Sabtu, 07 Februari 2009

9 Pertanyaan untuk Sapardi Djoko Damono: "Sastra Menciptakan Dunianya Sendiri"

Grathia Pitaloka
http://jurnalnasional.com/

HAMPIR 30 tahun Sapardi Djoko Damono bergaul dengan hujan, tetapi ada saja rahasia yang belum ia ungkap dari jarum-jarum air itu. Lelaki yang Maret mendatang genap berusia 69 tahun ini sadar makna hujan tak seutuhnya dapat diringkus dalam bahasa.

Mungkin sunyi adalah salah satu isyarat yang berhasil ditangkap Sapardi dari hujan. Bersama sunyi, sulung dari dua bersaudara ini melatih kepekaan inderanya untuk lebih sensitif. Berlatih untuk dapat mendengarkan denting yang paling lembut.

Dari sunyi itu juga sebagian puisi Sapardi lahir. Karya yang disebut oleh banyak orang sebagai puisi liris karena memproses perkembangan pikiran dan perasaan yang subtil. Berikut petikan obrolan Sapardi dengan Jurnal Nasional di Jakarta, beberapa waktu lalu.

1. Apa kesibukan Anda sekarang?

Saat ini saya sedang menikmati hidup. Saya tidak lagi mengajar atau memegang jabatan tertentu sehingga lebih punya banyak waktu untuk kegiatan-kegiatan personal seperti menulis, melukis, atau bermain musik. Saya terus menulis karena dengan itu saya dapat terus belajar. Saya tidak ingin berhenti pada satu titik saja. Oleh karena itu, saya mewajibkan diri untuk terus berproses supaya saya bisa terus berkembang.

2. Apa ada rencana untuk meluncurkan buku baru atau membuat pameran?

Rencananya dalam waktu dekat saya akan meluncurkan dua kumpulan sajak saya. Beberapa puisi pernah dimuat di harian ibu kota. Beberapa teman juga mengajak saya untuk membuat pameran lukisan, tetapi tawaran itu belum saya terima.

3. Anda membutuhkan waktu khusus untuk berkarya?

Tidak. Saya tidak memerlukan waktu atau tempat khusus untuk menulis. Saya juga tidak pernah mematok berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah karya. Semuanya saya biarkan mengalir. Berjalan sesuai proses. Oleh sebab itu, karya-karya saya, terutama puisi, tercipta dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Ada yang lahir dalam waktu singkat, namun ada pula yang membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun. Saya punya kebiasaan untuk terus-menerus memperbaiki agar dapat menghasilkan yang terbaik.

4. Menurut Anda bagaimana kondisi sastra Indonesia saat ini?

Saya rasa sastra Indonesia saat ini sedang berada pada kondisi yang menggembirakan. Banyak lahir para penulis baru yang memberikan warna segar di dunia sastra Tanah Air. Banyaknya karya sastra dari luar yang masuk ke Indonesia juga turut memacu kemajuan sastra Tanah Air. Para penulis jadi memiliki lebih banyak literatur dan tidak menjadi katak dalam tempurung.

5. Bagaimana pendapat Anda mengenai komentar bahwa pembaharuan puisi Indonesia terhenti pada Afrizal Malna?

Kita tidak bisa mengharapkan pembaharuan akan muncul setiap saat. Pembaharuan itu dapat terjadi dalam waktu bertahun bahkan, berpuluh tahun. Dulu pada awal tahun 90-an Afrizal Malna melakukan pembaharuan dengan sajak-sajaknya, tetapi pembaharuan itu tidak berdiri sendiri melainkan bagian dari proses.

Setelah Afrizal pembaharuan terus berlanjut. Itu dapat dilihat pada sajak-sajak Joko Pinurbo. Setelah itu saya yakin pasti akan lahir lagi penyair yang membuat pembaharuan. Sastra itu sebuah proses panjang yang berjalan dengan pelan. Perubahannya terjadi sangat lembut dan mesti dilihat secara cermat.

Akhir-akhir ini saya sering membaca surat kabar dan menemukan banyak anak muda yang memiliki potensi. Bisa berkembang atau tidak tergantung kemauan mereka untuk belajar. Untuk menjadi penulis yang baik, seseorang harus rajin membaca. Membaca membuat seseorang menjadi kritis dalam berpikir. Kekritisan itu penting dalam proses belajar karena jika tidak mereka tidak akan naik tingkat.

6. Apakah untuk membuat sesuatu yang baru harus "membunuh" yang sudah ada sebelumnya?

Jangan menyamakan sastra dengan olahraga. Untuk mengalahkan rekor loncat satu meter seseorang harus loncat minimal dua meter. Dalam sastra tidak seperti itu, menurut saya itu absurd. Kalau pun sudah "dibunuh" saya rasa semua orang setuju jika karya Chairil masih tetap memikat. Sastra itu sebuah labirin proses, satu sama lain berkembang tidak dengan saling mematikan.

7. Bagaimana dengan kondisi sastra daerah saat ini?

Tidak menyenangkan. Jarang sekali majalah atau buku yang terbit dalam bahasa daerah. Kalau pun ada peredarannya tidak begitu luas dan biasanya hanya untuk kalangan terbatas. Oleh karena itu, banyak penulis lebih memilih untuk menulis dalam bahasa Indonesia.

Menurut saya itu adalah sesuatu hal yang tidak bisa dipaksakan, bahkan suatu saat mungkin harus direlakan. Hakikat dari sebuah bahasa dia akan ada kalau terus dipakai dan perlahan akan punah bila tidak digunakan.

8. Apa punahnya sastra daerah bermuara dari butanya generasi muda terhadap bahasa daerah?

Sekarang kita sehari-hari komunikasi pakai bahasa apa? Tayangan televisi pakai bahasa apa? Koran-koran pakai bahasa apa? Saya rasa wajar jika mereka lebih akrab dengan bahasa Indonesia karena memang itulah yang sehari-hari mereka gunakan. Memang dalam perjalanannya pasti ada korban. Tetapi, korban di sini tidak dalam konteks baik buruk karena beberapa bahasa di dunia juga mengalami hal yang serupa, punah. Saya rasa kepunahan merupakan sesuatu hal yang biasa, tidak perlu ditangisi. Namun, kalau masih ada yang mau mempertahankan ya bagus.

9. Benarkah sastra daerah memperkuat perkembangan sastra Indonesia?

Kita tidak bisa memperkuat satu jenis sastra melalui sastra lain. Sastra menciptakan dunianya sendiri. Satu sama lain memang jadi bagian yang tidak terpisahkan, namun tetap tidak terjalin satu hubungan yang saling menguatkan. Sastra satu tidak bisa menyumbang untuk sastra lain.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae