Wayan Sunarta
http://www.sinarharapan.co.id/
Hampir semua penduduk di kota kecil itu, terutama kusir dokar dan penjaja batu akik, mengenal lelaki tua yang suka menenteng tas kresek itu.
Di kalangan kusir dokar, lelaki tua yang tubuhnya masih sehat dan tegap itu, biasa dipanggil Landu. Sedangkan di kalangan penjaja batu akik, lelaki yang topinya hampir tidak pernah lepas dari kepalanya itu, suka dipanggil Ambu.
Begitulah, lelaki yang cenderung pendiam itu, memiliki dua nama kesayangan: Landu dan Ambu. Landu adalah Ambu, dan Ambu tiada lain adalah Landu. Namun, sesungguhnya tak seorang pun penghuni kota yang tahu nama asli lelaki tua yang berwajah bersih namun cenderung melankolis itu. Meski Landu sudah hampir setahun gentayangan di kota itu.
Sebagaimana nama aslinya, tak seorang pun penghuni kota yang tahu apakah Landu memiliki keluarga atau sanak famili. Apakah ia punya anak atau cucu? Apa pekerjaannya? Bahkan rumah lelaki tua itu pun penghuni kota tidak tahu-menahu. Dan memang penghuni kota yang ramah-ramah itu tidak begitu mempersoalkannya. Yang penting Ambu tidak membuat keonaran atau mengganggu ketenteraman kota.
Namun kemisteriusan Landu bukannya tidak mengundang rasa ingin tahu dan penasaran. Mereka tahu lelaki tua yang sudah pantas disebut kakek itu termasuk orang yang sangat baik, ramah, sabar dan santun pada penghuni kota. Misalnya, ketika berpapasan di jalan dengan warga kota, Landu selalu senyum kecil, dan setelah itu dengan tergesa-gesa melanjutnya langkahnya yang panjang-panjang. Tidak banyak cakap, hanya senyum kecil saja. Dan warga kota sudah lama memakluminya. Namun rasa penasaran terhadap sosok Landu telah menghinggapi pikiran-pikiran anak-anak muda kota itu.
Namanya juga anak muda, seringkali suka pada hal-hal yang berbau petualangan dan misteri. Maka beberapa anak muda pernah melacak jejak Landu, untuk sekadar mengetahui di mana lelaki tua itu menghentikan langkahnya dan membuka daun pintu dan disambut oleh cucu-cucunya yang mungkin saja masih kecil-kecil. Namun sayang, kaki Ambu bukannya melangkah ke arah rumah atau yang menyerupai rumah. Dari kejauhan, dengan kecewa anak-anak muda itu melihat Landu menghentikan langkahnya pada sebuah tikungan, dan asyik bercengkerama dengan para kusir dokar.
Di pangkalan dokar itulah Landu biasanya menghabiskan waktunya, hanya dengan ngobrol, atau sekadar mengusap-usap kepala kuda. Dan biasanya, kuda-kuda itu selalu menanti belaian lembut tangan Landu. Pada saat-saat seperti itu tampak darah keayahan Landu mengalir memenuhi wajahnya yang bersih. Dan kuda-kuda itu lebih meyerupai anak-anak yang mengeluh pada ayah karena letih seharian bekerja.
Landu lebih memahami perasaan kuda ketimbang para kusir yang kerjanya hanya melecut dan memaksa kuda-kuda itu bekerja siang-malam. Namun Landu tidak terlalu berani, atau lebih tepatnya tidak sampai hati, menyampaikan keluhan kuda-kuda itu kepada kusirnya. Baginya, kuda dan kusir sama-sama menderita, hanya berbeda peranan saja. Apalagi ketika bemo dan tukang ojek mulai menggeser peranan dokar di kota kecil itu, pendapatan kusir menurun drastis, dan mereka sering pula mengeluh kepada Landu yang dianggapnya lebih bijaksana memandang suatu hal. Dan biasanya Landu akan menampung keluhan mereka dalam diam.
Beberapa anak muda yang masih memeram rasa penasaran belum mau menyerah, ingin mengetahui siapa sebenarnya Landu yang misterius itu. Maka suatu hari, mereka kembali mengikuti jejak Landu. Dan mereka kembali menemui kekecewaan. Mereka tidak pernah menemukan di mana rumah Landu sebenarnya. Mereka hanya melihat jejak Landu berakhir di kerumunan orang yang asyik meneliti batu-batu akik di sebuah pasar kecil.
Ambu sangat menyukai batu-batu akik. Ia suka menikmati warna-warninya, syukur-syukur di antaranya ada yang bertuah, misalnya bisa menyembuhkan suatu penyakit, mengusir roh jahat, atau membuat pemakainya bisa menghilang sesuai keinginan. Namun Ambu belum pernah menemui batu akik yang memiliki khasiat khusus itu. Ia lebih sering menikmati warna-warni batu-batu akik itu yang mengingatkannya pada lukisan-lukisan abstrak milik seorang kawannya.
Penjaja batu akik tidak pernah kesal, meski Ambu tidak pernah membeli sebutir akik pun. Beberapa penjaja batu akik sering mengajak Ambu berdiskusi tentang makna-makna batu akik yang dijualnya. Mereka mengira Ambu seorang tokoh atau penganut aliran spiritual tertentu yang telah mencapai tingkat ilmu tinggi karena wajahnya yang seakan bercahaya itu. Ambu berkali-kali menjelaskan bahwa ia hanya manusia biasa yang tidak memiliki kelebihan apa-apa. Namun, justru sikap rendah hati yang dianggap berlebihan itu malah meyakinkan para penjaja batu akik bahwa Ambu bukan manusia sembarangan. Maka terpaksa Ambu harus meladeni pertanyaan-pertanyaan berbau magis penjual batu akik dengan menjawab sekenanya saja.
Ke mana pun Landu melangkah, tas kresek berwarna hitam selalu setia menemani tangannya. Tak seorang pun tahu apa isi tas kresek itu. Bahkan, ketika Landu lewat di depan segerombolan anak muda pengangguran yang asyik main gitar sambil minum arak, beberapa anak muda malah membuat tebak-tebakan mengenai isi tas kresek itu.
”Ayo, siapa yang tahu, apa isi tas kresek kakek itu!” anak muda setengah gondrong melontarkan tebakan itu.
”Mana kita tahu! Periksa saja sendiri!” jawab kawannya yang bermata sipit.
”Paling-paling juga sirih dan tembakau!” ujar yang bermain gitar.
”Jangan-jangan uang! Siapa tahu kakek itu orang kaya yang lagi menyamar!” ujar anak muda yang lengannya penuh tatto.
”Ya. Bisa jadi ia seorang investor, atau mungkin mantan koruptor yang bersembunyi di kota kita!” kata anak muda kurus berkacamata agak tebal.
Maka begitulah, tak seorang pun tahu apa isi tas kresek warna hitam yang suka ditenteng Landu ke mana-mana itu. Dan sungguh suatu pekerjaan yang tidak ada gunanya menebak-nebak isi tas yang dibawa seseorang. Namun, lambat laun rasa penasaran terhadap isi tas kresek itu sama kuatnya dengan keingintahuan perihal asal-usul lelaki tua aneh itu.
Di luar dugaan, beberapa anak muda yang terkenal bandel dan suka bikin onar di kota itu, merencanakan suatu niat jahat. Mereka akan mencegat lelaki tua itu di jalan sepi dan merampok tas kresek yang suka ditentengnya ke mana-mana itu. Dua anak muda bandel menguntit lelaki tua itu. Mereka mengawasi Landu yang bersiul-siul keluar dari sebuah bank kecil sambil menenteng tas kresek. Keyakinan mereka bertambah kuat bahwa tas kresek itu berisi uang, mungkin jutaan rupiah.
”Apa kubilang! Tas kresek itu pasti berisi uang!” ujar yang bertatto kepada kawannya yang setengah gondrong.
”Bila berhasil merebut tas kresek itu, kita akan kaya dan bisa minum berbotol-botol bir di kafe dengan ditemani beberapa wanita cantik!” sahut kawannya tak kalah seru.
Anak-anak muda bandel itu terus menguntit. Merasa ada yang mengikuti, Landu terus mempercepat langkahnya. Di sebuah pertigaan anak-anak muda bandel itu kehilangan jejak. Merasa buruannya hilang, mereka mengumpat tidak karuan. Yang lengannya bertatto merasa yakin kalau lelaki tua itu memiliki ilmu menghilang.
Namun keberuntungan tidak selamanya berpihak pada Landu.
Maka, pada hari yang naas, ketika Landu sedang asyik menikmati ayunan langkahnya di sebuah jalan kota yang sepi, dua pengendara motor menyambar tas kreseknya. Belum tuntas kagetnya, pengendara motor yang mengenakan helm cerobong telah tancap gas dengan kecepatan yang sulit diikuti mata, apalagi mata tuanya yang agak rabun. Beberapa menit Landu hanya bisa terpana di pinggir jalan yang meninggalkan kepulan debu dari motor yang ngebut itu.
Tubuh Landu merasa lemas. Sembari membetulkan letak topinya yang agak miring, tampak wajahnya penuh kemurungan. Sesuatu yang sangat berharga, seakan melebihi uang jutaan rupiah, telah dirampas oleh pengendara motor itu.
***
Sementara itu, di sebuah tegalan yang jauh dari keramaian, beberapa anak muda dengan harap-harap cemas membelalakkan mata pada tas kresek hasil rampasan. Anak muda yang lengannya bertatto tidak sabaran merobek tas kresek. Beberapa bendel kertas menyembul. ”Setan! Kita telah ditipu. Tidak ada uang!” umpatnya.
Anak muda yang setengah gondrong mencoba mengorek-orek isi kresek, kemudian menggerutu seraya menendang tas kresek hingga kertas-kertas berhamburan ke udara. ”Sialan! Hanya sebendel puisi! Agaknya kita telah merampok seorang penyair. Sialan!”
Kejadian dramatis itu diakhiri dengan lumayan indah oleh anak muda yang berkacamata tebal. Dengan sigap ia menangkap selembar kertas yang melayang-layang di udara, mencoba membaca isinya dengan gaya deklamasi: cintalah yang membuat diri betah untuk sesekali bertahan…sewaktu-waktu mesti berjaga dan pergi, membawa langkah ke mana saja.1***
1 Baris puisi itu berjudul ”Melodia” karya penyair legendaris Umbu Landu Paranggi. Ke mana pun berjalan, penyair ini suka sekali menenteng tas kresek warna hitam yang mungkin saja berisi kertas-kertas puisi.
* Judul ini diinspirasi dari judul novel Lelaki Tua dan Laut karya Ernest Hemingway.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Anzieb
A. Azis Masyhuri
A. Dahana
A. Mustofa Bisri
A. Muttaqin
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S Laksana
Aan Frimadona Roza
Aang Fatihul Islam
Abd. Rahman Mawazi
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Kirno Tanda
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman Wahid
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Achmad Sunjayadi
Adek Alwi
Adhy Rical
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adin
Adzka Haniina Al Barri
AF. Tuasikal
Afnan Malay
AG. Alif
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan MN
Agung Poku
Agus Aris Munandar
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Subagyo
Agus Salim
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Naufel
Ahmad Sahal
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Alang Khoiruddin
Alex R Nainggolan
Alfred Tuname
Ali Irwanto
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alvi Puspita
Amandus Klau
Amel
Amien Kamil
Anam Rahus
Andaru Ratnasari
Andong Buku #3
Angela
Anggraini Lubis
Anindita S Thayf
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Ari Pahala Hutabarat
Arie MP Tamba
Arif Bagus Prasetyo
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Juanda
Asep Salahudin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh Sabena
Astrid Reza
Atmakusumah
Awalludin GD Mualif
Awan Abdullah
Ayi Jufridar
Azyumardi Azra
B Sugiharto
Badrut Tamam
Bagja Hidayat
Bahrul Ulum A. Malik
Bakdi Soemanto
Balada
Bambang kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Baskara T Wardaya SJ
Bayu Agustari Adha
Bayu Ambuari
Beni Setia
Benny Arnas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Berto Tukan
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Bonnie Triyana
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiarto Shambazy
Buldanul Khuri
Catatan
Cecep Syamsul Hari
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
Chamim Kohari
Chandra Iswinarno
Cover Buku
D. Zawawi Imron
Dadan Sutisna
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Damanhuri
Damar Juniarto
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danang Probotanoyo
Danarto
Daniel Paranamesa
Dareen Tatour
Darju Prasetya
Darma Putra
Darwis Rifai Harahap
Dayat Hidayat
Dede Kurniawan
Deepe
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dhewi Susanti
Dian Hartati
Diana AV Sasa
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Djunaedi Tjunti Agus
Doan Widhiandono
Doddy Hidayatullah
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donatus Nador
Donny Anggoro
Dr Junaidi
Dr. Simuh
Dwi Cipta
Dwi Pranoto
Dwi Wahyu Handayani
Dwicipta
Dyah Ratna Meta Novi
Edeng Syamsul Ma’arif
Eduard Tambunan
Edy Firmansyah
Edy Sartimin
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Hendri Saiful
Ellyn Novellin
Elokdyah Meswati
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Endhiq Anang P
Endi Biaro
Esai
Eva Dwi Kurniawan
Evan Ys
Evi Idawati
Evieta Fajar
F Rahardi
F. Rahardi
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Fanani Rahman
Fatah Yasin Noor
Fatkhul Anas
Fatmin Prihatin Malau
Fauzan Al-Anzhari
Fenny Aprilia
Festival Gugur Gunung
Fikri. MS
Firdaus Muhammad
Fransiskus Nesten Marbun ST
Franz Kafka
Free Hearty
Furqon Abdi
Gde Artawan
Gerakan Literasi Nasional
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Noy
H. Rosihan Anwar
Hadi Napster
Halim HD
Hamdy Salad
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasanudin Abdurakhman
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hastho Suprapto
Hawe Setiawan
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Hendra Sugiantoro
Hendriyo Widi
Henry H Loupias
Heri CS
Heri Latief
Herman Hasyim
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Lamongan
Hesma Eryani
Hikmat Gumelar
Hilyatul Auliya
Hudan Hidayat
Hujuala Rika Ayu
Humam S Chudori
I Nyoman Suaka
I Nyoman Tingkat
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Idha Saraswati
Idris Pasaribu
Igk Tribana
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Ilham Q. Moehiddin
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian koto
Inggit Putria Marga
Irman Syah
Isbedy Stiawan ZS
Ismi Wahid
Istiqomatul Hayati
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Komindo
Iwan Kurniawan
J. Sumardianta
Jamrin Abubakar
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jejak Laskar Hisbullah Jombang
Jenny Ang
Jihan Fauziah
Jimmy Maruli Alfian
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Joni Lis Efendi
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf A.N
Kalis Mardi Asih
Karkono
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Katrin Bandel
Kenedi Nurhan
Khawas Auskarni
Khoirur Rizal Umami
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kusno
Kuswaidi Syafi’ie
L.N. Idayanie
Laksmi Pamuntja
Lan Fang
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lies Susilowati
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
LP3M Universitas Jember
Lukman Asya
Lutfi Mardiansyah
M Arman AZ
M Hari Atmoko
M. Dhani Suheri
M. Faizi
M. Haninul Fuad
M. Ikhsan
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S.
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Mahmoud Darwish
Mahmud Jauhari Ali
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Hartiningsih
Marlin Bato
Martin Aleida
Marwanto
Maryati
Mas Ruscitadewi
Mashuri
Maya Azeezah
Media: Crayon on Paper
Melani Budianta
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Menggalang Dana Amal
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Mestika Zed
Michael Gunadi Widjaja
Michael Ondaatje
Mihar Harahap
Mikhael Dua
Mila Novita
Misbahus Surur
Misranto
Moch. Faisol
Moh. Asy'ari Muthhar
Muh Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Farhand Muzakki
Muhammad Ghufron
Muhammad Hidayat
Muhammad Marzuki
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammad Yulius
Muhammadun A.S.
Muhibin AM
Muhidin M Dahlan
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Mursai Esten
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Muslim Kasim
Musyafak
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
N. Syamsuddin CH. Haesy
Nanang Fahrudin
Nanang Suryadi
Naskah Monolog
Naskah Teater
Nasru Alam Aziz
Nelson Alwi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nissa Rengganis
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel
Novelet
Novianti Setuningsih
Nu’man ’Zeus’ Anggara
Nunung Nurdiah
Nunuy Nurhayati
Nur Ahmad Salman H
Nur Cholish Zaein
Nur Faizah
Nur Hidayati
Nuraz Aji
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nuriel Imamah
Nurul Anam
Nuryana Asmaudi SA
Ode Barta Ananda
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pameran Lukisan
Pamusuk Eneste
Pandu Radea
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Priyambodo RH
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Dachroni
R. Timur Budi Raja
Rachmat H Cahyono
Radhar Panca Dahana
Rahmi Hattani
Rainer Maria Rilke
Rakai
Rakhmat Giryadi
Rama Prabu
Ramadhan Batubara
Rambuana
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Restoe Prawironegoro Ibrahim
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Rida Wahyuningrum
Ridwan Munawwar
Rilla Nugraheni
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rosdiansyah
Rosidi
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rz. Subagyo
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Saripuddin Lubis
Sastra Pemberontak
SastraNESIA
Sastri Bakry
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seni Rupa
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Si Burung Merak
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Sitor Situmorang
Siwi Dwi Saputro
Sjaiful Masri
Sjifa Amori
SLG STKIP PGRI Ponorogo
Soeharto
Sofian Dwi
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Sri Fitri Ana
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Suci Ayu Latifah
Sudarmoko
Sugeng Satya Dharma
Sujiwo Tejo
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Suseno
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutirman Eka Ardhana
Suwandi Adisuroso
Suyadi San
Switzy Sabandar
Syah A. Lathief
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syifa Aulia
Sylvianita Widyawati
Tamrin Bey
Tan Malaka
TanahmeraH ArtSpace
Taofik Hidayat
Taufik Alwie
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh LR
Teguh Pamungkas
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Th. Sumartana
Theresia Purbandini
Timur Sinar Suprabana
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Tosa Poetra
Toto Gutomo
Tri Wahono
Triyanto triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Ulfatin Ch
Ulil Abshar-Abdalla
Umar Fauzi Ballah
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utami Widowati
Veven Sp. Wardhana
W Haryanto
W.S. Rendra
Wandi Barboy Silaban
Wanitaku-wanitaku
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Wayan Supartha
Wendi
Wildan Nugraha
Wishnubroto Widarso
Wong Wing King
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanto le Honzo
Yasraf Amir Piliang
Yeni Mulyani
Yesi Devisa
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yuli Akhmada
Yulia Sapthiani
Yuliarsa
Yunanto Sutyastomo
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuval Noah Harari
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar