Jumat, 11 Maret 2011

Bantahan Keras Sejarah Gerwani

Buku Politik Seksual di Indonesia Pascakejatuhan PKI
Bandung Mawardi
http://suaramerdeka.com/

SEJARAH Indonesia adalah sejarah pelik. Kontroversi dalam penulisan sejarah kerap membuat publik bingung untuk mendapati kebenaran karena perbedaan versi. Sejarah menjadi lahan untuk manipulasi dan peraihan legitimasi. Penguasa memiliki andil karena memerlukan sejarah sebagai topangan kekuasaan. Publik pun mafhum sejarah negeri identik dengan sejarah versi penguasa. Sejarah mirip paket indoktrinasi atas nama pengawetan kekuasaan dan penaklukan agar tak ada resistensi atau subversi.

Ironi dalam penulisan sejarah di Indonesia itu mendapati bantahan dari Saskia Eleonora Wieringa melalui buku ini. Buku ini kentara sebagai agenda penulisan sejarah kritis untuk memberi perspektif berseberangan dengan ulah rezim Orde Baru dalam pembabaran sejarah Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia) dan PKI (Partai Komunis Indonesia). Wieringa membuat argumentasi dari fakta-fakta “tersembunyikan” oleh Orde Baru dan pola tafsiran multidimensional. Buku ini hadir sebagai revisi dari represi kesejarahan oleh Orde Baru.

Publik telah lama dijejali dengan stigma bahwa perempuan-perempuan dalam Gerwani memiliki perilaku seksual rendah dan jahat. Gambaran perilaku seksual ini tampil vulgar dalam film G 30 S PKI produksi penguasa Orde Baru. Narasi dan imajinasi juga diimbuhi melalui buku-buku pelajaran sejarah. Produksi dan sebaran opini publik semakin membuat Gerwani identik dengan kekerasan, seksualitas, anarkis, dan kejam. Stigma ini terbentuk atas kepentingan penguasa Orde Baru untuk memberi represi ingatan-publik agar mengecam dan membenci Gerwani dan PKI. Manipulasi sejarah digulirkan selama puluhan tahun. Stigma telanjur melekat dan mendekam sebagai memori kesejarahan hampir permanen.

Wieringa menjelaskan bahwa Orde Baru memang sengaja mengusung politik seksual untuk menghabisi riwayat Gerwani dan menghapus dari kronik kesejarahan Indonesia. Penghitaman dilakukan dengan pelekatan terhadap PKI sebagai pelaku atau dalang pemberontakan dalam tragedi 1965. Paket sejarah Orde Baru secara sistematis membuat musuh-musuh politik hancur tanpa hak pembelaan. Penindasan sejarah telah dilakukan melalui restu negara. Politik seksual Gerwani pun dijadikan modal menciptakan manipulasi demi legitimasi kekuasaan.

Riwayat

Ikhtiar Wieringa untuk membantah paket sejarah versi Orde Baru dilakukan dengan eksplanasi masalah melalui tiga tingkatan: (1) memaparkan feminisme Indonesia dengan uraian tentang lebih banyak momen radikal dan penuh keberanian yang kita kenal daripada yang telah disajikan oleh para penulis sampai saat ini; (2) menyajikan sejarah yang selama ini dilarang yakni sejarah Gerwani; (3) mempelajari peristiwa 1965-1966 berdasarkan ulasan gender yang selama ini digelapkan oleh pihak militer atau diabaikan oleh penulis sejarah Indonesia modern.

Pamrih penulisan buku ini memang menantang karena Wieringa sadar bahwa buku-buku tentang Gerwani dan gerakan perempuan komunis telah dihentikan sejak peristiwa 1965. Publik tidak mendapati lagi jenis-jenis buku sejarah tentang peran Gerwani dalam pembentukan Indonesia. Akses publik untuk mempelajari peran Gerwani juga dibatasi dan dilarang oleh penguasa Orde Baru dan militer. Pembungkaman ini tidak sekadar terjadi pada publik karena para korban juga masih merasa takut untuk mengisahkan represi oleh peristiwa 1965. Sekian anggota Gerwani sengaja mendapati teror agar tidak mengungkap sejarah melalui kesaksian lisan dan tulisan.

Wieringa antusias untuk mencari sumber dalam penulisan sejarah. Kisah-kisah dari perempuan-perempuan Gerwani dan lingkaran PKI dijadikan sebagai data memikat untuk ditafsirkan secara kritis. Keampuhan buku ini terletak pada kejelian penulis menghadirkan kesaksian-kesaksian dari tokoh-tokoh penting. Kesanggupan mencari narasumber dan pencatatan memunculkan narasi sejarah mengejutkan. Ketersembunyian perlahan disingkap mengacu pada keterangan-keterangan berseberangan dengan penjelasan Orde Baru.

Pembaca bisa menemukan penjelasan-penjelasan memikat tentang sejarah dan peranan Gerwani dalam sejarah Indonesia pada bab lima: “Gerwani: Menuju Kepeloporan Gerakan Perempuan.” Gerwani sejak 1950-an memiliki andil dalam gerakan keperempuanan-feminisme di Indonesia. Posisi dan garis ideologi Gerwani terungkapkan dalam laporan Kongres 1954: (1) Gerwani sebagai organisasi pendidikan dan perjuangan tidak menjadi bagian partai politik mana pun; (2) keanggotaan terbuka bagi segenap perempuan berumur 16 tahun atau lebih atau telah menikah; (3) keanggotaan ganda dengan organisasi perempuan lain diperkenankan. Garis ideologi ini memang tidak permanen karena Gerwani pun harus sadar zaman dan tanggap terhadap perubahan politik Orde Lama.

Agenda gerakan Gerwani pada masa itu memakai media massa sebagai corong. Pelbagai pemikiran dan kampanye disajikan melalui “Ruang Wanita” di Harian Rakyat dan Api Kartini. Tulisan menjadi juru bicara untuk penyadaran dan pencerahan kaum perempuan Indonesia kendati semua tulisan tidak mesti identik dengan garis ideologi Gerwani. Pelbagai isu mendapati tanggapan dari Gerwani sebagai bukti keterlibatan untuk pemihakan nasib perempuan dan pemartabatan perempuan di mata politik, ekonomi, hukum, seni, dan pendidikan.

Politik

Pasang surut peran Gerwani dan keintiman dengan PKI dan Soekrano membuka jalan untuk peka politik. Marxisme dan nasionalisme menjadi godaan dalam afirmasi ideologis. Gerwani pun terlibat dalam sekian peristiwa politik menentukan karena kesanggupan menggarap isu-isu besar. Jalan terbuka untuk membesarkan diri dan represi politis dialami Gerwani sebagai konsekuensi dari kegenitan politik. Relasi Gerwani dengan organisasi keperempuanan internasional semakin melahirkan kepekaan atas nasib perempuan di Indonesia dan dunia. Agenda menjadi besar dan kompleks pada saat situasi politik rentan dengan perubahan-perubahan drastis.

Isu politik seksual mengantarkan Gerwani pada perdebatan pelik tentang peran dan makna perempuan. Wacana pelacuran, undang-undang perkawinan, dan poligami digarap dengan intensif meski harus berhadapan dengan paket politik dan represi opini publik. Politik seksual ala Gerwani ini mendekati pada sensitivitas kepentingan negara dalam regulasi pelbagai urusan dalam acuan politik. Gerwani menjelang di persimpangan jalan. Kondisi menekan ini kentara pada masa 1960-an saat perpolitikan memanas. Tragedi 1965 pun menjadi “terompet kematian” untuk lakon Gerwani dan gerakan keperempuanan di Indonesia.

Lakon Gerwani secara sistematis ditamatkan oleh Orde Baru dengan penciptaan stigma dan manipulasi sejarah. Politik seksual jadi kunci penghancuran. Buku ini ada dalam pergulatan makna sejarah dengan bantahan-bantahan keras dan kritis. Wieringa menghadirkan buku ini sebagai suguhan memikat untuk membuat pembaca mau menilik sejarah dengan gairah tanpa harus jinak oleh represi sejarah produksi Orde Baru.

=====
Judul: Penghancuran Gerakan Perempuan: Politik Seksual di Indonesia Pascakejatuhan PKI
Penulis: Saskia Eleonora Wieringa
Penerjemah: Harsutejo
Penerbit: Galang Press, Yogyakarta
Cetakan: 2010
Tebal: 542 halaman
Peresensi: Bandung Mawardi

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae