Senin, 01 Desember 2008

GADIS

Humam S Chudori
http://republika.co.id/

Andika masih duduk mematung di ruang tamu. Ia seperti tak percaya pada peristiwa yang baru saja dialaminya. Untuk ke sekian kalinya ia merasa tidak berdaya menghadapi istrinya sendiri.

Terbayang lagi peristiwa yang belum lama berselang, tatkala lelaki yang tengah memanfaatkan cuti tahunan itu bertanya kepada istrinya yang hendak keluar rumah.

"Mau kemana, Ma?" tanya Andika.
"Kalau mau makan beli saja di warung," kata Menik, ketus.
"Yang Papa tanya...."
"Papa tanya seperti itu kan, ujung-ujungnya akan tanya Mama sudah masak belum?" potong Menik, "Iya, kan?"
"Lawan dong, Pa!" seru Gadis, membuyarkan lamunan papanya.
Ayah tiga orang anak itu tersentak. Ia tidak menduga kalau anak sulungnya sudah ada di ruang tamu.

"Di sini Papa kepala keluarga. Papa pemimpin," tambah Gadis.
Andika tetap diam. Masih duduk mematung di kursi.
"Bukan sekali ini Mama berbuat seperti itu kepada Papa, kan?"

Andika tetap bergeming. Ia sudah tidak ingat lagi, sejak kapan Menik berani bicara kasar terhadap dirinya. Yang diingatnya, Menik mulai berubah perangai setelah sering berkumpul dengan ibu-ibu dalam arisan erwe. Setelah Menik bergaul akrab dengan Monika dan Kurnia.

Sejak akrab dengan kedua janda itu Menik mulai berani melawan Andika. Sebetulnya Andika tak ingin istrinya aktif dalam kegiatan erwe. Namun, ia tak mampu melarangnya. Selain merasa tidak enak dengan Sentot, ketua rw, ia tidak ingin cekcok dengan istrinya.

Andika sadar jika dirinya sudah kehilangan kontrol, bisa melakukan apa saja. Bukan hanya barang pecah belah yang dijadikan sasaran pelampiasan kekesalannya. Melainkan juga tubuh istrinya. Tetapi, itu dulu. Sebelum Menik bergaul akrab dengan Kurnia dan Monika.

Anehnya, setelah Andika tidak pernah marah, kelakuan Menik berubah total, sering menantang suaminya. Apalagi setelah Menik tahu jika kekerasan dalam rumah tangga dapat diajukan ke meja hijau. Andaikata suaminya kembali menyakiti dirinya, ia tidak akan segan-segan memperkarakannya ke pengadilan.

"Coba saja Papa berani kasar seperti dulu lagi," kata Menik, tiap kali Andika berbicara agak membentak, "kekerasan dalam rumah tangga bisa diajukan ke pengadilan lho!"

Setelah mendapat ancaman seperti ini, Andika tak mau lagi meladeni istrinya. Tiap Menik bicara keras, Andika memilih diam. Ia tak ingin terpancing. Ia tak ingin melakukan tindakan konyol, menampar Menik seperti dulu, misalnya.

Andika tidak mau menampar istrinya lagi bukan semata-mata karena takut akan diperkarakan oleh Menik. Melainkan ia tidak ingin Gadis sampai tahu kalau papanya melakukan tindak kekerasan terhadap istrinya. Andika khawatir Gadis akan mengalami trauma seperti Miranda.

Kakak sulung Andika itu tidak mau menikah hingga akhir hayatnya. Padahal, banyak pemuda yang berusaha mendekati Miranda. Tetapi, perempuan berkulit kuning langsat itu tidak pernah membuka pintu hatinya. Anak sulung Mariman itu selalu menghindar bertemu pemuda yang mengharapkan dirinya. Berbagai upaya dilakukan Mariman dan istrinya, membujuk Miranda agar mau berumahtangga, tapi gagal.

Apabila ada adiknya yang hendak menikah, Miranda tetap bergeming. Ia seperti tidak pernah punya rasa tertarik pada lawan jenisnya.
"Kalau mau nikah, nikah saja, gak usah mikirin kakak," kata Miranda, tiap kali ada adiknya minta izin hendak menikah.

Andika masih diam. Terbayang lagi perlakuan kasar yang dilakukan Mariman terhadap Hartini. Ya, bukan sekali dua kali Mariman memperlakukan istrinya dengan kasar. Bukan hanya dengan bentakan, hardikan, membanting pintu, atau membuat piring dan gelas pecah berantakan. Adakalanya ia melayangkan tangan ke tubuh istrinya. Hingga tidak jarang orangtua perempuan Andika itu kesakitan dan menangis.

Andika tidak tahu sejak kapan sang bapak berlaku kasar terhadap ibunya. Yang pasti, ia sering melihat bapaknya marah-marah. Tidak jarang ia melihat bapaknya membanting piring atau gelas.

Andika pernah melihat ibunya mengiris-iris bawang sambil menangis, tatkala ia pulang sekolah. Namun, Hartini mengatakan dirinya tidak apa-apa.
"Orang kalau mengiris bawang merah ya seperti ini, Nak," aku Hartini.

Sebetulnya Andika tidak percaya pada pengakuan sang ibu, lantaran ia melihat pipi kanan ibunya memar. Tetapi, ia tak ingin mendesak ibunya dengan pertanyaan lain. Ia tidak ingin bertanya kenapa pipi ibunya berwarna merah.
"Memang kalau orang mengiris bawang bisa menangis, Kak?" tanya Andika yang saat itu masih duduk di kelas satu esde, kepada Miranda, "Kok ibu tadi menangis waktu mengirisi bawang merah."
Miranda mengangguk.
"Pipinya juga merah?" desak Andika.

Miranda diam. Ia bingung untuk menjelaskan peristiwa yang dilihatnya ketika adik-adiknya yang lain masih ada di sekolah. Waktu itu, Miranda pulang sekolah agak awal, sehingga ia menyaksikan sendiri sang bapak menampar orangtua perempuannya.
"Betul begitu, Kak?"
Miranda menggeleng.

"Bagaimana pun juga Papa tidak boleh lemah menghadapi Mama. Laki-laki tidak seharusnya seperti Papa," lanjut Gadis, sambil memasang tali sepatu, membuyarkan lamunan papanya.

"Kenapa Papa selalu mengalah sama Mama?" tanya Gadis.
Andika masih diam.
"Kenapa, Pa? Papa takut sama Mama?" desak Gadis.
Andika tetap bergeming.
"Kenapa selama ini Papa tak berani melawan?" ulang Gadis, mencecar papanya, "Papa di rumah ini pemimpin, Pa."
"Iya, papa tahu Nak."
Gadis diam. Andika diam. Hening sejenak.

"Kalau selama ini Papa mengalah bukan tidak ada maksudnya. Bukan Papa takut sama mama kamu. Tapi, Papa justru takut sesuatu terjadi padamu."
Gadis masih diam. Ia belum tahu arah pembicaraan orangtua laki-lakinya.
"Papa takut khilaf, Dis. Bisa saja Papa kalap jika mama kamu seperti itu, diajak ngomong baik-baik jawabannya selalu seperti itu. Nah, kalau emosi Papa tidak terkontrol, lalu papa berbuat sesuatu yang tidak seharusnya tidak dilakukan. Bagaimana?"

"Kalau tindakan itu harus diambil kenapa tidak dilakukan?" desak Gadis, "Yang penting niat Papa bukan untuk menyakiti. Melainkan untuk mendidik agar Mama punya sopan santun. Supaya Mama bisa menghargai Papa."

"Yang Papa khawatirkan...." Andika tak sanggup melanjutkan kalimatnya.
"Ya, sudah. Tak usah dibahas. Buat apa dibahas kalau memang Papa takut sama Mama," lanjut Andika setelah lama terdiam, "Tidak ada artinya kita bicarakan."

Gadis diam. Mahasiswa semester empat sebuah perguruan tinggi itu tidak habis pikir dengan alasan yang dikemukakan papanya. Namun, ia tak hendak berdebat dengan papanya. Sebab ia sedang bersiap-siap hendak berangkat ke kampus.

Namun ada kala pria tak berdaya
Tekuk lutut di kerling wanita

Terngiang lagi potongan lagu itu di telinga Gadis. Lagu yang sering didendangkan oleh Santi, sahabat Gadis ketika mereka masih sama-sama duduk di bangku SMU. Tanpa berkata apa-apa lagi anak pertama Andika itu keluar rumah. Berangkat kuliah. Menuju ke kampus. Meninggalkan sang papa yang tengah memikirkan perubahan sikap istrinya.
Namun, kali ini bukan hanya perubahan kelakuan istri yang dipikirkan Andika. Melainkan juga perubahan sikap anaknya sendiri.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Anzieb A. Azis Masyhuri A. Dahana A. Mustofa Bisri A. Muttaqin A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S Laksana Aan Frimadona Roza Aang Fatihul Islam Abd. Rahman Mawazi Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Kirno Tanda Abdul Wachid B.S. Abdurrahman Wahid Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Achmad Sunjayadi Adek Alwi Adhy Rical Adi Marsiela Adian Husaini Adin Adzka Haniina Al Barri AF. Tuasikal Afnan Malay AG. Alif Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan MN Agung Poku Agus Aris Munandar Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Subagyo Agus Salim Agus Sri Danardana Agus Sulton AH J Khuzaini Ahda Imran Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Naufel Ahmad Sahal Ahmad Syubbanuddin Alwy Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Alang Khoiruddin Alex R Nainggolan Alfred Tuname Ali Irwanto Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alvi Puspita Amandus Klau Amel Amien Kamil Anam Rahus Andaru Ratnasari Andong Buku #3 Angela Anggraini Lubis Anindita S Thayf Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Ari Pahala Hutabarat Arie MP Tamba Arif Bagus Prasetyo Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha AS Sumbawi Asarpin Asep Juanda Asep Salahudin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh Sabena Astrid Reza Atmakusumah Awalludin GD Mualif Awan Abdullah Ayi Jufridar Azyumardi Azra B Sugiharto Badrut Tamam Bagja Hidayat Bahrul Ulum A. Malik Bakdi Soemanto Balada Bambang kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Baskara T Wardaya SJ Bayu Agustari Adha Bayu Ambuari Beni Setia Benny Arnas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Berto Tukan BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Bonnie Triyana Brunel University London Budaya Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiarto Shambazy Buldanul Khuri Catatan Cecep Syamsul Hari Cerbung Cerpen Chairil Anwar Chamim Kohari Chandra Iswinarno Cover Buku D. Zawawi Imron Dadan Sutisna Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Damanhuri Damar Juniarto Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danang Probotanoyo Danarto Daniel Paranamesa Dareen Tatour Darju Prasetya Darma Putra Darwis Rifai Harahap Dayat Hidayat Dede Kurniawan Deepe Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dhewi Susanti Dian Hartati Diana AV Sasa Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Djunaedi Tjunti Agus Doan Widhiandono Doddy Hidayatullah Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donatus Nador Donny Anggoro Dr Junaidi Dr. Simuh Dwi Cipta Dwi Pranoto Dwi Wahyu Handayani Dwicipta Dyah Ratna Meta Novi Edeng Syamsul Ma’arif Eduard Tambunan Edy Firmansyah Edy Sartimin Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Hendri Saiful Ellyn Novellin Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Endhiq Anang P Endi Biaro Esai Eva Dwi Kurniawan Evan Ys Evi Idawati Evieta Fajar F Rahardi F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Fanani Rahman Fatah Yasin Noor Fatkhul Anas Fatmin Prihatin Malau Fauzan Al-Anzhari Fenny Aprilia Festival Gugur Gunung Fikri. MS Firdaus Muhammad Fransiskus Nesten Marbun ST Franz Kafka Free Hearty Furqon Abdi Gde Artawan Gerakan Literasi Nasional Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Noy H. Rosihan Anwar Hadi Napster Halim HD Hamdy Salad Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Haris del Hakim Haris Firdaus Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Junus Hasanudin Abdurakhman Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hastho Suprapto Hawe Setiawan Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendra Makmur Hendra Sugiantoro Hendriyo Widi Henry H Loupias Heri CS Heri Latief Herman Hasyim Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Lamongan Hesma Eryani Hikmat Gumelar Hilyatul Auliya Hudan Hidayat Hujuala Rika Ayu Humam S Chudori I Nyoman Suaka I Nyoman Tingkat IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Idha Saraswati Idris Pasaribu Igk Tribana Ignas Kleden Ilham Khoiri Ilham Q. Moehiddin Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian koto Inggit Putria Marga Irman Syah Isbedy Stiawan ZS Ismi Wahid Istiqomatul Hayati Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Komindo Iwan Kurniawan J. Sumardianta Jamrin Abubakar Janual Aidi Javed Paul Syatha Jejak Laskar Hisbullah Jombang Jenny Ang Jihan Fauziah Jimmy Maruli Alfian Joko Sandur Joni Ariadinata Joni Lis Efendi Jual Buku Paket Hemat Jusuf A.N Kalis Mardi Asih Karkono Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Katrin Bandel Kenedi Nurhan Khawas Auskarni Khoirur Rizal Umami Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kusno Kuswaidi Syafi’ie L.N. Idayanie Laksmi Pamuntja Lan Fang Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lies Susilowati Lily Yulianti Farid Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto LP3M Universitas Jember Lukman Asya Lutfi Mardiansyah M Arman AZ M Hari Atmoko M. Dhani Suheri M. Faizi M. Haninul Fuad M. Ikhsan M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S. M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Yoesoef M.D. Atmaja Mahmoud Darwish Mahmud Jauhari Ali Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Hartiningsih Marlin Bato Martin Aleida Marwanto Maryati Mas Ruscitadewi Mashuri Maya Azeezah Media: Crayon on Paper Melani Budianta Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Menggalang Dana Amal Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Mestika Zed Michael Gunadi Widjaja Michael Ondaatje Mihar Harahap Mikhael Dua Mila Novita Misbahus Surur Misranto Moch. Faisol Moh. Asy'ari Muthhar Muh Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Farhand Muzakki Muhammad Ghufron Muhammad Hidayat Muhammad Marzuki Muhammad Muhibbuddin Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammad Yulius Muhammadun A.S. Muhibin AM Muhidin M Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Mursai Esten Musa Ismail Musfi Efrizal Muslim Kasim Musyafak N Teguh Prasetyo N. Mursidi N. Syamsuddin CH. Haesy Nanang Fahrudin Nanang Suryadi Naskah Monolog Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nelson Alwi Nirwan Ahmad Arsuka Nissa Rengganis Noor H. Dee Noval Jubbek Novel Novelet Novianti Setuningsih Nu’man ’Zeus’ Anggara Nunung Nurdiah Nunuy Nurhayati Nur Ahmad Salman H Nur Cholish Zaein Nur Faizah Nur Hidayati Nuraz Aji Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nuriel Imamah Nurul Anam Nuryana Asmaudi SA Ode Barta Ananda Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pameran Lukisan Pamusuk Eneste Pandu Radea Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Priyambodo RH Prosa Pudyo Saptono Puisi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Dachroni R. Timur Budi Raja Rachmat H Cahyono Radhar Panca Dahana Rahmi Hattani Rainer Maria Rilke Rakai Rakhmat Giryadi Rama Prabu Ramadhan Batubara Rambuana Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Restoe Prawironegoro Ibrahim Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Rida Wahyuningrum Ridwan Munawwar Rilla Nugraheni Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rosdiansyah Rosidi Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rz. Subagyo S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Saripuddin Lubis Sastra Pemberontak SastraNESIA Sastri Bakry Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seni Rupa Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Si Burung Merak Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Sitor Situmorang Siwi Dwi Saputro Sjaiful Masri Sjifa Amori SLG STKIP PGRI Ponorogo Soeharto Sofian Dwi Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Sri Fitri Ana Sri Wintala Achmad St Sularto Suci Ayu Latifah Sudarmoko Sugeng Satya Dharma Sujiwo Tejo Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Suseno Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutirman Eka Ardhana Suwandi Adisuroso Suyadi San Switzy Sabandar Syah A. Lathief Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syifa Aulia Sylvianita Widyawati Tamrin Bey Tan Malaka TanahmeraH ArtSpace Taofik Hidayat Taufik Alwie Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh LR Teguh Pamungkas Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Th. Sumartana Theresia Purbandini Timur Sinar Suprabana Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Tosa Poetra Toto Gutomo Tri Wahono Triyanto triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Ulfatin Ch Ulil Abshar-Abdalla Umar Fauzi Ballah Universitas Indonesia Universitas Jember Utami Widowati Veven Sp. Wardhana W Haryanto W.S. Rendra Wandi Barboy Silaban Wanitaku-wanitaku Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Wayan Supartha Wendi Wildan Nugraha Wishnubroto Widarso Wong Wing King Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanto le Honzo Yasraf Amir Piliang Yeni Mulyani Yesi Devisa Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yuli Akhmada Yulia Sapthiani Yuliarsa Yunanto Sutyastomo Yusri Fajar Yusrizal KW Yuval Noah Harari Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zen Hae