Minggu, 18 Januari 2009

Sastra dan Perubahan Sosial

Andaru Ratnasari
http://www.surabayapost.co.id/

26 November 2008 lalu, HU Mardi Luhung, penyair Gresik, di hadapan mahasiswa Sastra Indonesia Unesa dalam mata kuliah Proses Kreatif mengaku terheran sendiri dengan puisi yang diciptakan. Salah satu puisinya menggambarkan Bawean. Setelah dimuat di koran nasional barulah dia berjalan-jalan ke Bawean. Maka ia seperti melihat puisi yang ditulisnya. Padahal, Henry (Panggilan Mardi Luhung) belum pernah menginjak kakinya di Bawean.

Sementara itu, dalam seminar Festival Surabaya 2006 lalu, seorang hadirin bertanya, “Apa manfaat membaca karya sastra? Saya tidak merasakan manfaatnya.” Pertanyaan ini juga muncul di seminar proses kreatif, dan tentunya banyak pihak lain mempunyai pertanyaan sama.

Berangkat dari dua peristiwa seminar itu, sebenarnya permasalahan itu adalah suatu rangkaian yang tidak terpisahkan. Dalam kesempatan itu, Nirwan Dewanto berusaha menjawab sendiri bahwa belajar sastra tidak akan ada manfaatnya apabila seseorang hanya menghafal, letterlijk, sebagaimana sering terjadi di sekolah-sekolah.

Bagi Dewanto yang terpenting adalah membaca. Dengan membaca, seseorang dapat mencapai apa yang dinamakan “Human Literacy”. Dengan mencapai Human Literacy, seseorang menjadi berbudaya, mampu berpikir abstrak, dan “cultured.”

Kalau ingin contoh, lihatlah, misalnya, perkembangan awal sastra Indonesia modern diawali oleh Angkatan Balai Pustaka dan dilanjutkan Angkatan Pujangga Baru. Para pengarang kedua angkatan itu, antara lain Marah Rusli, Abdul Muis, dan Sutan Takdir Alisjahbana melalui karya sastra mereka masing-masing telah berhasil membuka mata kesadaran para pemuda pada waktu itu mengenai pentingnya modernisasi, emansipasi, dan hasrat untuk mencapai kemajuan. Langsung atau tidak, mereka juga telah berhasil membangkitkan kesadaran akan pentingnya berbangsa dan bernegara.

Hal ini juga berlaku bagi bangkitnya Perang Saudara di Amerika. Pemicunya, Harriet Beecher Stowe, pengarang Uncle Tom’s Cabin. Karya Stowe telah mendorong berkembangnya kesadaran sistem perbudakan kulit hitam di Amerika Serikat. Kesadaran ini, langsung atau tidak, telah berhasil memicu Perang Saudara di Amerika.

Begitu pun wawasan sastra penyair negro, Aimee Cesaire, melahirkan gagasan negritude. Kebanggaan kenegroan mereka kemudian berkembang menjadi semboyan Black is Beautiful—kini telah berakar kuat di kalangan negro, baik bekas penjajahan Prancis, maupun yang merasa tertindas di Amerika Serikat. Temannya, Leopold Senghor, mantan Presiden Republik Senegal, juga memperkuat wawasan sastra negritude ini. Poema del Cid, sebuah karya sastra lama Spanyol, telah memberi inspirasi pada rakyat Castilla untuk merebut tanah air mereka dari kekuasaan orang Arab. Behind the Mast, melukiskan nasib malang para pelaut Amerika di masa kapal besar mengarungi samudera dunia, berhasil mendorong pemerintah mengadakan penyelidikan dan mengeluarkan peraturan-peraturan untuk lebih melindungi para pelaut.

Tak mudah untuk disangkal, cerita Animal Farm dan 1984 karya George Orwell mencemooh dengan pedas riwayat sebuah revolusi. Khususnya, revolusi sosialis sebagaimana terbukti di Uni Soviet tahun 1917. Sindiran tajam pada kediktatoran pengontrolan segala sikap tingkah laku, perbuatan, perkataan, gerak-gerik, dan pikiran masyarakatnya merupakan sebagai peringatan kuat terhadap kebangkitan kekuasaan-kekuasaan totaliter.

Begitu pula Oliver Twist karya Charles Dickens. Terceritalah, Oliver, anak yatim piatu, harus keluar dari asrama piatu karena makanannya kurang. Sesampainya di London, ia malah jatuh di tangan penjahat dan dijadikan pencopet kecil. Karena Oliver Twist-lah, kaum politikus di parlemen mengadakan penyelidikan sosial masyarakat bawahan Inggris pada abad ke-19 dan melahirkan undang-undang sosial penting—golongan tertentu, terutama anak-anak yatim piatu di asrama-asrama kurang terurus, pekerja anak-anak tak terurus keselamatannya.

Lihat pula Alexander Solzhenitsin, Nobelis 1970, dalam karyanya One Day in The Life of Ivan Denisovich (1962). Karya ini telah berhasil secara jitu menggambarkan penderitaan bangsanya, lewat penderitaan dalam penjara. Novel ini berkisah tentang diri pesakitan Shukhov di penjara Rusia sejak pagi buta sampai matahari tenggelam. Penjara Solzhenitsin sebenarnya juga penjara Rusia dalam arti besar, pemerintahan Stalin. Kekuasaan kaku, keras dan dingin jauh dari rasa kemanusiaan serta kekurangan makanan terekam dalam miniaturnya, penjara. Shukhov adalah simbol Rusia dan penjara adalah simbol pemerintahannya.

Turgenev, Chekov, Dostoyevsky, dan Solzynitzin berdiri dalam waktu dan sejarah, menulis tidak hanya tentang manusia Rusia tetapi juga tentang nasib Rusia sendiri. Peranan pengarang-pengarang Rusia ini mendorong Gorbachev melontarkan ide glasnost ‘keterbukaan’ dan perestroika ‘mengubah struktur’.

Kekuatan apa dalam diri pengarang hingga menggerakkan perubahan sosial? Bagi H.B Jassin, kesusastraan satu urusan serius. Dalam keseriusan itulah seorang sastrawan menjadi sastrawan; bukan sekadar bekerja sebagai sastrawan.

Awal Juni 1943 Penyair Chairil Anwar berpidato di Angkatan Baru Pusat Kebudayaan di Jakarta. Ia menyebut bahwa seni cipta adalah soal hidup dan mati. Chairil menegaskan bahwa kesusastraan—biarpun sepotong sajak—bukanlah sekadar ilham atau dorongan tiba-tiba. Kesusastraan adalah hasil proses berjerih payah malah tiap orang yang pernah menulis karya sastra tahu bahwa ini bukan sekadar soal keterampilan teknik melainkan proses keterkurasan pengerahan batin terbaik dari diri seseorang. William Faulkner, Nobelis 1949, mengatakan pengarang yang baik: “99% bakat, 99% disiplin, 99% kerja! Seutuhnya, semua itu mendorong sastrawan menulis dan menyatakan kebenarannya.

Sementara itu, tengoklah sastrawan Praha, Vaclav Havel, dipenjarakan 1979—1983. Dosanya: ia menulis kepada Husak, Presiden Cekoslowakia, mengingatkan bahwa pada akhirnya rakyat yang tertekan akan menuntut harga bagi “tindakan secara permanen merendahkan martabat manusia.”

Ia dianggap subversif. Tapi 12 tahun kemudian terbukti. Rakyat merontokkan pemerintah yang membungkam mulut-hati-pikiran manusia itu. Husak tumbang. Orang berteriak seru Vaclav Havel sebagai pengganti presiden.

Demikian juga kebrutalan orang-orang Serbia, kasus Bosni Herzegovina tahun 80-an. Hal demikian sudah tampak pada kecerdikan dan kelicikan orang-orang Serbia dalam tokoh Bluntschli, serdadu bayaran, orang Serbia dalam drama karya George Bernard Shaw (1856-1950, Irlandia), Arms and The Man tahun 1894.

Tidak terlalu gegabah jika dikatakan dalam kreativitas sastrawan, ditemukan perseptif, perspektif dan prediksi, tentang mana terpenting dan bermakna demi kehidupan manusia di hari ini dan esok; masa sekarang dan masa mendatang. Goenawan Mohamad juga mengatakan, “Mengetahui masa depan memang sesuatu dasyat. Mengira-ngiranya saja telah membuat permukaan bumi berubah.”

Maka tidak salah jika iklan koran nasional memilih gambar sastrawan Chairil Anwar dan Soe Hok Gie. Kata Budi Darma, dengan melihat ikon sastrawan-sastrawan tertentu, kita tahu bobot koran itu. Mengapa ikon dari sastrawan? Tidak lain, dan tidak bukan sasta bisa menggerakan pemikiran dan peradaban manusia.

*) Pemerhati sastra, (pengajar LB Unesa dan STKIP Bangkalan, menetap di Surabaya).

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae