpihan daging korban yang berceceran dilokasi ledakan.

Tantangan untuk memperoleh informasi dan visual dari dekat alasannya adalah “it’s not good enaugh, it’s not close enough”, tekanan untuk mendapat gambar eksklusif, hiruk-pikuk dilapangan, semakin membuat adrenalin meluap-luap, menjadikan pandangan seorang wartawan kabur (hlm 203). Dedikasi terhadap profesi, cinta kegiatan reportase, tanpa disadari menjadi pembenar untuk maju selangkah lebih dekat pada risiko yang bisa saja berakibat kematian.

Lontaran menggelitik, yang keluar dari mulut Budiyanto, rekan kerja Meutya: “kalau di peluru itu tak ada nama kita, ya kita tak kan kena Mut.” Pernyataan Budiyanto itu merupakan ungkapan pasrah akan takdir. Padahal, tugas peliputan di zona merah, tak cukup berbekal keranuman psikis dan tubuh yang fit. Hal buruk, tak dapat diterka-sangka akan menghampiri kita secara tiba-tiba.

Ada lembaga internasional yang menangani persoalan keamanan wartawan ketika meliput dikawasan konflik, yaitu INSI (International News Safety Institute). Aktivis dari lembaga tersebut mengungkap bahwa, modal utama jurnalis saat hendak meliput di zona konflik bukan peralatan komunikasi ataupun keamanan, melainkan knowledge, yakni pengetahuan atau pemahaman akan medan peliputan, baik wilayah maupun sosio-kultural warganya. “Knowledge is the most valuable safety material,” kata Peter Williams, wartawan CNN yang meliput huru-hara di Bradford, Inggris, tahun 2001.

Bahkan, kalau perlu bagi jurnalis sebelum pergi meliput di kawasan konflik, juga dibekali helm ataupun rompi anti peluru. Namun, lagi-lagi alasannya adalah tak cukup anggaran bagi perusahaan pers untuk membeli itu semua, atau alasan lain, jurnalis justru malah tambah ribet dan berat membawanya.

Selain itu, jurnalis kudu paham betul kategori penyanderaan, sebab ini akan mempermudah langkah bebas dan selamat. Ada dua kategori penyanderaan, pertama, surprise attack (serangan dadakan), kedua, planned attack (penyanderaan terencana).

Kasus Meutya dan Budiyanto masuk kategori pertama. Sedangkan kasus Ferry Santoro dan alm. Ersa Siregar dari RCTI, yang disandera kelompok Gerakan Aceh Merdeka, bisa dimasukkan kategori kedua (hlm 213). Pada penyanderaan terencana, penyandera biasanya menjebak wartawan dengan iming-iming untuk mewawancarai atau mendapat peliputan eksklusif.

Terlebih juga, jurnalis mampu mengenali berbagai motif penyanderaan, mulai dari komoditas politik, komoditas ekonomi, balas dendam, sandera untuk jaminan keamanan bagi penyandera, hingga kemungkinan salah tangkap. Meski terkesan sepele, ketika berada dalam penyanderaan, mengenali motif adalah hal signifikan.

Buku ini, banyak memuat potret pengalaman pahit alam-jagad jurnalistik. Berangkat dari semangat berbagi pengalaman antar rekan kerja jurnalis, buku ini layak dibaca siapapun. Semesta hikmah yang dapat kita petik dari buku ini adalah bagaimana pengalaman Meutya tak terulang kembali bagi jurnalis lainnya. Gaya penuturan buku ini yang lincah-renyah, meneguhkan ketangkasan ilmu jurnalistik Meutya di dunia leterasi.

Menyitir komentar Dian Sastrowardoyo untuk buku ini, “Mengharukan dan menyentuh...beberapa kali saya...tak kuasa menahan tangis. Tidak hanya bercerita tentang ketabahan dan ketangguhan..., memoar ini juga menyadarkan kita tentang pentingnya arti kepasrahan dan penyerahan diri kepada kuasa Tuhan.”

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae