Selasa, 20 Januari 2009

Merdeka

Putu Wijaya
http://putuwijaya.wordpress.com/

Sungguh aneh suasana perayaan hari kemerdekaan yang ke-63, karena ditandai oleh bukan hanya kibaran sang saka. Berbagai umbul-umbul dengan kain warna-warni plus bendera-bendera partai berseliweran di mana-mana. Kadang di beberapa kawasan bahkan bendera-bendera partai nampak lebih seru berkibar.

Amat ingin sekali mencabuti bendera-bendera itu, karena ia hanya ingin ada dua warna, merah dan putih minimal satu minggu sebelum dan sesudah peringatan hari proklamasi.

“Kalau bisa bahkan seharusnya sebulan penuh. Agustus harus dijadikan bulan berkibarnya hanya sang saka dwi warna. Bendera-bendera lain, kecuali bendera-bendera negeri sahabat, mesti tahu diri, mundur dulu. Apalagi tahun ini genap 100 tahun kebangkitan Nasional. Mestinya kita semua lebih mengedepankan kepentingan bersama!”kata Amat gemas.

Bu Amat dengan susah payah berusaha meredam kemarahan suaminya. Karena kalau itu dibiatkan lepas, bisa menimbulkan perkara.

“Kita mesti sadar kepada situasi sekarang, Pak,”kata Bu Amat, “tak usah terlalu melebih-lebihkan semangat perjuangan Bapak di masa lalu itu. Sekarang masa orang lebih memperjuangkan kepentingan diri sendiri dan golongan. Kalau tidak hati-hati bisa-bisa kita digilas!”

Amat mengerti.

“Memang, aku juga tidak sungguh-sungguh mau membersihkan jalan-jalan itu dari bendera partai. Karena walau pun kota diamuk oleh bendera-bendera partai menjadi lautan politik, tetapi semangat kebangsaan di dalam paling sedikit jiwaku tidak akan pernah padam. Bahkan justru tambah menggebu-gebu. Sekaranglah di saat orang sudah lupa pada kepentingan bersama, perasaan berkorbanku untuk kebersamaan semakin berkobar. Jadi aku justru berterimakasih pada bendera-bendera itu, karena membuat aku semakin cinta pada Tanah Air sementara banyak orang kian bejat!”

Malam hari Ami yang mendengar komentar Amat, menghampiri.

“Ami dengar Bapak sudah menyerah sekarang?!” kata Ami bertanya dengan nada menuduh..

Amat terpesona. Ia memandang Ami tajam.

“Kamu bilang apa?”

“Saya dengar Bapak sudah menyerah!”

“Siapa bilang?”

“Habis katanya Bapak dulu marah sebab kegairahan mengibarkan bendera merah-putih kalah dengan jor-joran pengibaran gendera partai politik.”

“Betul!”

“Kalau betul, kenapa sekarang adem ayem?”

“Adem ayem bagaimana maksudmu?”

“Bapak tidak lihat bendera yang dikibarkan rumah bertingkat tiga milik orang kaya itu?”

“Maksudmu dia mengibarkan bendera partai?”

“Ya.”

“Ya itu hak dia.”

‘Tapi bendera partainya begitu besar dan megah, sementara bendera merah putihnya itu sepele sekali. Jangan-jangan itu bendera yang pernah kita buang dulu karena ukurannya terlalu kecil dan warnanya juga sudah belel!”

“Masak?”

“Coba Bapak lihar!”

Amat tergugah. Meskipun sudah hampir jam 10 malam, ia keluar dari rumah. Dengan bernafsu ia pergi ke rumah bertingkat tiga milik orang kaya itu. Dan betul. Di depannya nampak bendera partai. Lalu agak ke samping bendera merah putih yang barangkali besarnya hanya seperlima dari bendera partai. Warnanya pun sudah lusuh.

Tiba-tiba Amat merasa amat tersinggung. Darahnya mendidih. Tanpa perhitungan lagi, lalu dia memujit bel di gerbang.

“Selamat malam, pak Amat.”kata tuan rumah menyambut Amat dengan ramah.

Amat memasang muka seribu.

“Selamat malam.”

“Silakan masuk, Pak Amat.”

“Terimakmasih, saya tidak bermaksud untuk mengganggu ketenangan Bapak bertamu malam-malam begini, tetapi hanya mau bertanya.”

Orang itu tertegun.

“Menanyakan apa Pak Amat?”

“Ini bukan protes. Bukan juga kritik. Saya tidak mau mengganggu kebebasan Bapak, sebab kita hidup di alam demokrasi. Dan kita sama-sama mengerti apa arti kemerdekaan.”

Orang kaya itu tersenyum.

“Tentu saja pak Amat.”

“Saya tidak bermaksud untuk merecoki, tapi hanya sekedar bertanya saja. Sama sekali bukjan menyindir. Kalau pertanyaan saya tidak dijawab pun saya mengerti. Karena itu bagian dari kemerdekaan. Saya hanya tidak bisa menahan diri saya untuk bertanya. Boleh?”

Orang kaya itu tersenyum karena tidak mengerti.

“Tentu saja boleh, Pak Amat.”

“Bapak jangan tersinggung.”

“Kenapa mesti tersinggung, kan Pak Amat tadi bilang hanya bertanya.”

“Persis, hanya sekedar bertanya. Saya penasaran, saja ingin tahu. Apa sebenarnya motivasi atau tujuan, atau jangan-jangan karena ketidaksengajaan. Siapa tahu Bapak sendiri juga kurang periksa. Betul tidak?”

Orang kaya itu terdiam. Lalu menarik nafas dalam. Kemudian mengubah suaranya lembut.

“Pak Amay, begini. Saya sebenarnyta sejak awal sudah khawatir kalau akan terjadi apa-apa. Tetapi karena waktunya semakin mendesak, momentumnya nanti bisa hilang, saya terpaksa memberanikan diri saja untuk bertindak. Tetapi Pak Amat harap mengerti, segbenarnya sama sekali tidak ada maksud apa-apa. Tidak ada motivasi apa-apa. Semuanya saya lakukan dengan ikhlas dan jujur.”

Amat terkejut.

“Ikhlas dan jujur? Masak?”

“Betul.”

“Maaf, saya tidak percaya!”

“Betul Pak Amat. Saya lihat komunitas kita ini dihuni oleh semua orang yang sopan-sopan dan baik. Sayang sekali kalau kita membiarkan masyarakat menyekolahkan anak-anaknya jauh. Biarlah kita dirikan bukan saja TK dan SD tapi juga SMP dan SMA bahkan kalau disetujui nanti juga akademi kejuruan. Karena itu saya beranikan untuk menyumbang 5 milyar, agar pembangunan sekolah itu bisa diteruskan daripada nanti hambruk karena sudah 3 tahun terbengkalai. Jadi begitu. Tak ada maksud apa-apa. Sama sekali tak ada keinginan saya untuk menguasai atau menyinggung warga semuanya yang sudah begitu baik menerima saya sebagai anggota di sini. Begitu, Pak Amat.”

Amat tertegun. Kepalanya pusing. Ia melirik ke samping. Ia melihat bendera partai yang besar itu bergerak sedikit disentuh angin malam. Ia menoleh ke samping yang lain. Terlihat sang saka, meskipun kecil, belel, tapi berkibar lebih gesit dan gagah. Amat tak mampu mengatakan apa-apa. Ia mati langkah.

Lalu Anat mengulurkan tangannya untuk berjabatan sambil berbisik lirih:.

“Saya datang hanya untuk mengucapkan terimakmasih.”

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae