Jumat, 08 Mei 2020

Kritik Mematikan Ahmad Yulden Erwin atas Yuval Noah Harari : Sebuah Apresiasi

Imam Nawawi *

Saya mendapat kabar Sigit Susanto mengomentari tulisan saya yang berjudul “Membaca Yuval Noah Harari dari Perspektif Nurel Javissyarqi,” (Sastra-Indonesia.com, 4/5/2020). Sigit memberikan catatan yang berbunyi, “kalau bikin esai, parameternya jangan buku dilawan biografi pribadi, lebih baik buku ditabrakkan ke buku lain yang saling bertentangan.”

Kritik konstruktif Sigit menginspirasi tulisan ini, yang melihat tulisan kritis Ahmad Yulden Erwin (Facebook, 5/5/2020). A.Y. Erwin menandai berakhirnya kejayaan aura mitis intelektual Barat di tangan intelektual Timur, sekali pun Erwin masih pada tataran “pemantik”. Disebut pemantik karena ia mengkritik Yuval dengan meminjam tangan Barat, belum menggeser ke proyek “mengkritik Barat melalui Timur”.

Erwin membahas tentang tesis Yuval dalam buku Homo Deus halaman 457 tentang kecerdasan yang terpisah dari kesadaran. Jika contoh kecerdasan yang terpisah dari kesadaran tersebut dapat direpresentasikan oleh Artificial Intelligence (AI), maka Bill Gates dan Stephen Hawking pantas berasumsi bahwa itulah malapetaka besar manusia abad ini.

Erwin pun menghadirkan filsuf Amerika, John Searle, yang membantah fantasi komputer yang bisa berpikir sendiri. Bagi Searle menurut Erwin, komputer yang hanya bisa berpikir tanpa sadar akan apa yang dipikirkannya, tidak bisa disebut berpikir, melainkan sebatas menjalankan program, yang sudah disetting sedari awal oleh pembuat komputer. Mungkin maksudnya, otoritas manusia yang sadar adalah dalang di balik AI sebagai wayangnya.

Pemikiran John Searle dikutip oleh A.Y. Erwin dari artikel berjudul “Minds, Brains, and Programs” yang diterbitkan Behavioral and Brain Sciences tahun 1980. Setelah memetakan fungsi kritik pemikiran Searle atas gagasan fantasi Yuval Noah Harari, Erwin pun kemudian menarik kesimpulan yang tegas: “itulah kenapa salah satu alasan yang membuat saya tidak terkesan dengan pemikiran fantasional dari Prof. Yuval Noah Harari ini. Bukan karena ia (Yuval) seorang homo seksual atau berbangsa Yahudi, tapi karena menurut saya sebagai ilmuan, ia (Yuval) tidak logis dalam berpikir.”

Saya mengapresiasi pemikiran A.Y. Erwin dengan dua cara. Pertama, saya akan mengikuti saran Sigit Susanto yang meminta saya untuk mengkritik karya seseorang dengan karya orang lain yang berseberangan, dan tidak mengkritik karya dengan pendekatan profil pribadi. Karenanya, saya memakai tulisan status A.Y. Erwin tersebut, yang dalam pandangan saya, “inilah era di mana aura mitis intelektual Barat harus segera diakhiri, terlebih pasca Covid-19 ini.”

Mengingat Erwin juga mengutip filsuf Barat dalam mengkritik Yuval, saya coba melengkapi datanya dengan mengutip Slavoj Zizek, yang juga membahas tentang peran manusia dalam mengendalikan komputer. Dua tahun silam, saya menulis artikel berjudul “Digital Cloud: Representasi Transparansi Keagamaan di Facebook,” diterbitkan Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan, Volume 6 Nomor 2 tahun 2018. Di sana saya mengutip informasi Slavoj Zizek.

Zizek menulis artikel berjudul “Who Has the Right to Bring the Public Bad New?,” diterbitkan oleh https://www.rt.com/ tertanggal 3 Agustus 2018. Zizek menginformasikan bahwa asal-muasal internet itu bisa dirujuk ke tahun 1960-an, ketika tentara Amerika sudah memikirkan bagaimana cara menjaga komunikasi dengan pasukan-pasukannya yang tercerai berai sekiranya nanti mereka hancur lebur akibat perang nuklir. “Digital Clouds” ditemukan sebagai solusi untuk tetap mengontrol. Zizek mengatakan, “nevertheless, those who control the clouds also control the limits of our freedom”.

Yang hendak saya sampaikan dalam konteks pemikiran John Searle adalah bahwa di balik kecanggihan internet maupun Artificial Intelligence terdapat “manusia-yang-mengontrol.” Benar apa yang sudah dikatakan sejak awal bahwa komputer itu hanya menjalankan program, di mana kecerdasan berpikirnya terlepas dari kesadaran. Lantas, siapa representasi dari kesadaran pada komputer itu? Jawabnya: “manusia-yang-mengontrol”.

Itulah dasar argumentasi saya dalam tulisan “Membaca Yuval Noah Harari dari Perspektif Nurel Javissyarqi”. Intinya, sekali pun pemerintah menggunakan teknologi super canggih tidak akan sepenuhnya mampu mengontrol Nurel Javissyarqi, sebab teknologi hanya jembatan penghubungan antara aktor pemerintah dan aktor personal Nurel. Ruang “rebellion” itu adanya di sana. Semakin lemah pribadi Nurel di hadapan pemerintah, maka semakin ampuh tekologi mengontrol Nurel. Begitu sebaliknya.

Teknologi, dengan demikian, sebatas instrumen. Sebagai sebuah instrumen, teknologi tidak jauh beda dengan jenis-jenis instrumen lain, seperti buku maupun artikel populer. Ruang rebellion itu masih akan terus eksis selama satu aktor tidak mau tunduk pada aktor lain, dan itu terbukti dari pribadi A.Y. Erwin yang membebaskan diri dari pengaruh ide dalam buku Homo Deus tulisan Yuval Noah Harari. Tidak mudah menemukan pribadi yang mampu bebas dari ide dan buku!

Kedua, langkah yang penting saya tempuh adalah merujuk A.Y. Erwin sebagai pribadi, bukan sebagai konten status di akun facebooknya. Ahmad Yulden Erwin adalah orang Lampung. Saya mengapresiasi posisi geografis Erwin sebagai orang Lampung dalam langkah kedua saya ini. Lampung di sini berarti adalah Timur, jika dihadapkan pada Yuval yang Israel. Bagi saya, lebih aman menaruh percaya pada Lampung daripada Israel. Suatu hari di lain kesempatan saya akan bicara makna penting penguasaan ruang geografis dan tanah.

Jadi, terdapat kemungkinan untuk melihat Erwin sebagai representasi pribadi Timur dalam melihat Yuval sebagai pribadi Barat. Ruang kemungkinan semacam ini hanya bisa terbuka, jika membebaskan Erwin dari statusnya sendiri. Sebab, jika memaknai Erwin dari konten statusnya, maka di sana akan ditemukan dengan mudah ada representasi Barat pada diri Erwin, yakni kutipannya pada John Searle. Mirip persis sebagaimana saya contohkan pada langkah pertama, yang secara terdesak mengutip Slavoj Zizek.

Bagi saya, “citations” adalah perkara urgen dalam setiap kerja akademik. Sitasi adalah penanda paling tegas tentang siapa diri kita, kemana arah kita, dan nilai-nilai apa yang kita perjuangkan. Karenanya, membaca Yuval dari perspektif pribadi Nurel maupun tulisan Erwin adalah cara kerja saya untuk membunuh Yuval di negeri tercinta kita ini. Memang remeh tapi ini rintisan. Nurel dan Erwin adalah dua pribadi yang bagi saya sudah berjasa besar untuk itu. Wallahu a’lam bish shawab.

*) Santri Madura. Pecinta Kebudayaan. Penggemar kopi Madura.
http://sastra-indonesia.com/2020/05/kritik-mematikan-ahmad-yulden-erwin-atas-yuval-noah-harari-sebuah-apresiasi/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae