Selasa, 14 Januari 2020

Puisi-Puisi Ahmad Yulden Erwin

Kompas, 2 April 2016

Sirah Mambang

1
Kematian tiba, dengan tanda merah
Di tengah kening dan kedua telapak tangan
Hangus terbakar, diam-diam melintasi
Jalan setapak itu, di bawah bulan sabit gemetar
Sebentar suar berkerlip di balik pelupukmu

Dua tetes air keruh di kejang dada, luka melepuh
Saat daun-daun jambu terbakar, dan mambang itu
Duduk sendiri bersandar di batang waru, menatap
Bias prisma di angakasa, cuma sejenak siulan
Berputar di ujung betis lapas itu, kabut merayapi
Ruas-ruas bambu, di tengah kesunyian abu tua
Perlahan tergambar sayatan tipis di bawah pusarmu
Mereka menyebutnya pembalasan, jelujur retak
Di samping ubun tengkorak, kutva biru lebam
Di paha, sobekan simetris di atas vagina, selebihnya
Hanya lengking hijau bergentayang di udara terbuka

2
Kutemani engkau, dosa yang samar, tapi bukan
Demi kebajikan, mengejar lelatu di galur ingatan
Terkenang sabit maut dan lengking hijau gemetar
Di hamparan embun, mereka seret tubuh silammu
Riwayat duga-dugamu, gumpalan merah hati sapi
Dan kutuk sejarah dipendam ke dalam sumur mati
Namun, aku tak datang untuk menghakimi, sekilas
Terlihat tilas sayatan bibirmu berpendar kuning api
Di pekarangan ini kita sama nelangsa yang redam
Serasa amuk bersulih saat hitammatamu melepas
Defleski lirih. “bebaskan aku, Tuan, aku tak paham
Kenapa mereka mencekikku.” Setelah mambang itu
Merayap ke depan batang kemiri, samar tergambar
Mereka bergegas menimbun sumur mati, bau karet
Muntah kembali menguar di pekarangan belakang
Rumah, “Bebaskan aku, Tuan, mereka masih terus
Mengejarku. Mereka masih tak puas mencekikku”
Angin meriap, gerimis hitam pukul 12 malam, dan
Mambang itu tiba-tiba etrpaku menatap kucing hijau
Melintas di depanmu – ekornya bergoyang perlahan

3
Mereka semata ingatan yang lesap
Dalam abu, masih kaurasakan cambuk rantai
Sepeda mendera panggungmu, sebelum
Mereka membakar dengan itu, udara lebam
Kesumba, lalu laskar mambang itu masuk
Mencincang tubuh lakimu dengan tembilang
Sedang kau duduk tertunduk di samping tiang
Tidak berdoa, hanya bergetar mendekap bayimu
Wajah-wajah pembunuh mulai bercahaya
Saat tubuh rengsamu diseret ke padang ilalang
Mereka melempar bayimu, lalu tongkat kayu itu
Memaksa lipatan vaginamu berulang menyerukan
Penebusan ilahi, tak ada malaikat di sana
Mereka hanya mencekik lehermu tatkala semilir
Angin bersaing ricik talang mengaliri parit
Di balik rumpun ilalang, sekejap kau menjelma asap
Lalu selaung kelam menderu saat kautatap
Lapuh kulitmu, pijar geni menyilap ujung-ujung
Rambutmu, bau daging panggang merayap
Dari selangkang bayimu, “Di amna engkau, Tuan?”
Kami telah menjaga ladang dan dangaumu
Kenapa kami ditinggalkan, Tuan? Kenapa kami
Dihanguskan?” Seekor kucing hijau mengendap
Dari selasar mengendus mayat lakimu, sehembus asap
Hinggap ke batang perdu, lalu laskar mambang itu
Bersorak melempar bangkai keluargamu, bau sangit
Bangkit ke atas cincin sumur mati, “Angin, angin gelap
Turun ke tangkai perenggi, lenyap di balik akar kemiri.”



Parentis Waktu

Diam-diam kaumulai kembali perjalanan ini
Sebelum bayang silam dan lengkung lazuardi
Menjelma batang-batang tusam, tiang-tiang
Gerbang, lorong gelap duka, dingin dan licin
Berputar, lingkaran tanpa henti, melepas
Sebutir zarah di tengah badai cahaya matahari
Jalan dibentangkan, di tepi-tepinya batuan putih
Seraya kabut pagi, keriangan, dna angin sedih
Di lereng gunung itu membuka batas bahasa
Ke dalam matamu, ke dalam segala yang mungkin
Ke dalam telapak tangan mungil seorang bocah
Dengan hidung hitam dan selengkung tawa
Di depan langkah tua, pikiran bergerak, hamparan
Payung cendawan menjelma selembar catatan menghilang
Parentis waktu, ciklus yang datang dan pergi
Jalan tanpa akhir dan tangkai-tangkai suplir
Bergoyang di samping mata kakimu, di tepi lembah
Kau terus mencari kepadaman tatkala lidah api
Mendadak naik dan lenguh asing bergema di tebing
Dari ribuan belulang, mengukur ketinggian darah:
Dengan, setidaknya, telah kaupertahankan kewarasan ini



Suara Kesunyian, 1998

1
Angin kalap pada dataran coklat tua,
Serumpun hujan menjelma darah
Menggigil di hamparan rumput gajah;
Satu lanskap kuning muda terbentang
Di pasir sungai, lalu petir tiba-tiba
Menyergap luang hatimu, menyambar
Hitam bulu enggang, sebuah jurang
Menganga di paruhnya, dna kau kembali
Terjerembab ke tanah disesaki semak
Penuh onak dan ujung duri mimosa
Menggores lututmu; menjelang senja
Sekilas cahaya terpantul di tepian rawa;
Itulah mujair perak berenang ke tengah
Paya di antara gelaga dan alga biru;
Itulah fusi lumut dna lumpur gambut
Terinjak kakiku, lantas bangau bengal itu
Menukik menyambar mangsanya, gagal,
Barang sejenak hinggap ke dahan pohon
Rengas, lalu lengking asing itu bergema
Di sana, tak berapa jauh drai tepian rawa,
Saat hatimu bergidik, lekas senar ditarik,
Ujung kail persis mencungkil kornea,
Satu biji mata terapung menatap angkasa.

2
Melayang di atas ke bawah, itulah sayap
Kupu-kupu ungu melintas halaman rumah
Pas angin bukit berdesis mengitari jenazah
Itulah anyir di ujung sawah, semua berakhir
Sebelum segalanya dimulai; dan pusara itu
Hanya lampion padam menolak dinyalakan
Dalam halaman-halaman bisu buku sejarah
Tatkala gerai yang tak lain rumahmu mulai
Dibakar, di sudut kamar, jemari gemetarmmu
Terus melukis kehangatan pada tilam ungu
Hingga gerimis bunga-bunga dna melankoli
Kembali tersusun dari puing-puing ingatan
Atau sekadar cangkang kerang yang dingin
Itulah umang-umang hantu di lantai berdebu
Sendiri mengitari ubin di bekas toko sepatu
Itulah sirkus barongsai dari jerit para korban
Atau kue ketan tahun baru yang tak sempat
Kausajikan dan badai itu belum akan berlalu
Atau luruh sebagai embun di rumpun ilalang
Subuh itu, kau kembali dengan cerita baru –
Jantungmu terbakar; halimun melukis mawar
Sebelum kilau fajar – hanya harum dalu dan
Hatimu, dna hantu-hantu, yang terus bersinar.

________
Ahmad Yulden Erwin lahir di Bandar Lampung, 15 Juli 1972. Ia telah menerbitkan kumpulan puisi Perawi Tanpa Rumah (2013) dan Sabda Ruang (2015).
https://klipingsastra.com/id/puisi/2016/04/sirah-mambang-parentis-waktu-suara.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae